1 Chapter 01

Ye Qing nyaris tidak mempercayai penglihatannya sendiri.

Jelas-jelas ia telah mati setelah menenggak racun pishuang berdosis tinggi yang disodorkan oleh wanita jalang tersebut. Ia bahkan masih bisa merasakan pahitnya cairan itu, perlahan-lahan membakar kerongkongan dan organ dalamnya. Ingatan akan rasa sakit yang tak tertahankan masih membuat tulang-tulangnya terasa ngilu.

Akan tetapi, mengapa tiba-tiba kedua matanya mempermainkannya? Bukankah seharusnya ia meminum semangkuk sup penghilang ingatan dan bereinkarnasi[1]? Mengapa sekarang, secara tak terduga, ia berada di dalam ruangan yang begitu familiar? Bukankah ini adalah paviliun pribadinya di kediaman jenderal?

Bagaimana mungkin?

"Oh, Nona sudah bangun rupanya?"

Ye Qing kebingungan setengah mati saat sebuah suara yang ia kenal milik Ming Lan, pelayan kepercayaannya, bergema dari arah pintu masuk kamar pribadinya. Suara gadis pelayan itu membuat putri jenderal besar Ye Long semakin merasa campur aduk.

Ming Lan tewas empat tahun yang lalu, tepat saat ia diturunkan secara paksa dari tahtanya sebagai permaisuri kekaisaran Wuyue. Gadis itu mengorbankan nyawa untuk melindunginya. Ia dengan bodohnya menolak untuk kabur dan menyelamatkan dirinya ketika Ye Qing telah memberinya kesempatan. Dengan setia Ming Lan berada di sisinya, melindunginya ketika ia diseret paksa oleh segerombolan pengawal istana.

Kedua mata Ye Qing langsung memerah ketika ia melihat sosok Ming Lan bersimpuh di sisi ranjangnya. Gadis itu terlihat ceria seperti biasa, wajahnya yang polos terlihat berseri. Sang nona muda ingat, terakhir kali Ming Lan terlihat sebahagia ini adalah enam tahun yang lalu—sebelum Ye Qing memasuki kediaman Pangeran Keempat sebagai seorang wangfei[2].

Apakah itu artinya ia terlahir kembali? Apakah Dewa Langit mengasihaninya dan memberi ia kesempatan kedua untuk mengulang masa hidupnya?

Ye Qing buru-buru mengusap air mata yang telah menggenang di pelupuk matanya sembari menginstruksikan Ming Lan untuk berdiri. Dengan suara yang sedikit bergetar, ia bertanya, "Xiao[3] Lan, tahun berapakah ini? Berapa lama sejak kepulanganku ke ibu kota?"

Ming Lan mengernyit dan mengerjapkan kedua mata bulatnya, gadis itu menatap bingung ke arah nona mudanya yang tiba-tiba berperilaku aneh. "Menjawab nona muda, kita berada di era Yuanfeng, tahun ke sebelas pemerintahan Kaisar Wenzhou. Kita baru saja tiba di ibu kota semalam yang lalu."

"Era Yuanfeng? Baru saja tiba semalam yang lalu?" Nona Ye bergumam, seolah-olah ia ingin meyakinkan dirinya sendiri. Sedetik kemudian, gadis muda berusia sembilan belas tahun itu mencubit kasar pipi kirinya, memastikan bahwa ia tidak sedang bermimpi atau berhalusinasi.

Merasa kesakitan, Ye Qing akhirnya yakin bahwa ia memang tidak sedang berada di alam bawah sadar. Meskipun nalarnya belum dapat mencerna kejadian supranatural yang ia alami, Ye Qing memaksa dirinya untuk bersikap tenang. Ia menahan seluruh emosi yang kini mulai membuncah di dalam hatinya.

Sepertinya, Kaisar Langit benar-benar mengasihani dirinya. Setelah melihat penderitaannya, sang penguasa semesta memberinya kesempatan kedua dan membawa jiwanya kembali ke delapan tahun yang lalu.

Melihat nona mudanya bersikap layaknya orang hilang ingatan, Ming Lan langsung merasa panik. Dengan mata merah dan tubuh yang sedikit gemetaran, gadis berusia tujuh belas tahun itu berlutut di hadapan Ye Qing dan bertanya dengan nada khawatir, "N-nona, apakah nona baik-baik saja?"

