webnovel

Rumah Angker by Julia panjul

Tidak ada yang bisa menolak takdir , Aryo lelaki 17 tahun yang mengalami pahit nya seorang pelajar mesti putus sekolah ,karena suatu nasib yang membawanya ke dua alam yang berbeda , pertemuan aryo dengan misteri membuat menjadi orang besar yang akan membawa gerbang kehidupan yang baru , meski semua tak ada yang gratis, Tuhan membuatnya dilema soal nasib hidup nya , kehilangan seperti angka mati dari sebuah kehidupan yang tak dapat di tolak nya sebuah cerita misteri yang mengajarkan banyak hal , terutama tentang keimanan dan ke harmosnisan sebuah hubungan antar sodara , saling manjaga satu sama lain membuat Aryo bertahan hidup sampai akhirnya Aryo menentukan sendiri atas nasib yang telah di buat nya selama ini ...

Julia_Panjul · Horror
Not enough ratings
6 Chs

Rumah Angker itu

aku melihat dari kejauhan ada seorang gadis seusia ku, dengan tinggi yang sama kurang lebih , melintasi masuk ke arah rumah megah itu. aku terkejut dibuatnya

ingin sekali aku mengatakan pada para lelaki yg ada di sebelah ku , tapi melihat mereka sedang berbicara aku hanya diam saja .

fikiran ku masih fokus ke desa , dimana ibu ku tinggal , gadis yang yg kulihat melintas tadi mungkin hanya ilusi ku atau .. ahhh .. entahlah

selentingan kabar dari cerita pak yono dan pak tri pada kondektur truk , aku mendengar bahwa majikan nya pindah karena tak kuat selalu terus di gangu dengan penghuni rumah megah yg baru saja kami tingali tadi .

" ah .. apa iya di jaman yang mulai canggih ini masih ada yang namanya hantu penghuni rumah , bukankah tuhan menciptakan beda alam , jadi mana mungkin bisa setiap waktu kita melihatnya , bukankah yang punya indra ke 6 saja yang bisa merasakan itu , dan saat aku di sana tak merasakan hawa mistik apapun ," diamku sejenak " hemm tapi gadis tadi ... "

bertanya memang ada dalam fikiran ku tapi , aku memang tak terlalu mendengar apa yang mereka bicarakan

mungkin karena kondisiku pun mulai terasa lelah di perjalanan yg cukup panjang .

saat tiba , dirumah mbo tuti , semua barang diturunkan , mungkin para pekerja yang lainya menginap juga di rumah mbo tuti, aku tak terlalu tau betul kenapa barang barang di taruh nya rumah mbo tuti , dan setelah itu supir truk melanjutkan perjalanan , aku di antara nya ke desa langon seperti tujuan utamaku ..

tiba di desa langon , supir truk meningalkan ku di perepatan jalan , aku nyaris dekat dengan alamat tujuan ku dan apa yang terjadi seolah waktu belum memberi kesempatan bertemu ibu ,

aku menemukan toko furniture bude , aku pikir toko yng di maksud toko furniture itu besar seperti yang dijalan-jalan , ternyata itu adalah sekedar toko kecil yang menjual kerajinan tangan khas jogja .

tibanya aku disana aku bertemu dengan bude ku yang bernama bude parmi , bude terkejut melihat ku , ya ... karena sebelum nya kami tak pernah bertemu , bude tak menyangka aku bisa tiba di hadapan bude nya , singkat cerita ,

aku sudah berada dalam rumah bude yg tak terlalu besar , bude menceritakan  ternyata ibu ku telah kawin lagi bersama turis asing yang pernah datang ke toko manik-manik bude untuk membeli suvenir ke negaranya .

aku tak trllu banyak tanya , hancur sekali hatiku saat mendengar ibu sudah menikah lagi , dan ibu telah di karuniai seorang putri yg baru berusia 6bulan,bude parmi memberikan aku foto perkawinan dan foto keluarga ibu serta putrinya bernama clara yang kini tingal di singapur.

ahh. ibu .. tega sekali foto-foto mu terlihat bahgia dan berkecukupan , sementara kami terlebih dina .. ohh ibu seandainya kau tau keadaan kami .

