webnovel

2. Wanita Bercadar vs Pangeran (Revisi)

Ling ling yang menjadi dayang pribadi Li mei cukup khawatir dan mengiyakan apa yang sedang terjadi bila sampai Xing'er mengetahui hal ini. "Benar Putri, Tuan Putri Xing'er pasti akan membuat alasan agar Putri di salahkan didepan Yang Mulia Kaisar. Hamba hanya tidak ingin Putri terluka"

Selesai pembicaraan, mereka berjalan keluar hutan menuju Kediaman Putri Li Mei. Di tengah perjalanan, Li Mei dan Hao Cheng mendengar suara pertarungan.

"Tuan Putri, Hati-hati.. Hamba mendengar ada suara pertarungan di dekat sini". Cegah Hao Cheng, ia memperingati Li mei sebelum melanjutkan perjalanan. Dengan kewaspadaan,, Hao Cheng melihat kesekeliling untuk memastikan mereka aman.

Namun siapa sangka bahwa Li mei menunjukkan sikap yang berbeda. Li mei justru terlihat lebih jeli saat mendengar suara pertarungan tersebut. "Benar Kakak Hao, Seperti nya dari arah sana. Aku akan kesana untuk memastikan kejadian yang terjadi"

Melihat reaksi Li mei yang tidak seperti biasanya, otomatis Hao cheng panik dan khwatir, seperti bukan Putri Li mei yang dia kenal. Sejenak Pengawal Hao cheng manaruh curiga dengan perilaku Li mei, namun di lihat dari sisi manapun, itu tetaplah Putri Li mei yang ia kenal. "Tuan Putri, apa yang akan Tuan Putri lakukan? Biar hamba saja yang pergi kesana". cegah Hao cheng.

Namun lagi-lagi Li mei menunjukkan kejanggalan. Ia tanpa aba-aba dan dengan tatapan mata yang begitu santai mengambil pedang Hao cheng begitu saja. "Tidak, Pokoknya aku akan tetap kesana. Kakak Hao, Aku pinjam Pedangmu..!" Li Mei menutup wajahnya dengan cadar untuk menutupi identitasnya.

"Putri.. jangan pergi..!!". teriak kasar Hao cheng hingga suara tertelan oleh jarak yang semakin menjauh dari Li mei.

"Ling ling, apa kau lihat apa yang di lakukan Putri Li mei barusan, bukankah Putri Li mei tdak pernah memiliki energi internal sebelumnya? Bagaimana bisa dia tahu Ilmu meringankan tubuh?". Pikir Hao cheng heran krn memang Li mei tidak pernah menunjukkan sosok dirinya yang mempelajari ilmu tenaga dalam.

-

Setelah meninggalkan pengawal Hao cheng dan Ling ling, Li Mei berlari ke arah sumber suara, Disana terlihat ada seorang pria yang seperti nya mempunyai status sosial tinggi melihat dari pakaian nya, tengah bertarung melawan sekelompok orang tak di kenal.

'Apa aku bisa bertarung dengan tubuh ini? Dulu dengan tubuhku yang sebelumnya, Aku sudah biasa berkelahi dan bertarung dengan berbagai macam orang dan organisasi, tapi sekarang sepertinya aku akan sedikit kesulitan' batin Li Mei, ia tanpa memikirkan siapa orang yang ada di depannya langsung datang membantu pria asing itu.

Sraaank…

Li Mei menghentikan serangan dari belakang pria asing itu. Ia lalu melawan balik musuh yang tadi di pentalkan oleh nya.

"Siapa kamu, mengapa kamu membantuku..?" Tanya pria asing itu melirik ke arah Li Mei sembari melawan musuh yang ada di depan matanya.

"Aku hanya seorang pengembara yang kebetulan lewat, Bicaranya nanti saja Tuan. Apa kamu mau mati disini karena mengobrol denganku?". Balas Li Mei sembari memberi perlawanan pada musuh.

Musuh yang Li mei hadapi memang di luar kemampuan Li mei yang biasa bermain pistol dan bela diri tangan kosong. Namun ia sebisa mungkin untuk melemaskan tangannya dalam permainan pedang.

Di saat fokusnya terpecah antara serangan bagian depan dan bagian samping, dari arah belakang tanpa di sadari ada yang mengayunkan pedangnya pada Li Mei, dan itu berhasil di ketahui oleh si pria. "Awas di belakangmu Nona..!" Pria asing tadi memperingatkan Li Mei dan menariknya ke dalam pelukannya.

Sraaank… Dhaaak..!

Pria tersebut menahan serangan dan menendang musuh hingga terpental kebelakang. Sejenak keduanya tidak sadar dalam posisi saling berpelukan. Kedua mata itu saling pandang di tengah kepungan musuh.

Mereka sekilas seperti singgah dalam bayangan dan khayalan masing-masing sebelum tersadar dan menyerang musuh hingga babak terakhir. Li Mei dan pria asing tadi memukul mundur musuh dalam waktu kurang dari 10 menit. Lalu mencari tempat istirahat dengan berteduh dibawah pohon rindang.

"Nona, apa kamu baik-baik saja? " Pria itu menghampiri Li Mei dengan keadaan terluka pada bagian lengan.

"Aku baik-baik saja Tuan. Kamu sedang terluka, Lebih baik Tuan istirahat untuk sejenak". Merobek sedikit ujung kain yang di pakai untuk membalut luka. "Aku tidak bermaksud ikut campur. Tapi apa Tuan tahu siapa mereka?". Tanya Li mei sembari membalut luka pria tersebut.

"Mereka mungkin pembunuh bayaran yang di kirim oleh Pangeran ke 2 beserta Ibu selir untuk menyingkirkan ku agar adikku bisa menduduki posisi Putra Mahkota". Ujarnya sambil mata terus memperhatikan Li mei yang sedang membalut lukanya.

Meski Li mei memakai cadar, sang pria tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari sepasang mata indah Li mei. Ia bagai terhipnotis dan tenggelam dalam perasaan aneh. "Sepasang mata yang indah.." gumamnya

"Jadi, Tuan seorang Pangeran? Tidak heran, di lihat dari pakaian yang di pakai kalau Tuan seorang Pangeran. Luka Tuan sudah saya balut, kalau begitu, aku pergi dahulu" Li Mei berjalan pergi, namun sepertinya orang yang menyebutnya Pangeran tidak semudah itu melepaskannya.

"Tunggu.. Siapa namamu?" Teriaknya,

Li mei menoleh sebentar ke arah belakang, dan tersenyum meski senyumnya tertutupi oleh cadarnya. "Suatu hari pasti kita akan bertemu lagi. Saat itu tiba, aku pasti akan memberitahu namaku" Li Mei pergi dari pandangan pria yang menyebut dirinya Pangeran.