Ketika kedua pria itu meninggalkan hutan terlarang, mereka tak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan malam ini akan membuka satu segel kuno yang ada ditubuh gadis itu.
Malam semakin larut, cahaya bulan purnama semakin terang, untuk beberapa saat, itu akan menjadi pemandangan yang sangat indah.
Sebuah fenomena aneh terjadi di tepi hutan terlarang, tanah yang sebelumnya diam perlahan bergetar, angin berhenti berhembus, seluruh makhluk yang menjadi penghuni hutan tiba tiba menghentikan segala aktivitasnya. Cahaya hijau samar perlahan keluar dari seluruh tanaman, disusul cahaya cokelat juga berpendar dari seluruh tubuh binatang. Kedua cahaya itu seketika menerangi seluruh hutan, membentuk sulur sulur energi kehidupan, menyatu menuju tubuh seorang gadis. Perlahan namun pasti cahaya itu teserap ke tubuh gadis itu, membuat tubuhnya seketika diselimuti oleh cahaya. Hal itu hanya terjadi beberapa saat sebelum semuanya kembali normal seperti semula, seperti tidak terjadi apa apa.
***
Rona jingga cerah mulai memenuhi cakrawala, suhu dingin yang menusuk tulang di tepi hutan terlarang perlahan berganti menjadi hangat. Bayangan bayangan horizontal dari tubuh setiap makhluk mulai terbentuk. Cahaya bulan yang sebelumnya sangat terang kini mulai memudar digantikan oleh cahaya mentari pagi. Kicau burung terdengar sangat merdu disertai semilir angin yang berhembus lembut membawa aroma tanah basah karena embun. Menciptakan suasana damai, berbanding terbalik dengan sitausi malam hari yang begitu mencekam.
Seorang gadis yang masih dalam keadaan berbaring perlahan membuka matanya.
"Nnghhhh," lenguhan khas bangun tidur terdengar dari mulutnya. Refleks tangannya bergerak menutupi cahaya silau matahari yang berhasil lolos dari rimbunan dedaunan. Jika diamati, itu sangat indah, seperti melihat banyak bintang dimalam hari.
"Eh.." melihat tangannya yang refleks menghalangi cahaya, seketika membuat tubuhnya terperanjat, mengambil posisi duduk. Meraba seluruh tubuhnya mulai ujung kepala hingga ujung kaki. Tidak ada lagi rasa sakit, tidak ada lagi rasa perih. Semua luka yang sebelumnya memenuhi sekujur tubunya kini menghilang tak berbekas, tergantikan dengan kulit yang sangat halus dan lembut, selembut kulit bayi baru lahir.
"Apakah orang itu yang melakukannya?"
Tiba tiba mengingat sosok yang berdiri dihadapannya semalam sebelum kehilangan kesadaran.
"Jika benar, sangat disayangkan bahwa aku tidak dapat melihat sosoknya dengan jelas."
Mencoba kembali menggerakkan jari jari tangan dan kakikanya, itu tidak lagi kaku seperti sebelumnya.
"Aku juga merasa bahwa tubuhku sangat ringan dan segar seolah seluruh energiku telah pulih sepenuhnya."
"Benar benar sulit dipercaya, ada seseorang yang mampu memulihkan energi orang lain dan itu dilakukannya hanya semalam."
Selama ia hidup, tak ada yang lebih memahami semua yang dirasakan tubuhnya selain dirinya sendiri. Ada satu masa ketika ia berada dalam misi dengan kondisi yang sangat kritis akibat menggunakan beberapa kemampuan istimewanya untuk menghindari maut dan itu sangat banyak menguras energinya... ia bahkan memerlukan 1 bulan penuh untuk kembali dalam kondisi tubuh yang pulih. Sebuah teka teki juga bersarang dikepalanya sejak ia menyadari akan kemampuannya diusianya yang baru menginjak 10 tahun apakah energi didalam tubuhnya juga sama dengan manusia lainnya. Meski begitu ia tidak berani membahas semua hal dirasakannya kepada orang lain melihat semua orang disekitarnya tampak normal dan tak memiliki keanehan.
"Siapapun dia, aku benar benar sangat berterima kasih padanya," gumamnya pada diri sendiri.
"Ahh baiklah, karena seseorang benar benar telah menyelamatkan hidupku, maka aku tidak harus lagi menyianyiakannya bukan?" ungkapnya pada dirinya sendiri sendiri, kemudian berdiri mencoba memperhatikan sekelilingnya, itu masih tempat yang sama seperti yang dilihatnya sebelumnya.
"Jika aku tidak salah, ini adalah tepi hutan terlarang," gumannya lagi, menebak.
Setelah melalui penyiksaan antara hidup dan mati, sekarang gadis itu dihadapkan dengan situasi yang membingungkan. Meskipun telah pulih, namun sekarang ia tidak memiliki siapa siapa lagi, tidak lagi memiliki tempat untuk dituju. Ia benar benar bingung. Tak mungkin juga ia kembali menyusuri jalan yang telah dilalui oleh orang orang berbaju aneh itu. Itu sama saja seperti mengantarkan dirinya pada kematian.