Sementara .... ( puisi ku tentang sesal)

" riuh rindu di serbang desa ,

tumbuh menjadi sesal ,

asa yang dulu ku simpan rapih

kini hanyut tak tersisa

ingin teriak pulang

kembalikan sosok yang dulu ku nanti

waktu mengabarkan banyak hal

bahwa semua sama ,

begitu pun kau si wanita penyimpan darah daging yang sama merah nya

kini rayuan para waktu tak membujuk ku untuk terus bertemu ,

merajuk asa sudah tak ada

yang ku tau bahwa semua hanya sementara begitupun rasa yang kini lebur menjadi lara .

aku tak ingin berlama di rumah bude parmi , aku bergegas ingin pulang saja segera memeluk kedua adik ku, tak kuasa sekali menerima keadaan , harapan seorang anak yang jauh dari solo ke jogja sampai menyaksikan pemakaman ayahnya seorang diri

sakit bu .. sakit sekali ... dosa apa yang akan aku terima jika aku benar-benar membenci ibu kandung ku sendiri ..

air mata terus berderai ...

bude parmi melarang ku pulang karena sudah malam, ya terpaksa aku menginap di rumah nya , aku juga tak banyak bicara atau bercerita soal kematian ayah , saat itu aku hanya berfikir ..

" baik bu , kami tak pernah meninggalkan mu apa lagi melupakan mu , tapi setelah hari ini , aku bersumpah tak akan ku ijinkan adik-adik ku mengingat dirimu atau bertemu dengan mu lagi , aku kecewa . " lirihku berbisik

dan ... 06:30 setelah shalat subu bude menyediakan secangkir teh hangat dan beberapa gorengan hangat di atas meja teras depan rumah , sungguh luar biasa pemandangan pagi hari di desa langon ini , sejuk dan sangat kekeluargaan , tiba lah rinduku pada ayah yang setiap pagi sibuk melihat kami saling bantu merapihkan Dina n menyiapkan makan seadanya Ardan yang pergi sekolah aku yang bergegas ingin mencari uang , lalu Dina sibuk dengan rambut panjangnya yang selalu di sisir ayah di atas bangku nya hanya tu aktftas yg bisa ayah lakukan , walaupun tanpa ibu kami selalu bersama dan rindu masa dimana saling menjaga , seketika pekat sekali suara ibu dalam ingatan lalu buyar dengan bayangan pemakaman ayah , sungguh terenyuh hati teriris peri merintih

tak ingin berlama berkahaya tentang masa lalu, aku pamit pulang , bude pun bertanya dimana aku tingal , adik ku ayahku ,tapi aku bungkam soal itu semua , aku tak ingin meninggal kan jejak untuk ibu .. entah rasa marah tau sesal yang jelas saat ini hanya pelukan Dina yang ku mau , si cantik kebanggan ayah yang selalu mandiri dan tangguh melawan waktu dimasa kecilnya . Dina mas Aryo sungguh menyayangimu

pagi ini lancar perjalanan , aku melintasi lagi rumah megah itu, terlalu fikir ku, jika saat pagi terlihat jelas begitu menawan nya rumah itu ,  entah fikiran dari mana narasi ku berkata

  " ardan , dina jika aku sucsess nanti akan ku buat kan kalian rumah semegah itu ."

senyum seketika di bibir ku , walau beberapa air mata membasahi pipi menemaniku di perjalanan pulang .

ya Tuhan .. mungkin ini nasib dan takdir ku , harus kah aku menerima ini , saat tiba di rumah sewa ku pun , aku masih dihadapkan berita yang mengejutkan kan .

aku melihat rumah sewa ku sudah rata dengan tanah , dan beberapa rumah lainya juga , ternyata smlm terjadi kebakaran yang berawal dari rumah yang ku sewa , saat malam Dina lapar lalu Ardan membuatkan mie untuk dina , nasib malang pada kedua adik ku ardan lupa mematikan kompor , hingga tertidur dan api memakan beberapa rumah terdekat , yaaa Tuhan ... cobaan apa ini

aku sibuk mencari kedua adik ku saat tiba disana , lalu aku di kejutkan hujan hujatan dari para warga , dan dari kejauhan aku mendengar suara adikku

" maaaaass aryoo " suara dina berteriak

" dina , dimana ardan " tanya ku langung memeluk dina

dina menunjuk ardan yang sedang berjalan terbata-bata karena kakinya sudah berlumur obat merah dan minyak herbal bantuan dari warga .

Bu sri masih dengan balutan perban di beberapa tubuh nya , pak karyo dengan suara lantang nya

" ehh anak setan ,wedusss gembel kau aryo , minggat kau angkat kaki dari sini, seenaknya kau keluyuran meningalkn adik mu, beruntung istri ku masih hidup jika mati , maka kau yg akan ku habisi, pergi sana pergi tinggalkan tempat ini "

bu sri yang tanpa daya hanya menangis saja .. dan para warga bebepa ada yg sepakat dengan pak karyo untuk mengusir ku .

aku tak punya pilihan , akhirnya aku pun pergi meningalkan kota pusat di jogja tempat ku menyewa rumah .

