Semua orang serta penjaga lebih terkejut lagi saat melihat Noir yang menggunakan Invetory didepan umum. Bagi mereka sihir ruang sangat langka dan bahkan jika seseorang memilikinya masa depannya akan cerah. Semua orang akan menerimamu, terlebih lagi kau dapat memilih pekerjaanmu dengan mudah, seperti masuk ke militer kerajaan. Atau hal yang sejenis lainnya.
Kini Noir melangkah memasuki gerbang Kerajaan Hosten dengan langkah kaki yang mantap, dan disaat ia masuk. Dia sudah disuguhi oleh pemandangan Kota yang sangat indah, banyak bangunan bangunan tinggi di sisi sisi jalan. Banyak orang berlalu lalang di sepanjang jalan, dan banyak Kios pedagang yang berdiri di pinggiran jalan berusaha untuk menarik pembeli. Disaat yang sama sebuah panel muncul di hadapannya.
[Edgard City
Kota bagian terluar dari Kerajaan Hosten. Edgard City merupakan salah satu kota dengan pusat dagang terbesar di Hosten Kingdom. Hal tersebut dikarenakan tempatnya yang begitu dekat dengan keluar masuknya Turis maupun Pribumi. ]
"Jadi begitu..." Adalah kata yang terlintas di benak Noir. Memang sangat strategis Kota ini digunakan oleh para pedagang. Selain letaknya yang berdekatan dengan gerbang. Para Turis asing dan Pribumi biasanya akan menginap terlebih dahulu atau setidaknya membeli beberapa perlengkapan sebelum ke kota selanjutnya. Sungguh tempat yang cocok untuk memulai bisnis baru.
"Oi... Minggirlah! Apa kau ingin ditabrak!?"
"M-maaf!"
Noir langsung menyingkir setelah diteriaki oleh kusir kuda yang ada dibelakangnya. Memang sedari tadi ia menghalangi jalan karena berdiri di depan gerbang masuk. Yah, itu dikarenakan dirinya masih tidak terlalu terbiasa dengan game berjenis Virtual Reality ini.
"Kurasa aku harus berhati hati mulai sekarang..." Noir mulai melangkah, dan pandangan orang kebanyakan tertuju ke arahnya karena pakaiannya yang compang camping.
Mengesampingkan hal tersebut, Noir melangkah maju untuk bertanya kepada orang lain mengenai masalah Log out ini. Karena tidak bisa membedakan yang mana Pemain dan yang mana NPC, Noir memutuskan untuk bertanya ke siapa saja yang lewat.
"Maaf... Apa anda seorang player? Apakah ada masalah dengan tombol Log out pada game ini?" Noir menghentikan langkah seorang pria yang berjalan di depannya.
"Ha!? Apa maksudmu!? Aku tidak mengerti! Pergilah! Aku sedang sibuk. Dan juga, jangan mendekat denganku!!"
Pria tersebut merespon dengan kasar dan lalu melanjutkan jalannya kembali. Yah dengan pakaiannya yang compang camping seperti ini memang akan sulit untuk bertanya kepada orang lain. Noir menduga bahwa orang sebelumnya adalah Npc dan berjalan lagi untuk mencari orang lainnya.
Noir mencegat setiap orang yang lewat dan menanyainya dengan hal yang sama. Akan tetapi dirinya, diperlakukan dengan sama oleh orang yang pertama kali ia tanyai. Tidak mengerti dan kemudian dihina. Muka Noir mulai memucat, itu tidak masuk akal, sudah banyak orang yang ditanganinya dan jawaban mereka selalu sama.
Dari situ Noir benar benar sadar bahwa dirinya bukan lagi di dalam game. Kalimat sebelumnya yang berkata [Selamat datang di dunia Artemia] sepertinya bukan bualan semata. Yang artinya, dia sudah benar benar berpindah dimensi ke dunia lain.
"Ini mimpi bukan!?" Di tengah tengah kota yang ramai, Noir mencubit pipinya sendiri. Terasa sakit, sepertinya ini bukan mimpi. Melainkan nyata, dirinya telah berada di dunia lain.
"Kau yang berdiri disana!!"
Mendengar suara teriakan yang melengking, Noir berbalik dan mendapati seorang wanita berzirah dengan rambut pirang panjang sampai ke pinggul. Dan sebuah pedang Long-sword yang tergantung di bagian belakangnya.
"Kau mencurigakan!! Ikutlah bersamaku di Pos penjaga!!" Kata dari wanita tersebut. Dan Noir hanya mengedip dua kali karena masih bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Ditambah lagi fakta bahwa dirinya telah berpindah di dunia lain membuat masalah menumbuk di kepalanya.
"Kenapa kau bengong? Ayo cepatlah, apakah kau tuli!?" Wanita tersebut mulai berkata tajam kepada Noir. Tentu saja Noir langsung tersadar dari lamunannya, dan untuk mengatasi wanita itu. Sebaiknya lebih baik biarlah alur yang menuntunnya terlebih dahulu.
"Tidak, maafkan aku..."
"Kalau begitu cepat!!"
