webnovel

Real Friend

Aku tidak tahu sebanyak apa orang membenci ku, aku pun tidak peduli dengan orang-orang terdekat ku yang tidak menganggap ku, karena pada dasarnya mereka semua sama, sama-sama akan menghilang. Jika aku diciptakan untuk merasakan cinta itu semua salah, cinta dari orang-orang terdekat ku pun aku tidak pantas untuk mendapatkannya, dan tidak akan pernah merasakannya, kecuali dari wanita yang melahirkanku dan sahabatku. tidak tahu kenapa aku harus menyukai dan mencintainya, kenapa harus sahabatku sendiri padahal banyak manusia diluaran sana. Entahlah aku pun tak mengerti, biarkan semua berjalan dengan sendirinya. Inilah kisah ku, kisah seorang wanita remaja yang jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri.

Meritaadelinaa · Urban
Not enough ratings
21 Chs

#3

semua sikap baik yang mereka tunjukkan kepada kita belum tentu baik di mata orang lain, sebab semua itu akan sama, sama-sama menghancurkan. 

meritaadelinaa_

                                                               

Pagi hari di sekolah Yuan sangat bersemangat karena hari ini tidak ada pelajaran bahasa Indonesia yang gurunya terkenal killer.

Banyak tatapan dari siswa siswi SMA Garuda di sepanjang koridor, mungkin dia terperangah melihat wajah jutek,cantik dan lucu yuan, tubuh yang tinggi, badan yang bagus. Dari wajah Yuan yang terlihat jutek sebenarnya Yuan baik ceria terhadap teman dekatnya termasuk Bryan. Tiba di kelas...

" Woy Yuan Lo udah ngerjain tugas IPA? " ucap rifa

" Udah dong gue " ujar Yuan membanggakan dirinya

" Liat dong Yuan, gue belum nih Lo ngga kasian sama kita " timpal Sasa

" Huft, gue heran deh sama kalian ko bisa ngga ngerjain tugas padahal waktunya panjang, Lo pada sibuk pacaran sih " kesal Yuan.

" Yaelah jangan marah marah Lo nanti cepet tua, lagian dari pada Lo single mulu " cibir Sasa

" Iya nih Yuan, apa jangan-jangan Lo ngga doyan cowok ihh ngeri gue " ucap Rifa dengan kekehan.

" Gue masih normal, ya gue males aja pacaran nanti sakit hati kek kalian galau galau, hadehh males gue, udah deh ngga usah banyak tanya buruan kerjain gue tarik lagi nihh bukunya " ucap yuan ketus.

" Iya iyaa cantik " ucap mereka kompak.

Yuan merasa dirinya sekarang rada aneh kalo Deket sama bryan, padahal mereka selalu bersama dari kecil, mungkin dia merasa ada sesuatu pada dirinya.

" Mungkin Beneran kata mama kalo di setiap persahabatan antara laki dan perempuan ngga ada yang murni sahabat, pasti bakal ada rasa di salah satunya, tapi gue ngga mungkinlah kek begitu "  cibir Yuan dalam hati.

" Yuan Lo tau Nggak Nesya kelas IPS 2 pacaran sama Bryan? " Tanya Rifa sambil menyalin pr-nya.

Yuan melirik Rifa sekilas lalu mengarahkan pandangannya ke papan tulis " gue udah tau " jawab Yuan Singkat.

Rifa memicingkan matanya, ia berdecih melihat sahabatnya yang sok ketus padanya " bilang aja cemburu " cibir Rifa dengan jari-jarinya yang menusuk-nusuk pipi Yuan.

" Apaansih Rif, ngaco Lo " sinis Yuan menyingkirkan tangan Rifa yang menggangunya.

Rifa tertawa melihat Yuan salah tingkah seperti ini " serah deh "

Tiba-tiba Sasa datang membawa beberapa permen warna-warni, Sasa ini pecinta permen sejak kecil, Sasa menaruh permen-permen itu di meja para sahabatnya itu.

