webnovel

Reinkarnasi Sebagai Goblin

Manusia dari bumi tiba-tiba berada di sebuah tempat misterius. Ia bertemu dengan sebuah sosok yang menempatkannya ke dunia lain. Bagaimana petualangan tokoh utama kita dengan hidup baru sebagai goblin?

Arya_Hafiz_Saputra · Fantasy
Not enough ratings
37 Chs

Kota Aera

"Jadi ini kota Aera. " Aku melihat tembok tinggi mengelilingi kota tersebut. Tinggi temboknya kurang lebih lima meter. Sepertinya untuk mencegah monster masuk ke kota.

Terdapat 4 buah gerbang dalam kota sesuai arah mata angin. Tempat kami masuk berada di gerbang timur. Tujuan kami adalah untuk melaporkan selesainya quest dan nasib dari Philip dan Albert. Setelah itu kami akan membeli obat untuk kedua tim party Hilda dan Sera. Mereka adalah anggota lain dari party "Valkyrie".

Nama yang cukup bagus karena mengingatkanku dengan mitologi tempatku berasal. Apalagi tim mereka semua wanita. Cocok sekali nama itu untuk mereka.

Sebelum masuk ke kota, kami mengantri dengan pengunjung lainnya. Sepertinya butuh waktu beberapa menit sebelum kami tiba di kota. Sambil menunggu aku ngobrol dengan Hilda dan Sera dengan telepati.

" Minggir, Sang putri akan lewat. " Terdengar suara teriakan dari gerbang. Sepertinya akan ada figur penting yang lewat.

Pantas saja ada dua jalur, ternyata jalur satunya untuk bangsawan. Mereka tidak perlu mengantri seperti orang biasa.

Kereta kuda melewati jalur sebelah. Aku merasakan bahwa dalam kereta ada beberapa orang. Mereka juga memiliki pengawal yang kelihatannya kuat. Namun menurutku mereka semua tidak lebih hebat dariku. Karena entah mengapa sekarang aku sudah bisa melihat kemampuan orang hanya dari aura mereka. Mungkinkah ini skill lainnya?

Kami hanya melihat kereta tersebut sebentar saja. Karena mereka bergerak cepat masuk ke dalam kota. Mungkinkah mereka adalah bangsawan yang mengatur kota ini? walaupun mereka bukan urusanku untuk saat ini. Namun aku harus mencari informasi tentang mereka. Mereka pemimpin yang baik ataupun buruk akan mempengaruhi kehidupanku di kota ini.

..

.

"..." Seorang wanita cantik dengan rambut pirang dan mata biru membuka mata sebelum memasuki gerbang kota Aera.

"Ada apa, tuan putri? apakah ada masalah?" Salah satu pengawal menanyakan keadaan tuan putri. Karena tidak biasanya ia terbangun sebelum sampai ke tempat tujuan.

"Tidak apa-apa, aku hanya merasakan hawa aneh dari antrian pendatang. Mungkin hanya imajinasiku saja." Tuan putri tersebut tidak melanjutkan pembicaraan ini lebih jauh.

'sekejap aku merasakan hawa makhluk yang sangat kuat. Aku tidak sempat memastikan siapa orang itu. Namun kalau ia muncul lagi dihadapanku, aku pasti akan menemukannya.' Sang putri tersenyum senang. Saat ia tersenyum, para pengawalnya tersipu hingga muka mereka merah.

Putri tersebut bernama Christine. Ia adalah putri kerajaan dengan julukan "Putri Ksatria" Ia memiliki kemampuan bertarung yang hebat dan menurut gosip. Christine merupakan wanita terkuat di kerjaan. Suatu saat nanti ia akan bertemu dengan makhluk yang membuatnya berkembang lebih jauh lagi.

..

..

.

"Tunjukkan kartu identitas kalian." Para penjaga dengan tegas melakukan tugasnya. Ia mengecek identitas semua orang yang akan masuk.

Saat giliran kami tiba, semuanya mengeluarkan kartu mereka kecuali aku. Karena aku adalah monster. Tidak perlu kartu identitas untuk masuk kota. Cukup Hilda saja berperan sebagai tamer.

"Apakah goblin ini adalah monster yang kalian jinakkan?" tanya salah satu prajurit kepada Hilda.