"aryo .. tunggu nak .aryoo ." Suara bu sri teriak memangil ku tak ku hiraukan

pak karyo mehandang istrinya untuk mendekati ku, dina pun merasa berat hati jika berpisah dari bu sri krena sosok seorang ibu yang mungkin dina rindukan , dia temukan dalam diri bu sri yang baik hati.

kami terus berjalan dan ardan bertanya

"mas , bagaimana semalam ketemu " ardan bertanya penuh harap

"Sebaik nya kita tak usah memikir kan ibu , sekarang kita perlu tempat tingal tapi bagaimana dan, aku sudah tak memiliki uang " saut ku mengalihkan pertanyaan ardan

kami hanya mengantongi 100 ribu saat itu , dan kami berhenti di satu warung kopi , memesan makanan mie instan untuk dina juga ardan .

aku meningalkan dina dan ardan yg sedang menyantap lahap makanannya , aku menyebrangi jalan dan mensucikan tubuh ku, berwudhu utk segera shalat dzuhur di masjid sebrang jalan

aku memohon ampun , dan kekuatan untuk bisa terus melanjut kan hidup ku yang entah akan seperti apa lagi setelah ini , dengan uang hanya 100 rb saja .. air mata ku di atas sejadha tak tertahan kan lagi .

saat selsai ardan menungu ku diluar warung kopi ardan menanya kan soal ibu tak dihadapan dina , aku masih berusha diam tapi memang aku tak bisa berlama-lama menyembunyikan ini seorang diri saja..

" mas jangan tutupi apapun mas dimana ibu , apa ibu sudah tiada .. mas bawa aku ke bude mas jawab mass.. " pertanyaan ardan semangkin mendesak ku

ardan mengartikan diam ku adalah ketiadaan ibu didunia ardan berfikir ibu tak membrikan uang dan kabar lg selama setahun karna ibu telah tiada ,

aku tak kuasa memberithukan nya .. dan aku menyerah aku mencoba memberi tahu ardan hanya ..

" tidak ibu baik-baik aja tapi ibu .. " gugup ku untuk menjelaskan

" mass katakan , mas hayo katakan ibu sakit , ibu struk , ibu kenapa mas .. " ardan terus mendesak

ardan tak tahan melihat ku hanya diam dan meneteskan air mata , ardan merogoh kantongku dan mengambil alamat bude  lalu ardan berlari saja tanpa memikirkan aku dan dina yg masih di warung kopi itu ..

aku tak bisa membiarkan ini terjadi , aku pun segera mengendong dina dan mengikuti ardan .

"baiklah okee baik .. jika kau ingin benar-benar bertmu ibu atau kau ingin mngetahui ibu mu mari ikut aku , " aku tak sampai hati membicarakan ini , bicara ku lantang pada ardan walau dengan berat hati

aku terpaksa mengajak  kedua adik ku kerumah bude lagi , dengan harapan bude mungkin mau membantu kami dengan kondisi kami yg begini , aku nyaris menyerah ya Tuhann bantu dan kuatkan aku ..

3 jam perjalanan yang dengan menumpang truk seperti yg ku lakukan , lagi-lagi aku melewati rumah megah itu , kita duduk bersampingan dengan supir truk kerena memang tak ada kondekturnya. dina duduk ditengah , saat melintas depan rumah megah itu

tiba-tiba dina mengigil kesakitan kita semua yang di dalam truk kebingungan ,

" dina .. dina kau kenapa sayang dina .. "  kecemasanku meranjak

" astafirullah mas , mata dina merah " suara ardan menunjuk ke arah dina

aku tak bisa berbuat banyak selain membacakan ayat-ayat quran dan ayat kursi sayadat dan surat-surat pendek yang lainya .. tak berselang lama dina tersenyum tenang dan minta minum , saat dina minum dina tiba-tiba menengok ke jendela dan melambai kan tangan seperti sedang dada pada orang lain saja .. diana melakukan itu dengan senang terlihat dari wajahnya yang merona

kami semua tertegun dibuatnya

"dina kau sedang apa ,kau baik-baik aja " tanya ku

" dina jangan mulai lagi kau" suara ardan mulai kesal melihat dina yang membingung kan

dina hanya mngeleng-geleng pala saja

sesampainya kami di rumah bude parmi, tiba2 bude dikejutkan lagi dengan kedatangan ku dan adik- adik ku

" aryo .. ini adik2 mu " tanya bude parmi

"iya bude. " sahutku pelan

" mana ibu " tanya Ardan dengan cepat

bude parmi menengok kearah aryoku

" kau blm menceritakan aryo ?"