" Permen-permen datang!! " Ucap Rifa girang.

Yuan dan Rifa memutar bola matanya malas, ia jengah melihat tingkah laku Sasa seperti anak kecil.

" Sasa kok Lo beli banyak banget sih " marah Yuan menatap tajam sasa.

Sasa hanya menyengir kuda " Lo kalo suka sama permen jangan keterlaluan dong sa " ujar rifa menimpali.

" Ya gimana, menurut gue permen itu penyemangat gue kalo lagi bete hehe " kekeh Sasa sambil duduk di depan Yuan.

" Serah Lo deh sa " ujar Yuan menyerah.

******

Jam demi jam berlalu, sebentar lagi bel pulang sekolah berbunyi, ini adalah hal yang sangat disukai dan di nanti oleh seluruh murid. Berbeda dengan Yuan, ia enggan untuk langsung pulang, ia berencana akan ke taman sehabis ini, ia butuh menenangkan pikirannya.

Yuan kini berjalan keluar kelas untuk menuju perpustakaan, ia akan mengembalikan buku yang telah di pinjamnya. Setelah sampainya di perpustakaan Yuan langsung masuk.

" Pak saya mau ngembaliin buku, maaf ya pak kalau lama " ujar Yuan menyodorkan bukunya.

Penjaga perpustakaan itu menganggukinya " iya tak masalah " balasnya dengan mengambil buku itu untuk di tandatangani.

Sehabis dari perpustakaan Yuan keluar menyusuri sepanjang koridor sekolah untuk keluar. Yuan tidak tahu kenapa hari ini menyenangkan. Ia berjalan kaki menuju taman yang akan ia singgahi, entah kenapa Yuan sangat ingin kesana hari ini.

Sekitar lima belas menit Yuan telah sampai, kini ia duduk di bangku panjang menghadap bunga-bunga, Yuan sangat menikmati indahnya taman ini.

Ada seseorang yang sedang memperhatikannya, Yuan merasa dirinya sedang di perhatikan langsung menoleh ke kanan, Yuan terkejut, ia bingung kenapa perempuan itu tersenyum kepadanya, apakah perempuan itu mengenalinya? Entahlah Yuan tak mengerti, Yuan mengalihkan pandangannya kearah depan.

Betapa terkejutnya Yuan melihat orang yang ia kenali sedang bersama lelaki lain " kenapa Nesya di sana? " Tanya Yuan bingung sendiri.

Yuan mendekatinya dengan bersembunyi di balik pot bunga yang besar, ia memperhatikan Nesya yang sedang tersenyum dan berkata-kata manis  dengan lelaki itu, Yuan tak habis pikir dengan jalan pikiran Nesya, kini Yuan melihat Nesya dan lelaki itu beranjak dari tempat ini, lelaki itu menggandeng tangan Nesya.

Pikiran Yuan entah kemana, ia tak tega dengan Bryan " aishhh,, entahlah tunggu waktu yang tepat aja " gumam Yuan sembari berjalan dengan merapikan rambutnya yang acak acakan terkena angin.

Yuan yang niatnya ingin menenangkan pikirannya hanya terbuang sia-sia, ia ingin rebahan saja dirumah.

Ia berjalan ke halte untuk menunggu bus yang lewat, tak butuh waktu lama bus berhenti di depan Yuan.

Yuan duduk di pinggir jendela guna untuk melihat jalanan yang selalu ramai " permisi, boleh duduk di sini? " Tanya seorang wanita seumuran mamah nya sambil menunjuk Kursi penumpang.

Yuan menganggukinya " silahkan Tante " ujar Yuan tersenyum manis.

Wanita itu mendudukinya " makasih ya, ternyata kamu lebih cantik ya kalau lagi tersenyum " ucap wanita itu sambil tersenyum kepada Yuan.

Yuan terkekeh mendengarnya " Tante bisa aja. "

********

Yuan sedang makan malam sendirian di rumah nya, karina belum pulang dari kafe, mungkin sedang ramai, Yuan juga tak mempermasalahkannya, toh mamahnya bekerja demi masa depan Yuan.