"Betul sekali, kami baru saja bertemu dengannya saat berpetualang. Nanti akan kami bawa ke Guild Tamer untuk pendaftaran." Seperti biasa HIlda menjawab dengan benar dan tepat.

"Baiklah kalau begitu, kalau monster kalian berbuat ulah. Kalian sebagai tuannya juga akan bertanggung jawab, kalian paham." Prajurit kembali mengingatkan Hilda dan mempersilahkan kami lewat.

"Siap pak. Terima kasih atas peringatannya" Sera menjawab dengan semangat.

Kami akhirnya sampai ke kota dan ini pertama kalinya aku masuk ke kota di dunia ini.

"..."

Karena aku sudah pernah melihat tempat yang lebih ramai di bumi. Banyaknya Jumlah penduduk di sini bukan menjadi alasan aku terpana.. Namun karena tidak hanya manusia yang tinggal di kota ini. Ada beberapa beastman dan juga makhluk seperti Elf dan Dwarf berkeliaran dengan bebas dalam kota. Lizardman juga ada dalam kota ini.

"Bagaimana menurutmu kota ini, Will?" Tanya Hilda dengan telepati kepadaku.

"Kota yang indah, banyak ras hidup bersama. Apakah semua kota seperti ini?"

Hilda menatap ke arah kerumunan dan berkata. "Tentu saja tidak, kerajaan Ramo merupakan salah satu kerajaan yang menyetujui kehidupan bersama dengan berbagai macam ras. Namun ada juga kerajaan yang menjadikan manusia sebagai ras utama, begitu pula sebaliknya.

"Begitu ya, wajar lah kalau seperti itu. Masalah perbedaan ras memang sulit untuk diatasi."

Banyak orang jalan kesana-dan kemari. Sepertinya ini adalah distrik pasar, pedagang menjual berbagai macam baran dan ada toko dimana-mana. Kalau aku punya duit sepertinya akan menyenangkan kalau belanja di sini. Tentunya bersama dengan Hilda dan Sera.

Kota Aera terbagi menjadi bagian. Distrik biasa dan bangsawan. seperti sebutannya, distrik biasa berisi kebanyakan penduduk bukan bangsawan. Distrik ini terbagi lagi menjadi distrik pasar, hotel, wisata, dan juga prajurit. Sedangkan distrik Bangsawan berada di tengah kota dan hanya berisi rumah-rumah yang dimiliki oleh para bangsawan.

Karena itulah hampir bangsawan dengan rakyat biasa tidak pernah bertemu. Namun entah apakah bangsawan di dunia ini juga suka diam-diam pergi ke distrik biasa seperti di dalam cerita novel isekai yang lainnnya.

Perjalanan kami lanjutkan menuju guild petualang. Gedungnya cukup mencolok, terdapat lambang guild terpasang jelas di depan. Sehingga petualang yang baru sampai di kota tidak tersesat.

"Inilah guild petualang, kita kesini untuk mengambil quest dan melaporkannya ketika quest sudah selesai. Karena kami petualang kelas C. Hanya quest kelas B kebawah yang bisa kami ambil." Hilda memperkenalkan gedung guild kepadaku.

"Kami enggan untuk mengambil quest kelas B yang terlalu sulit. Karena kami tahu batas kemampuan kami. Tapi dengan adanya kamu Will, sepertinya petualang kami akan semakin menantang." Ucap Sera karena ia tidak sabar untuk melanjutkan petualangan denganku.

Hilda mengingatkan Sera bahwa mereka harus mendapatkan izin dari party mereka dahulu. Karena mereka juga kesulitan saat meminta izin mereka bergabung dengan party Scorch untuk sementara. Sepertinya mereka mengalah dan mengizinkan mereka karena kondisi kesehatan yang mereka alami. Jika tidak segera diobati, luka mereka akan semakin parah.

Kami berpisah dengan petualang yang bersama kami saat mengantri resepsionis. Karena setiap party atau petualang yang sudah terdaftar harus melaporkan quest ke resepsionis yang ditetapkan oleh guild. Untuk menghindari petugas yang tidak banyak kerjaan dan mengurangi beban resepsionis yang populer. Pastinya petugas yang cantik dan muda akan selalu petualang cowok incar. Karena itulah sistem ini diberlakukan.