Noir mengangguk dan mengikuti wanita berzirah itu dari belakang. Ia bingung akan dibawa kemana, namun karena dirinya juga tidak ingin dikira gembel yang berdiri di tengah tengah kota, sebaiknya ia mengikuti wanita tersebut. Toh, Noir juga tidak punya tempat tinggal. Disaat ia mengamati punggung dari wanita tersebut, sekali lagi sebuah panel muncul di hadapannya.
[ Roseline. Lv. 32
Kapten Divisi pembasmian monster. ]
Tentu saja Noir terkejut dengan apa yang tertulis pada panel tersebut. Kapten pembasmian monster? Apa maksudnya itu? Karena gagal paham, Noir menutup kembali jendela panel tersebut dan menyusul wanita yang berada di berjalan di depannya dengan sangat elegan.
***
Noir dibawa di sebuah barak yang ada di samping gerbang masuk Kerajaan. Di barak tersebut dijaga oleh dua penjaga berzirah yang memberi hormat saat wanita yang bernama Roseline tersebut membawa Noir masuk ke dalamnya.
Di dalam barak, sudah terdapat dua kursi dan satu meja di tengah tengah ruangan. Dua kursi tersebut saling berhadapan dan dipisahkan oleh meja tersebut. Noir dan Roseline duduk berhadapan dan saling memandang dengan intens.
"Jadi... Aku mendapat beberapa keluhan dari warga, bahwa ada seorang Gembel yang mengganggu orang di tengah tengah Kota, apakah benar itu kau?" Roseline menatap Noir dengan tajam.
Meski Noir tidak ingin disebut sebagai gembel, mungkin yang dimaksud oleh wanita tersebut adalah dirinya. Mau tidak mau ia harus mengakuinya, tapi ia masih tidak ingin mengakui bahwa dirinya seorang Gembel.
"Ya... Itu aku, tapi aku bukan gembel!"
Roseline menatap semakin tajam daripada sebelumnya. "Kalau begitu, bisakah kau menceritakan kenapa pakaianmu sampai compang camping seperti itu!? Aku harap kau memiliki alasan yang kuat" jelas Roseline.
Noir berpikir sebentar. Tidak mungkin bagi dirinya berkata 'aku adalah seorang manager yang bosan dan mencoba game bernama Royale Kingdom, karena alasan yang tidak jelas aku berakhir di hutan dan tiba di dunia lain' itu sama sekali tidak logis. Oleh karena itu Noir memutuskan untuk sedikit mengarang ceritanya.
"Aku.... Adalah Turis dari wilayah selatan sana, dan secara kebetulan aku tersesat di hutan dan berakhir dengan diserang oleh para monster" Jawab Noir dengan nada yang sedikit resah. Mencoba berakting agar karakternya seperti bersungguh sungguh, bagi seorang Manager perusahaan sepertinya. Kemampuan berkata-kata adalah ahlinya.
"Wilayah selatan ya... Apakah kau berasal dari Kota Galwark? Seharusnya itu adalah rute searah bukan? Kenapa kau bisa tersesat?" Roseline mulai mencurigai apa yang dikatakan Noir, namun Noir sudah mengantisipasi dengan menyiapkan sebuah jawaban yang tidak dapat diganggu gugat.
"Aku buta arah" jawab Noir singkat.
Mendengarnya, suasana menjadi hening sejenak. Dan lalu, Roseline tertawa terbahak bahak hingga suaranya sampai di luar barak. Noir merasa terganggu, namun membiarkannya karena akan menambah masalah jika dirinya mencemooh seorang Ksatria sepertinya.
"... Maafkan aku! Tapi jawabanmu tadi sungguh tidak terduga. Aku mempercayaimu, terkadang ada banyak juga orang yang memiliki kelainan sepertimu, dan satu lagi. Kau bilang kau dari hutan bukan? Artinya kau sudah menghadapi banyak monster kan kan?"
Entah karena apa sepertinya Noir merasa bahwa dirinya terselematkan. Lalu ia mulai membuka mulut untuk menjawab wanita tersebut. "Tidak juga, aku hanya bertemu sekitar 25 Goblin di sepanjang perjalananku, aku tidak bertemu dengan Monster lainnya di hutan sana."
Mendengarnya, Roseline seketika membeku. 25 Goblin bagi seorang untuk menghadapinya bukanlah perkara yang mudah. Bahkan jika itu adalah prajurit terlatih sekalipun, dan sekarang pria di depannya ini mengatakannya seolah-olah tidak ada apa apanya. Tentu saja Roseline agak ragu, namun setelah melihat pedang di punggungnya yang terlihat sedikit rusak, itu membuat kepercayaannya bertambah.
Brak!!
"Sudah kuputuskan!! Aku akan merekrutmu masuk ke dalam Divisi Pasukan pembasmi monster!!" Roseline berdiri dan menggebrak meja dengan keras menggunakan kedua tangannya.
"Eh?"
Tolong di komen, saya masih pemula dan ini novel pertama saya... Bagaimana kesan kalian terhadap novel ini? Dan bagian apa yang menurut kalian menarik untuk dibaca.
Jujur saja saya ga butuh kata semangat, melainkan kata yang membuat saya lebih mengerti tentang kekurangan dan kelebihan novel ini. Saya lebih menghargai tentang komen yang mengajak berdiskusi:)