Putri kesayangan Jenderal Ye Long tersebut tak lagi mampu menahan air matanya. Ia begitu bahagia. Dewa Langit telah memutar kembali waktu dan memberinya kesempatan kedua. Itu artinya; keluarganya masih utuh, ia belum bertemu dengan laki-laki tidak tahu diri tersebut, dan ia masih memiliki banyak kans untuk melindungi keluarganya. Yang terpenting, dengan pengetahuan tentang masa depan yang ia miliki kini, ia bisa membalaskan dendamnya.

Mengepalkan tangan erat-erat di balik selimut, Ye Qing bersumpah akan menghancurkan Xie Feng dan Su Wan'er!

Ming Lan langsung bergidik ngeri ketika melihat sirat kekejian di kedua mata nona mudanya. Seumur hidupnya, putri semata wayang Ye Long itu tidak pernah terlihat bengis seperti ini. Meskipun memiliki jiwa pemberontak dan sering membuat kedua orang tuanya pusing tujuh keliling, Ye Qing selalu ceria dan penuh tawa. Ini adalah kali pertama bagi Ming Lan melihat nona mudanya bersikap dingin. Ia terlihat seperti ratu iblis yang bangkit dari neraka dan ingin membalaskan dendam. Sangat mengerikan!

Sadar bahwa ia menakuti pelayan kesayangannya, Ye Qing buru-buru mengusap air matanya dan mengeluarkan seulas senyum tiga jari, "Tak perlu khawatir, Xiao Lan. Aku hanya terlalu bersemangat. Setelah bertahun-tahun jauh dari ibu kota, akhirnya kita kembali pulang."

Ming Lan menghela napas lega. Beberapa saat kemudian, bersamaan dengan sebuah hal yang tiba-tiba terbersit di kepalanya, ia tersenyum jahil.

Pelayan tersebut menggoda Ye Qing, "Nona, karena sekarang kita sudah berada di ibu kota dan tidak akan kembali ke perbatasan dalam waktu dekat, bukankah itu berarti Nona bisa berjumpa kembali dengan tunangan Nona?"

Mendengar pertanyaan jahil Ming Lan, Ye Qing mengangkat kedua alisnya bingung. Sedetik kemudian, sesosok pria berparas surgawi mampir di benaknya. Di kehidupannya yang lalu, karena dibutakan oleh cinta, ia membatalkan pertunangan yang telah diatur oleh kedua orang tua mereka sejak kecil dan memilih untuk menikahi Xie Feng. Ye Qing menyia-nyiakan pria terbaik di dinasti tersebut hanya untuk menikahi laki-laki yang pada akhirnya mengkhianati dan bahkan menghancurkan keluarganya.

Mendadak, sebuah memori manis yang menyakitkan terlintas di pikirannya. Memori di mana seorang pria berwajah familiat memeluk tubuhnya erat sesaat sebelum jiwanya meninggalkan raga. Pria itu menangis tanpa suara, tubuhnya bergetar hebat seolah-olah ia tengah dirundung kesakitan yang teramat sangat.

Pria itu adalah Xie Jing Yuan, tunangannya sedari kecil.

Pangeran Jing, Xie Jing Yuan, lahir dari rahim permaisuri terdahulu. Menurut kabar burung yang beredar di seantero kekaisaran, Permaisuri Yuan adalah cinta sejati sang kaisar. Tidak heran jika saat Xie Jing Yuan kecil lahir, Kaisar Wenzhou bahagia bukan kepalang. Ia bahkan menggelar pesta tujuh hari tujuh malam untuk menyambut datangnya sang buah hati.

Permaisuri Yuan adalah teman karib Nyonya Su Xin Yi, ibunda Ye Qing. Untuk mempererat hubungan mereka, Permaisuri Yuan memutuskan untuk menjodohkan Pangeran Jing dengan Ye Qing. Kala itu, putri semata wayang Jenderal Ye baru saja lahir dan Xie Jing Yuan baru genap berusia dua tahun.

Putra tertua Kaisar Wenzhou tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan. Ketika ia baru berusia tujuh tahun, Pangeran Jing sudah mampu menuntaskan ratusan buku dan memahami seni berperang. Saat anak seusianya masih sering menangis dan merajuk, ia terus berdiam di perpustakaan istana dan membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan. Xie Jing Yuan tumbuh menjadi kandidat terkuat putra mahkota.