aku hanya bisa diam saja

" mas ada apa?" tanya Ardan dengan nada sedikit marah

" masuk lah lek ... " ajak bude dengan mata berkaca-kaca

saat di dalam rumah bude parmi ,ardan hisetris dan lari tak percaya apa yang baru didengarnya , dengan kaki yang terpatah patah , langkahnya

" tidakk .. aku tidak akan mngenal ibu lagi tidkkkk ... ." begitu jerit ardan

dengan masih mngendong dina , aku segera pamit lagi dan mngejar ardan adik ku

bude parmi berusaha menahan kami tapi dengan keterbatasan usia nya yang cukup sepuh , bude hanya bisa berteriak depan gerbang rumahnya saja . itu pun tak kami hiraukan

" ardan , ardan hei ... tunggu ." teriakku

ardan masih berlari , tapi saat dina teriak

" mass ardaann dinaa cape maaasss ."

ardan terhenti .dan mnunggu ku dan dina mnghampirnya ..

" aku tak percaya ini mas " gumam Ardan dengan air mata dan kekecewaannya

" sudah lah ardan , mungkin ini nasib kita , ...kita hanya akan terus melanjutkan amant ayah , agar tak berpisah apapun yang terjadi . " jelas ku menenangkan

" lalu kita mau mau kemana mas " tanya Ardan dengan cemas

" itu ada truk lewat , mari ardan cepat kita harus menumpang sampai pusat kota " anakku sembari mengendong Dina

kami mulai menaiki truk dan truk mulai melaju , tiba- tiba setengah perjalanan truk terhenti , terjadi pecah ban di jalan .

ahhh .. ini seperti sudah di gariskan oleh Tuhan .. aku lagi lagi berada tepat di sisi jalan arah rumah megah itu ..

kami mnungu bantuan agar ada yang lewat , jalanan desa turah memang lah terbilang sepi tak lama kemudian.

ada satu yang berkendar motor melintas , supir truk sayuran yang kami tumpangi , terpaksa meningalkan truk nya disisi jalan bersama kami , untuk pergi ke pengolan jalan meminta bantuan pada tmanya .. kami tak bisa berbuat banyak selain hanya mnunggu , .. saat sudah 3 jam berlalu .. entahlah waktu mnyeret kita ke rumah megah itu .

tiba- tiba dina yang berlari ke arah rumah itu tak kendali , tak bisa kami cegah , seperti ada kekuatan lain yang nyeret dina ke sana ..

ardan dan aku mngejarnya

" dinaaa .. dinaaaaa .. tunggu mas dina jgannnn dinaaa.... " teriak ku

" dinaaaaaa .. heii dina mari kembali lah din.. dinaaaa.. " Ardan ikut teriak ke arah adik kecil kita yang cantik n mungil .

dina tak hiraukan kita , dia hanya terus berlari .. tiba-tiba hujan lebat menguyur desa turah, angin jd semngkin kuat saja , ardan mulai kesakitan dengn luka bakar di kaki nya , aku tak punya pilihan , akhirnya kami masuk ke rumah megah itu , gerbang tinggi nya tak terkunci seolah sudah disediakan untuk kedatangan kami ..

dina masuk tanpa rasa takut , entahlah aku memang banyak kecemasan .

' hei dina .. nanti di marahi yang punya rumah .. kemari .." bisik Ardan pada dina

" rumah ini kosong dan" sautku

" dari mana kau tau ? , rumah sebegini megah dan bersihnya? , gila ini rumah pasti pemiliknya kaya raya mas ! " tanya Ardan dengan mata yang tercengga melihat ke sekeliling atap depan rumah megah itu.

aku tak berani menjelaskn apapun , aku hanya butuh berteduh hingga langit cerah n hujan terhenti .. kami memang tak masuk ke dalam rumah kami hanya berdiam di depan teras yang berlantai marmer itu, sunguh luarnya saja luar biasa apa lagi dalamnya fikirku.

dina hanya senyum-senyum saat duduk dengan kami didepan rumah .

aku tak tau apa yang terjadi tiba-tiba, pagi sudah mnyapa kita , saat berteduh se malaman tak ada kejadian aneh yg kita temui tiba-tiba kami di bangunkan oleh sepasang suami istri

yaa .. pemilik rumah megah itu bernama ,nyonya sinta dan pak burhan suaminya serta dua pngawal entah siapa lah itu

" nak ... nakk . bgun nakk " tegur seorang wanita dewasa yang tinggi berusia sekita 35 tahun , masih terbilang muda, cantik dan bersih ,terlihat kulit nya yang terawat seperti para bintang di tv2 saja .