Petugas yang mengurusi party Hilda dan kawan-kawan adalah Mary. Ia memiliki rambut merah dan mata berwarna coklat. Sepertinya ia masih umur 20 tahunan. Memiliki badan kurus dan bagian dada yang menawan. Aku yakin pasti banyak yang naksir dengan petugas ini.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya giliran kami untuk melaporkan quest kami kali ini.

"oh, halo. kalian sudah selesai dengan quest labirin? kemana Albert dan Philip?" Mary bertanya dengan normal namun raut muka Hilda dan Sera langsung sedih mendengar nama mereka muncul dari mulut Mary.

Mary langsung menangkap sinyal tersebut dan berkata "Maaf karena aku kurang peka. Kalian ingin menggunakan ruang privat untuk melaporkannya?" Petugas guild sangat cekatan, mereka menyediakan ruangan untuk memberikan informasi yang bersifat pribadi atau tidak ingin petualang lain dengar. Sepertinya masalah privasi juga guild jaga sebesar-besarnya.

Kami memasuki ruangan yang berada dekat dengan meja resepsionis. Saat kami membuka pintu terdapat lorong dengan banyak pintu lainnya. Sepertinya ada lebih dari satu ruangan privat di dalam guild. Hebat sekali.

Setelah kami sampai ke dalam ruangan. Mary mempersilahkan Hilda dan Sera untuk duduk. Sedangkan aku memilih untuk berdiri saja. Akan repot kalau mereka harus membersihkan sofa yang telah diduduki goblin. Walaupun aku bisa membersihkanya dengan sihir [Clean]

"Baiklah, bisa ceritakan detail kejadiannya kepadaku." Mary langsung memasang muka serius dengan memegan catatan di tangannya. Sepertinya laporan Hilda dan Sera akan ditulis di kertas tersebut.

Hilda menghela nafas kemudian memulai menceritakan semua kejadian yang menimpa mereka. Mulai dari kelakuan Albert dan Philip hingga pertemuan mereka denganku. Namun tidak semua hal dibeberkan. Terutama tentang aku yang bisa bahasa manusia tidak Hilda beritahukan kepada Mary. Serta mengenai keseluruhan dari kemampuanku.

"Kira-kira begitulah garis besar kejadiannya. Meskipun perbuatan mereka sangat tidak terpuji. Kami tetap membawa dog tag mereka untuk administrasi guild." Hilda menyerahkan identitas petualang Albert dan Philip kepada Mary.

Mary menerimanya dan mengecek keaslian dari kedua kartu tersebut. "Benar ini punya mereka. Sayang sekali guild harus kehilangan petualang senior seperti mereka. Namun sikap mereka sudah kelewat batas. Meskipun mereka berhasil kembali ke sini. Hukuman yang berat akan menanti mereka atas kejadian ini." Resepsionis itu memasang muka marah yang mengerikan. Aku menambahkan catatan untuk tidak membuat wanita cantik ini marah.

"Goblin ini adalah Will dalam cerita kalian? aku tidak bisa memastikan apakah ia sekuat yang kalian ceritakan. Namun beruntung sekali kalian bisa menjinakkan monster kuat seperti ini." Mary sedikit memasang wajah curiga dan melihat ke arah Sera.

"Hahaha, kami beruntung. Akibat tindakan cepat Hilda, kami berhasil menjinakkan Will dan sekarang ia akan berpetualang bersama kami." Sera berusaha untuk tidak mengucapkan lebih dari yang seharusnya.

"Bagaimana dengan Freya dan Leia. Apakah mereka akan setuju dengan keberadaan Will?"

Hilda dan Sera diam sejenak dan hanya bisa tersenyum. Mereka hanya mengatakan akan berusaha secepat mungkin untuk meyakinkan Freya dan Leia. Setelah selesai mengurus laporan dan beberapa hal lain. Akhirnya kami keluar dari guild. Berikutnya kami akan pergi ke toko obat. Di sana, kami akan membeli potion untuk menyembuhkan Freya dan Leia.

'Apakah anggota Valkyrie yang lain akan menerima ku….Aku jadi khawatir. Semoga saja mereka tidak menolak kehadiranku.' meskipun aku khawatir dengan pertemuan yang akan datang. Aku juga merasa tidak sabar untuk bertemu dengan mereka.

Chapter 11 selesai. Will akhirnya telah sampai di kota. Kira-kira petualangan apa yang menanti Will di kota ini?

Arya_Hafiz_Saputracreators' thoughts