Sebelum membeli obat, Hilda memutuskan untuk pergi ke guild Tamer terlebih dahulu. Ia ingin segera mendaftarkan diriku sebagai monster yang sudah dijinakkan.
("Memangnya tidak apa-apa ke guild Tamer? Bukankah pengobatan Freya dan Leia dulu yang kita lakukan?") Tanyaku kepada Hilda kenapa kita tidak pergi ke toko obat terlebih dahulu. Tentu saja kami menggunakan telepati untuk berkomunikasi saat berada di kota.
("Tadinya aku ingin seperti itu, tapi akan gawat nantinya monster tanpa identitas sepertimu lama berkeliaran. Kita butuh ke guild Tamer untuk hal itu.") Jawab Hilda dengan tegas
("Betul sekali. Akan ada masalah baru nantinya kalau tidak segera mendaftarkan monster jinak ke guild Tamer ") Sera menambahkan jawaban Hilda.
("Betul juga ya")
Aku menerima alasan itu dan kami pergi ke guild Tamer. Lokasinya tidak jauh dari guild petualangan. Hanya sekitar 5 hingga 10 menit.
("Jadi ini guild Tamer.")
Guild ini memiliki luas yang mirip dengan guild petualang. Namun arsitek dan lambang yang ada di depan pintu cukup berbeda. Melihatnya saja sudah membuat orang paham kalau ini guild Tamer. Menurut Hilda, semua arsitektur guild dibuat mirip agar meskipun berada di luar kota, mereka lebih mudah menemukannya.
("Ayo segera masuk Will, tidak perlu takut. Mereka tidak akan menggigit kok")
("Ok, tenang saja. Aku tidak takut. Hanya penasaran apa akan seperti apa tempat ini.")
Hilda dan Sera Tanpa ragu membuka pintu menuju guild. Sama seperti guild petualangan. Terdapat banyak Tamer yang sedang duduk sambil makan atau bertukar informasi. Terdapat papan quest sama seperti guild petualangan. Ada juga meja resepsionis untuk mendaftar sebagai anggota ataupun menerima dan melaporkan quest.
Tanpa panjang lebar kami langsung mengantri ke meja resepsionis. Berbeda dengan guild petualang, kali ini kami bebas memilih resepsionis karena Hilda belum mendaftar sebagai anggota.
Beberapa menit setelah menunggu akhirnya giliran kami tiba "Selamat datang di guild Tamer cabang Aera. Ada yang bisa saya bantu?" Petugas itu memberikan senyum yang indah, namun entah kenapa ia menatap ke arahku dengan dingin dan meremehkanku.
"Aku ingin mendaftarkan monster Ini, namanya Will. Ia monster bertipe goblin." Hilda menjelaskan alasannya ke guild ini.
"Apakah anda yakin ingin mendaftarkan monster ini? Karena kemampuannya rendah dan monster ini tidak bisa melawan monster yang kuat. Hanya bisa sebagai pembawa barang saja. Saya sarankan kalian segera mencari monster lain yang lebih pantas" Wanita resepsionis itu berusaha membuat Hilda memilih monster lain. Meskipun niatnya mungkin baik, Namun nada merendahkannya kepadaku sangat jelas terlihat.
Sera mulai geram namun Hilda menghadangnya dan berkata "Tidak masalah. Kami tidak berniat untuk melakukan quest Tamer saat ini. Karena kami akan membawanya menjalankan quest dari guild petualang."
"Baiklah kalau begitu. Mohon tunggu sebentar." Setelah berkata seperti itu, resepsionis pergi ke ruang belakang untuk memproses permintaan kami .
"Hei, lihat. Cewek cantik itu menjinakkan goblin" salah satu di Tamer di tempat itu mulai membicarakan kami. Dimulai darinya, perlahan semua Tamer melirik ke arah kami.
"Masih ada ya, orang yang menggunakan goblin sebagai Tamer. Makhluk terlemah, hanya berguna untuk mengangkat barang."
"Hahaha. Seorang Tamer tidak akan lama dalam menggunakan goblin. Paling dalam sebulan mereka akan mengganti monster mereka."
Hinaan lain dari para Tamer guild muncul terus menerus. Hilda masih bisa bertahan, namun Sera sudah tidak tahan dan berteriak kepada semua Tamer yang ada.
"Kami tidak akan mengganti Will. Aku bertaruh 10 koin emas ia tidak akan kalah dari monster kalian semua."