" maaf nyonya .. kami hanya berteduh saja , kami akan segera pergi , ayo Dina Ardan " saut ku takut , dan malu pada pemilik rumah

" tunggu .. sejak kapan kalian disini " tanya wanita dewasa yang cantik itu

" kemarin sore nyonya . kami pun tak sadar mungkin karena terlalu lelah , akhirnya kami ketiduran " jelas ku saat itu

pak burhan dan istrinya nyonya sinta hanya saling bertatap sajaa.

" mari masuk nak .." ajak wanita itu

kami pun turut mengikutinya .

" kalian pasti lapar kebetulan saya baru saja masak , mari kita makan malam bersma ya " ajak wanita tu dengan baik n nada suara mengayun lembut.

sungguh tak ku sangka dalam nya bak surga dunia saja .. lampu- lampu bergelantung tak ada yang mngunakan neon biasa , semua nyaris terbuat dari cristal , yang cahayanya terang sekali , ardan dan dina tak bs menyembunyikan wajah kekagumanya .. luar biasa indah sekali .

meja makan yang begitu panjang entahlah ini mungkin cukup utk satu warga desa spertinya , dan sofa yang bersih nan besar juga berwarna menarik mata

karpet bulu, tv yang kulihat , ini pertama kalinya aku melihat layar lebar dalam rumah sungguh besar sekali .. disisi meja makan terdapat tangga yang aduhai megahnya , lici dan mngilapnya,wallpaper 3 dimensi yang tak bisa aku tuliskan lagi , aku sungguh- sunguh melihat surga dalam rumah..

melihat aku yang tercengga pak burhan mengkagetkan

" oh iya kami belum mengenal nama kalian , kalo boleh tau siapa kalian dari mana sampai bisa berteduh depan rumah kami? " tanya lelaki dewasa berusia sekita 45 Thun , bertubuh tinggi besar ,berpakaian rapih seperti para bos2 yang memilik uang tak ternilai .

"aku Aryo , ini Ardan adik kedua ku dan yg ini Dina adik kami yang paling kecil " jawab ku memperkenalkan adik-adik ku

" saya Burhan , dan ini istri saya Sinta " jawabnya dengan senyum

" oh ya kamu menyukai rumah ini nak ?" tanya pak Burhan dengan canda ke arah Dina dan Ardan yang masih melangak Longo melihat sekeliling rumah megah nya .

" yaa sangat pak , ehh maaf pak maksud ku siapa yang tak mnyukai surga sperti ini " jawab Ardan terlihat malu

" aryo , ardan dina mari kita makan " sambar nyonya Sinta sembari meletakan beberapa piring makanan dari tangannya

saat kita sudah di meja makan terdengar suara gaduh dari atas lantai dua entah apa itu hanya aku saja yg mndengar tapi nyonya burhan dan suami serta ke dua adikku masih asik dengan santapannya , mereka terlihat tenang ,tanpa terkagetkan suara gaduh diatas . sesekali pak burhan melirik istrinya

" maaf nyonya kami , sudah merepotkan " tegas ku dengan rasa malu

" ah tak apa kami sudah lama tak melihat anak kecil ya kan pah " jawab nyonya Sinta memegang tangan suaminya

pak burhan hanya senyum saja

" wah nyonya butuh wkt yang lama ya untuk memindahkan barang-barang ini " tanya Ardan

" loch km tau aryo kalau kami ingin pindah rumah? " saut nyonya Sinta

" kebetulan kemarin malam saya menumpang truk yang mngangkut para pembantu nyonya dan beberapa koper serta barang ringan lainya . " jawab sambar ku menjelaskan

" yaa kami ingin pindah aryo , kami tak tahan disini karena "

pak burhan memotongnya

" kerena kita ingin membuka bisnis baru di luar negri nak " jawab pak Burhan

" ouh ya bgmn kau bs smpai sini " tanya cepat pak Burhan seolah mengalihkan

tiba-tiba ardan menceritakan hidup kami denga gamblangnya tanpa ragu dan malu .

" kami turut prihatin , aryo kami kesini hanya mengambil beberapa berkas kerja aja , nak kalo kau suka kau bisa menempati tempat ini dengan adik-adik mu , sampai rumah ini terjual , kami sudah memasang plang rumah dijual didepan gerbang , disini sudah tak ada yg menempati , kami pun tak mungkin membwa semuanya ke luar negri , kami berencana mnjual berserta isi nya ." jelas pak Burhan .

dina tanpa ragu turun dari kursi makanya dan memeluk nyonya burhan

" ibu ... trimksh kasih kau ibu ku kan " olok Dina pada nyonya sinta

sontak meliht dina aku segera mnghampirinya

" dina .. maaf nyonya sejak kepergian ibu dina memang masih terlaluu kcil dan dina sllu merinukan ibu ." jelasku