Yuan telah selesai makan, ia inisiatif untuk menyiapkan makanan untuk mamahnya ketika pulang, Yuan tadi hanya sempat beli tumis daging cincang bawang Bombay, dan tumis kangkung, semoga mamahnya suka.

Yuan menunggu mamahnya pulang, ia menunggunya di meja makan, sekarang pukul delapan malam tapi mamahnya tak kunjung datang, Yuan beranjak dari bangkunya lalu berlari ke kamarnya untuk mengambil laptopnya, Yuan baru ingat kalau ada PR.

Sekarang yuan Sedang mengerjakan tugas nya di meja makan sambil menunggu mamahnya, Yuan mengerjakan dengan teliti dan tenang. Dua puluh menit berlalu kini Yuan sudah menyelesaikan tugasnya, tapi kenapa mamahnya tak kunjung pulang.

Yuan tampak berpikir " apa gue jemput mamah ya, pesan gue juga nggak ada yang di balas "

" Gue tunggu aja deh " gumamnya sambil melipat kedua tangannya di atas meja guna menumpu kepalanya yang mengantuk.

Sekarang waktu menunjukkan pukul  sepuluh malam, Yuan Sudah tidur dengan posisi duduk masih di tempat yang sama, ia tertidur begitu pulas Sampai-sampai suara mamahnya tak ia dengar, ya Karina sudah pulang, ia kaget melihat putrinya tertidur pulas di meja makan dengan laptop yang masih menyala, pasti Yuan dari tadi sudah menunggunya, Karina tampak tak tega melihatnya.

Karina mematikan laptop putrinya dan membereskan buku-buku Yuan yang Masih terbuka, Karina membangunkan putrinya itu untuk segera pindah ke kamarnya " nak,, Yuan,,, hey bangun " ucap karina sambil menepuk-nepuk pipi Yuan pelan.

Yuan menggeliat dan langsung bangun " waahh mamah udah pulang " girang yuan sambil merapihkan rambut mamahnya

Karina tersenyum dan mengangguk " iya sayang tadi pengunjung nya ramai, karyawan sampai kewalahan, jadi mamah bikin kue terus " balas Karina mengelus rambut Yuan.

Yuan mengangguk, ia kasian kepada mamahnya harus mengurus kafe " mamah pasti capek, ini Yuan  udah siapin makanan buat mamah, Yuan cuma beli ini aja, di makan mah buruan, nanti mamah sakit kalau nggak makan " ucap Yuan sambil mengambilkan makanan untuk mamahnya.

Karina menganggukinya dan langsung memakannya, ia makan dengan tenang, menurut Karina mau secapek apapun kalau sudah melihat anaknya semua beban serasa hilang meluruh begitu saja. Beberapa menit berlalu Karina sudah selesai makan, ia akan membersihkan dirinya dan istirahat.

Sebelum beranjak Karina mengatakan sesuatu pada Yuan " maafin Maman ya Yuan, mamah udah buat kamu nunggu sampai malam begini, sekarang kamu istirahat gih kekamar " ucap karina membelai pipi Yuan.

" Mamah nggak perlu minta maaf sama Yuan, Yuan ngerti kok, mamah juga kerja buat masa depan Yuan, tapi mamah jangan terlalu diforsir kerjanya, nanti mamah bisa sakit " balas Yuan lembut menatap nya.

Karina tersenyum mendengar penuturan putrinya, ternyata putrinya sudah beranjak dewasa " iya sayang, sekarang masuk ke kamar yuk " balas Karina menggandeng tangan Yuan, Yuan hanya pasrah.

Yuan sangat bersyukur mempunyai mamah yang Amat sayang padanya, ia berjanji akan membahagiakannya, ia akan melindungi mamahnya dari siapapun yang berniat jahat pada mamahnya.

Kini Yuan sudah terlelap dalam tidurnya, selamat tidur semesta.

# tunggu part selanjutnya ya bye bye