"Tunggu Sera, jangan seenaknya"
("Betul. Kamu harus lebih tenang, Sera")
Hilda dan aku berusaha untuk menenangkan Sera, namun usaha kami tidak berhasil.
"Hehehe. Bagus sekali, ada yang mau menerima tawaran tersebut? Hanya melawan goblin dan kalian mendapatkan 10 koin emas!!! Ini sudah seperti mendapat rejeki nomplok"
Semua Tamer yang ada senang mendengar hal itu dan satu persatu mulai maju untuk menerima tawaran Sera.
"Tidak perlu berebut, kalian semua akan kami ladeni. Tapi jangan lupa kalau kalian kalah, 10 Koin emas akan kami dapatkan dari setiap pertarungan yang kami menangkan."
Mendengar hal itu beberapa Tamer sempat mundur. Namun karena aku hanya seorang goblin. Mereka semua tetap semangat untuk menerima tantangan tersebut.
"Ini gelang untuk monster anda… ada apa ini? Kenapa para Tamer berkumpul di sini?" Petugas resepsionis bertanya mengenai situasi yang sedang terjadi.
"Haah. Jadi begini yang terjadi." Hilda menceritakan semua kejadian yang terjadi.
"... Baiklah kalau begitu. Aku akan menyiapkan arena Tamer untuk para monster beradu. Silahkan ikut aku ke sini.
Mendapatkan penjelasan dari Hilda, resepsionis itu menuntun kami semua ke arena tempat para Tamer biasa berlatih. Namun kali ini sudah disiapkan arena untuk kami bertanding.
Terdapat sekitar 10 Tamer yang ingin bertarung denganku. Kalau kami menang semua pertarungan. 100 koin emas akan kami dapatkan. Aku rasa itu bukan jumlah yang sedikit. Meskipun aku masih belum jelas mengetahui alat pertukaran di tempat ini.
"Aku akan menjadi juri dalam pertarungan ini. Pihak yang menang akan mendapatkan 10 koin emas. Pertarungan selesai saat tuan dari monster menyerah atau monster sudah tidak sanggup melakukan pertarungan. Membunuh monster secara sengaja sangat dilarang dalam aturan guild. Apakah semua pihak setuju? "
"Setuju"
Semua Tamer menyetujui syarat tersebut. Sepertinya mereka sudah sering melakukan hal ini. Peraturan yang ada juga masuk akal. Dengan berat hati aku berjalan perlahan menuju arena. Karena sudah terlanjur, mau tidak mau aku akan memenangkan seluruh pertarungan. Ini juga kesempatan bagus untuk mempelajari seperti apa monster yang para Tamer biasa gunakan.
"Kalo ini adalah monster dengan master bernama Wave. Tipe monster wyvern"
"Hehehe, duit mudah duit mudah. Aku akan menyewa cewek cantik malam ini."
Pemilik monster wyvern memiliki tampang playboy dan sepertinya suka bermain dengan cewek. Meskipun begitu. Monster yang ia miliki cukup menarik. Ini pertama kalinya aku melawan monster yang dapat terbang.
Kira-kira akan seperti apa ia bertarung.
"Pertarungan...dimulai"
"Graawr"
Wyvern mulai terbang dan bersiap untuk menyerangku dengan cakarnya. Seperti biasa, aku menggunakan skill untuk menghindari serangan. Kemampuan serang monster ini cukup cepat, namun dengan kemampuan fisik dan skill [evade] yang aku miliki. Tidak sulit untuk menghindari setiap serangan yang ia buat.
"Hei, apa yang lalu lakukan. Cepat habisi goblin itu."
"Raawr" Wave sudah mulai tidak sabar dan meminta wyvern untuk melancarkan nafas api. Ia sepertinya ingin segera mengakhiri pertarungan.
'jadi ini serangan dari wyvern, sepertinya tubuhku tidak akan terluka meskipun terkena serangan itu. Namun untuk berjaga-jaga aku akan mengakhiri pertarungan ini dengan serangan ini.
"Menghindar, Will." Hilda sudah berteriak namun aku tidak mendengarnya.
Aku termahal oleh api. Namun saat sudah tidak terlihat. Sihir angin aku gunakan dan melukai kedua sayap wyvern.
"!!!"
Wyvern tersebut meronta dan jatuh ke tanah. Wave Kaget melihat hal itu dan menuju ke arah monster.