" ahh tak apa aryo kami pun punya anak permpuan kini di belanda melanjutkan s2 nya .." pernyataan nyonya Sinta pada ku

" hemm ... ( sembari berfikir dengan nafas pendeknya ) ... aryo . bagaimana saya percayaan kamu untuk menjaga rumah ini , dan ini kuncinya , akan ada yang datang tiap bulan untuk membri kalian uang sekedar utk membeli sabun makanan atau yang lainya , klo kau tidak kebratan anggap saja kau kerja pada kami , akan kami gaji tiap bulanya , kami tak ingin rumah ini kotor dan rusak kami ingin tetap ada yang menjaganya . bagaimana Aryo? . " tawaran pak Burhan pada ku .

" apa bapak yakin " tanya ku bingung

" yaa dengan senang hati " jawabnya pak Burhan dengan tenang .

tak pikir panjang hanya senang saja dibenak ku , karena mendapat tumpangan gratis dibayar pula , hanya menempati n merawat rumah mewah tak terbayangkan sebelumnya .. meski kami hrus siap2 pergi jika sudah ada yang membelinya ..

melihat Ardan n Dina yang bahagia menempati rumah tersebut , aku tak kuasa menolak , jika menolak pun aku masih kebingungan mau tinggal dan kemana lagi setelah ini .

tawarn pun aku terima , dan tak lama pak burhan dan istri serta ajudanya pamit pergi meranjak , dan tingalah kami di dalam rumah megah yang hanya bertiga ..

tak lama siang datang tiba-tiba kami dikejutkan oleh bunyi jam yang begitu besarnya dan memanjang , ketika kami menghmpir bunyi trsbut , yaa hanya sebuah jam yg menandakan jam 12.

aku mulai tak karuan sebenarnya , tapi melihat dina dan ardan asik diruang tv tertawa bercanda aku tak kuasa memberitahulan kegelisahanku .. aku hanya bergegas pergi kekamar yang luar bisa luasnya.

untuk melakukan shalat dzuhur , saat memasuki kamar aku terkejut melihat sajadah sudah memebtang di sisi spring bed yang bgtu mewahnya , aku tak berfikir banyak hanya langsung menunaikan kewajibanku , sebagai muslim.

saat roka'at pertama ,

Allah'hu Akbar .. tiba- tiba seperti ada sedang yang merapihkan kamar bahkan sesekali ku melirik bantal di kasur bergesaran , sholatku tak khusyu , tapi aku tetap melanjutkan rakat yang berikutnya .. saat rakat trakhir untuk mngucap salam , tiba-tiba pintu terbanting begtu hebatnya ..

aku begitu terkejut dan mulai cemaskan adik-adik ku , ketika ku melihatnya ke ruang tv ternyta mereka sedang tertidur pulas , aku segera kedapur , saat ku buka kulkas luar biasa spertinya tak mungkin nyonya santa meningalkan isi kulkas yang begitu padat dengan makanan-makanan sehat dan begitu banyak nya, ahh tapi aku masih tak ingin berfikir terlalu jauh ,

malam datang , aku tak bisa tidur memikirkan apa yang terjadi dengan hidupku begitu cepat sekali , tak lama dina terdegar sedang bicara dengan seseorg .. saat ku liat sampingku dina memang sudah tak ada hanya ardan yang tertidur . aku mencari tapi apa yang ku liat , rumah saat pagi yang begitu mewahnya berubah seketika menjadi bagunan tua yang rapuh dan kotor ..

ya Tuhan ada apa ini ...fikirku berkecambuk.

" dinaaa ... dinaaaa ... dinaaa dimana kau dina tiba-tiba lampu semua padam dan menjadi gelap , ardan ketakutan dan teriak-teriak , tak terdengar lagi suara dina .

" ardan bagun ardan ...' ajakku tergesa-gesa

dan ardan menunjuk ke arah belakang ku

  " masss .. mas aryoo dina mas dina .. diiinaaaaa ..

dina maaass ..

" apa dina mana tak ada aapapun ardan " ketakutan ku mulai beradu

Ardan menarik ke luar kamar dengan cepat

dan kami menemuan dina sedang duduk di meja makan dengan bercakap sendirian

" .. lalu kami bisa apa .. bagaiman bisa mas aryo .. ? kau siapa " begitu suara Dina berseru di atas meja makan

" dinaaa.." tanya ku menghampir dengan ragu n ketakutan .