Sangat disayangkan, masa depannya yang cemerlang harus hancur saat sang ibu tewas secara tiba-tiba. Tidak ada yang menyangka jika malam kesepuluh bulan dua belas itu akan menjadi hari terakhir bagi Permaisuri Yuan.

Sejak saat itu, Xie Jing Yuan secara misterius berubah menjadi anak yang pemurung. Setiap hari, anak itu kerap menangis dalam diam. Ia bahkan berhenti berbicara, membuat seantero istana merasa khawatir. Para dokter mendiagnosis bahwa sang pangeran mengalami trauma berat, yang akhirnya menyebabkan ia harus kehilangan suaranya.

Ye Qing mengernyit ketika ia membuka kembali kenangan masa lalunya. Tiba-tiba, ia merasa ada hal yang janggal dalam kasus wafatnya Permaisuri Yuan. Ia yakin benar bahwa sang permaisuri memiliki tubuh yang sehat. Sama sepertinya, Permaisuri Yuan terlahir dari keluarga militer. Klan Yuan adalah klan jenderal yang melindungi wilayah selatan kekaisaran Wuyue. Mereka hanya satu level di bawah klan Ye.

Menurut cerita ibunya, sejak kecil Permaisuri Yuan rajin berlatih seni bela diri, sama persis seperti dirinya. Dengan latihan rutin, wanita nomor satu di kekaisaran Wuyue itu seharusnya memiliki tubuh yang sehat. Namun, mengapa tiba-tiba ia meninggal dunia dengan sebab yang tidak jelas?

Mengapa ia tidak menyadarinya dari dulu? Ah, Xie Feng memang membuatnya buta terhadap semua hal.

"Nona? Apakah nona sedang memikirkan cara untuk bertemu dengan Yang Mulia Pangeran Jing?" Ming Lan mencolek lengan nona mudanya dan bertanya jahil.

Mendengar suara pelayan kesayangannya, Ye Qing tiba-tiba tersadar dari lamunannya. Ia lantas mengangkat dagunya dan memandang Ming Lan dengan tatapan yang menantang. Ia bukanlah tipe gadis yang mudah merasa malu ketika digoda. Sebaliknya, nona muda Ye akan meladeni setiap godaan yang diarahkan padanya, "Mhm, aku memang sedang memikirkan cara untuk bertemu dengannya."

Kedua mata Ming Lan membulat, napasnya tertahan di tenggorokan. Nona muda ini memang benar-benar... berani.

"Aiya! Nona! Nona harus ingat bahwa anda adalah seorang perempuan!" Gadis pelayan itu melanjutkan omelannya, "Bagaimana mungkin nona berpikiran untuk menemui seorang laki-laki terlebih dahulu?"

Ye Qing mengangkat bahu, sama sekali merasa tidak peduli dengan etika dan sopan santun yang menurutnya sangat mengekang dan membuat sakit kepala. "Pria itu adalah tunanganku. Apa salahnya aku menemui calon suamiku sendiri?"

Rasa-rasanya, Ming Lan ingin membenturkan kepalanya ke tembok.

Putri semata wayang Jenderal Ye langsung tertawa melihat ekspresi di wajah Ming Lan. Dari dulu hingga sekarang, anak ini memang tidak pernah berubah. Ia masih saja menjadi target empuk kejahilannya.

"Baiklah, baiklah. Aku hanya bercanda, tidak usah terlalu serius!" Ye Qing mengusap puncak kepala Ming Lan dengan gemas, "Sekarang, saatnya bersiap-siap. Aku harus memberi salam pada ayah dan ibu di aula utama."

Ming Lan mengangguk mantap, "Pelayan ini mengerti, Nona!"

Author's Note:

[1] Dalam kepercayaan Tiongkok kuno, seseorang akan meminum sup penghilang ingatan yang disodorkan oleh Dewi Meng Po sebelum bereinkarnasi. Dengan harapan orang tersebut mampu memulai kehidupan yang baru.

[2] Wangfei adalah gelar yang diberikan kepada istri sah pangeran.

[3] Xiao-, atau Ah- adalah partikel yang biasa diletakkan di depan nama depan seseorang. Dilakukan sebagai panggilan karib untuk orang-orang terdekat.

avataravatar
Next chapter