"Apa yang terjadi, kenapa sayapmu patah. Medic, ayo cepat kesini. Sembuhkan sayapnya. " Wave memanggil medic yang menandakan pertarungan aku menangkan. Resepsionis yang menjadi juri memutuskan bahwa Wave menyerah karena memanggil petugas kesehatan.
"Pertarungan kali ini dimenangkan oleh Hilda. Silahkan Wave membayar jumlah yang sudah ditetapkan." Meskipun mukanya terlihat tenang. Aku menyadari kalau resepsionis itu cukup terkejut melihat hasil dari pertandingan ini. Sepertinya goblin kuat seperti diriku jarang ada di tempat ini.
"Curang, pasti kalian curang!!! Kalian membantu goblin itu secara diam-diam kan" Wave lepas kendali dan menuduh kami berbuat curang. Pastinya ia tidak akan dapat membuktikannya karena aku sama sekali tidak curang.
Tentu saja wasit dari pertandingan ini mengawasi setiap proses duel. Tidak mungkin kami berbuat curang. Namun Wave tetap tidak setuju dan menolak untuk membayar biaya kekalahan.
"Kalau begitu, kami akan memblokir keanggotan Wave sampai ia membayar uang yang sudah ditetapkan. Saat pemblokiran, ia tidak akan bisa mengambil quest dari guild tamer cabang manapun"
"!!!?itu…tapi...haah. Baiklah, aku cukup bayar saja kan. Ambil ini." Wave Berniat protes namun pada akhirnya ia membayar dengan melemparkan kantong berisi 10 koin emas ke arah Sera.
Sera menghitung uang tersebut dan tersenyum lebar lalu berkata "Terima kasih atas uangnya, hehehe. " Sera dengan senang menerima uang tersebut dan Hilda hanya bisa bergeleng kepala melihat tinggal Sera
"Silahkan pertarungan selanjutnya masuk ke dalam arena."
Tamer yang tadinya semangat sekarang menjadi goyah setelah melihat pertarungan sebelumnya. Pada akhirnya tidak ada pertarungan selanjutnya meskipun aku sudah menunggu selama beberapa menit.
"Hahaha. Siapa bilang Goblin itu lemah. Lihatlah Goblin kami. Ia memiliki kemampuan yang lebih hebat dari wyvern, monster kelas B" Sera meledek semua tamer yang meledek diriku. Meskipun caranya agak memaksa namun ake senang melihatnya.
"... "
Meskipun dengan pancingan Sera, tidak ada orang yang memerintah monsternya memasuki arena. Mereka hanya bisa terdiam dan memalingkan muka mereka karena malu.
"Karena tidak ada lagi yang akan bertanding. Duel kali ini sudah selesai. Kalian sudah boleh meninggalkan tempat ini. " Petugas guild hanya menghela nafas dan mengakhiri kontes kali ini.
"Hehehe, kita menang Will!! " Sera senang sekali sampai memeluk dan mengangkat diriku tinggi tinggi. Karena badanku cukup kecil, Sera yang menggunakan panah mempunyai tenaga yang cukup untuk mengangkat diriku.
"Haah, untung saja kita menang kali ini. Namun selanjutnya jangan bertindak seperti ini lagi, Sera. "
"Baik, Hilda" Sera hanya bisa menjawabnya dengan tertawa kecil.
Meskipun Sera berkata seperti itu, sepertinya tingkahnya ini tidak mudah hilang.
"Ini kartu guild untuk monster Will dengan master Hilda. Selamat untuk kemenangan kalian" Petugas guild yang belakang aku ketahui bernama Rey memberikan selamat kepada kami. Ia juga memberikan kartu guild dan gelang untuk tanda monster kepadaku.
"Terima kasih. Kalau begitu kami akan langsung pergi ke tempat selanjutnya, hari ini kami cukup sibuk. " Hilda pamit dan langsung meninggalkan Guild tamer setelah berpisah dengan Rey.
"Goblin bernama Will…monster yang aneh " Rey melihat ke arah Hilda, Sera, dan Will dengan muka serius. "Aku harus melaporkan ini kepada guild master". Ia berbalik masuk kembali ke dalam guild untuk melakukan sesuatu. Sepertinya hari Will tidak akan tenang setelah kejadian ini.
Chapter 12 selesai. Setelah chapter ini aku akan mengedit satu chapter sebelumnya seperti biasa. Total masih ada chapter 5-9 yang belum aku edit. Semoga saja bisa segera selesai. Terima kasih kepada kalian para pembaca. Ditunggu komentar dan saran kalian mengenai novel ini. Sampai jumpa pada chapter berikutnya