" mass dia buruk skali wajahnya siapa dia mas? " tanya Dina menunjuk ke arah depan bangku nya

" mana dina tak ada siapapun " jawabku semngkin cemas

" dina jangan berulah lg " saut Ardan sedikit kesal beradu ketakuan

dina menunjuk ke arah meja makan

" mass itu mass itu .. dia menyukaimu mas dia menyukaimu " suara Dina tak henti berkata

" dina cukup dina " bentakku pada Dina

suasana mencekam sekali malam itu , padahal kami baru saja semlaman disana

aku tak banyak bicara walaau dengan ketakutan , aku ttp melantunkan ayat-ayat allah, shalawat dan zikir serta ayat kursi yang telah ku pelajari dipengajian saat ku di Sola , dan sedikit lantunan ayat kursi yang kerap di pesankan dr mndiang ayah agar tak pernah luput mengingat yang kuasa .

" mas .. bau apa ini mas " tanya Ardan

kami tak mencari dari mana asal bau itu , tapi kami berkumpul di ruang tv dan menyeruhkan shalaawat dan zikir allah saja .. kami pasrah malaam itu , kami tak bisa berbuat bannyak seakan malam lambat sekali , suara-suara dan bayang-bayangan hitam kami melihat secara bergantian .

" yallah maass , mass liaht mass di kepala mu mass " teriak Ardan sembari menunjuk kepala ku

aku seakan mati di rumah megah ini , hanya ayat quran yang aku ingat saja , yang aku lantunkan dan zikir2 pendek lainya ..

" allah HuAkabar mass .. masss lihat maass kepalla mu mass " Ardan terus menunjuk kepalaku tak kuhiraukan

" mass kucing itu mas ? besar sekali mass, mass dia ... mas aryo dia ingin mencekam mu mas hayo mas lari mas lariiii mass lari." saut Ardan dan Dina bergantian

aku tak menghiraukan suara dina n ardan semangkin keras aku mengaji dan zikir ...

  Laa'illahaillaulah .. Alllah huakbar .

Bismillahirrahmanirrahim...

allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa'u 'indahū illā bi`iżnih, ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min 'ilmihī illā bimā syā`, wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm (ayat kursi )

saat dina dan ardan mulai histeris menjerit dan menangis dengan apa yang mereka lihat seketika aku membentaknya .

" ardan dina dengarkan mas .kita tak bisa berbuat banyak , biarkan kalo semua makhluk ingin membunuh kita saat ini , tolong teriakan sekuat mungkin allah huakbar bantu mas , jgn meliht kemana-mana ,lihat mas atau pejamkan mata kalian , serukan ayat-ayat Qur'an ,. " bentak ku pada kedua adikku

ardan dan dina pun menurutiku , kami bertiga pasrah malam itu , kami berteriak nama allah sekuat tenanga n sekencang mungkin , suasan semangkin mencekam , lampu tak jua terang , tak terasa sudah pukul 05:00 wib .. azan terdengar dari kejauhan , bersyukur masih terdengar azan berkumandang fikirku meski jaraknya masih di ujung perbatasan desa ..

ruangan masih gelap gulita aku menuntun kedua adik ku kekamar mandi , kami berwudhu mungkin tak smpurna wudhu nya karena terburu - buru sekan dikejar ketakutan malam ..

kami sholat berjama'ah ..

Allahhuakbar ..

tiba-tiba lampu hias disisi tempat tidur kamar meledak begtu saja , kami tak hiraukan meski ardan muali gelisah ..

sampai rokhat akhir kami mengucap salam , kami tak bergegas bagun , kami terus saja berziikir dina memluku erat , begitu pun ardan sampai pagi tiba mereka tertidur  dipangkuanku ..

saat hendak keluar kamar , aku ragu dengan apa yang ku lihat semalam , ruangan tua yang kotor dan berbau busuk ternyata

aku kembalu melihat rumah yang megah ,

tapi kali ini berbeda semua barang-barang sudah di selimuti kain-kain putih ..

sepanjang langkahku ke arah dapur untuk menyiapkan makanan , zikir terus aku lantunkan .

tak lama aku mndengar dina tertawa terbahak

aku segera menemuinya

yaa dina dan ardan sedang menonton tv  diruang tengah ,mereka sudah terbagun ..

" kalian sudah bagun , kenapa cepat sekali? kalian kan baru tertidur setelah shlat subuh tadi?" tanya ku heran

" mas tak ku sangka kita akan menikmati hidup seperti ini ! sungguh aku nyaris melupakan ibu mas " pernyataan Ardan seolah lupa kejadian semalam

aku bnenar-benar heran dina dan ardan seperti tak ingat kejadian malam yang kelam itu .. saat sedang menyiapkan makanan di depan tv

" ardan kita harus segera pergi dari sini " tegas ku setengah berbisik pada ardan

" yang benar saja mas , kita sudah diberikan amanat kan oleh pak burhan

bahkan kau sndiri semalsm yang bicara pada nyonya sinta untuk menjaga rumah ini smpai terjual ." pernyataan Ardan dengan santai sembari mengambil beberapa makanan di atas meja

" apa semalam" saut ku heran

" iya mass jangan pindah yaa dina suka disini dina nyenyak sekali bobo nya , kamarnya sejuk " suara Dina merengek membujuk ke arah ku

aku masih tak habis pikir entah apa yang terjadi samalam adalah mimpiku saja ? atau .....

" ardan kau tak ingat apapun semalam ?" tanya ku

" ingat " jwb Ardan dengan santai

" apa .. apa yang kamu ingat " sahut ku dengan cepat

" kau marah-marah gara- gara dina loncat-loncat di atas kasur dan aku bermain di kamar bersama dina sampai kau lelah merapihkan kembali mas " Ardan menjelaskan dengan senyum nya

lalu dina dan ardan tertawa

hahahah

hahahahah

suara tawa Ardan dan Dina terdengar lepas dan riang .

" maaf ya mas aryo .. dina ga nakal lg tapi janji jangan bawa kami pergi daru sini yaaa... " Dina kembali merengek pada ku

ah ini gila fikirku tak mungkin mimpi , bahkan saat memindahkan kedua adikku tertidur dari atas sejadah adalah tanganku sendiri

" lalu yang menyelimuti barang-barang semua disini dengan kain putih siapa ?" tanya ku heran dan memancing Ardan

hahahha

hahahaha

dina dan ardan kembali tertawa lantang

" kau lucu mas bukankah saat kemarin sore kita tiba disini semua memang sudah di tutupi kain-kain putih ! kan kau sendiri yang bilang nyonya burhan memang mau menjual rumah ini.

ini konyol fikir ku seingat ku kita semua terdampar di sini karena terpaksa meneduh saat mengejar Dina ,saat truk yang kami tumpangi sepulang dari rumah bude parmi ban nya bocor lalu , ketiduran sampai pak Burhan dan nyonya Sinta yang membangunkan kami , lalu kami di suru masuk dan makanan malam bersamanya sampai tiba- tiba pak burhan memintaku berkerja untuk menjaga rumah mewah yg gila ini , fikir dan khayalan ku mencoba mengingat dari awal sampainya kita ada dirumah ini .

aku mencoba menegaskan dan memancing lagi ucapan Ardan soal pak Burhan .

" Ardan tadi kau bilang , aku yang meminta untuk menjaga rumah ini dengan pak Burhan ? "

" ya.. " saut Ardan singkat

" lalu apa kau sendiri bertemu pak Burhan ? " tanya ku penasaran

" mas ini gimana ! saat mas ajak kami kesini mas sudah bertemu pak Burhan kata nya sebelumnya dan mas cerita pada aku dan Dina bahwa mas mencoba menawarkan diri untuk menjaga dan merawat rumah ini sampai terjual , bahkan sudah di setujui pak Burhan dan langsung di kasih kuncinya " penjelasan Ardan tanpa terbata-bata dan meyakinkan .

" apa? aku ! meminta pada pak Burhan " sontak dan sangat heran siapa pak Burhan saja aku tak pernah tau wujud nya .

" Ardan , apa kau yakin dengan pernyataan mu tadi ?" tanya ku lagi

" hayo lah mas , makan lah , kita harus beres- beres rumah kan , ada- ada aja kau ini mas , mangkanya lain kali kalo tidur jangan sore-sore dan biasakan sebelum tidur baca doa jadi saat bangun kau tidak mengigau kaya gini ,,, hahahha mas mas ada - ada aja pagi- pagi ko masih linglung " pernyataan Ardan yang begitu tenang sambil meledek ku .

apa lagi , enatah apa yang akan terjadi lagi , buat ku ini mustahil sekali aku tak mengingat kejadian yang di ceritakan Ardan , aku hanya mengingat saat kempes ban dan kejadian malam mencekam semalam , aku tak habis fikir kalaupun mimpi tapi yang di nyatakan Ardan bahwa aku meminta pak Burhan untuk menjaga rumahnya , dari mana aku tau no TLP pak Burhan dan wujudnya seperti apa aja aku benar-benar tak mengenalnya , sungguh seakan di permainkan oleh takdir dua alam , ingin tak percaya tapi aku menjalani ini semua . sungguh membuat ku gila .

beri aku petunjuk ya Tuhan ku yang esa . lailahillah , lahaulawalakuata'illabillah...

next bab 👉 thanks comen n vote nya 🙏🙏🙏