webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

65.) Mulai Latihan dan Latihan

Jam 9.45 malam kami baru sampai di rumah.

"Kamu tidurlah duluan sayang, aku ingin memanasi kare agar besok bisa tetep di makan" ucap Saki

"Kamu berani sendiri?"

"Memangnya apa yang di takutkan?" Tanya Saki

"Oh ga takut ya, oke oke aku akan tidur duluan bye"

Saki tiba tiba teringat hantu di film horor yang pernah kami tonton dulu.

"Temani" kata Saki

"Apa aku tidak dengar?"

"Temani aku Haruka kun"

"Tidak aku mau tidur saja"

"Ihhh kamu harus tanggung jawab karena membuat aku takut sekarang temani aku ke dapur"

"Ha ha ha baik baik sayang akan ku temani, aku di kamar pati juga bakal kesepian kok"

Saki memanasi Kare di dapur sementara aku duduk duduk sambil lihat ponsel di meja makan.

"Apa kamu mau minum atau makan sesuatu Haruka kun?" Tanya Saki

"Ambil kan air mineral jika boleh"

Saki datang dengan membawa segelas air mineral.

"Terima kasih"

Saki ikut duduk bersama ku.

"Tidak di tunggu?" Tanya ku

"Ini juga lagi di tunggu" jawab Saki

"?"

"Diaduknya tidak boleh terlalu sering nanti bahan di dalamnya cepat hancur"

"Oh aku paham"

"Haruka kun saat nikah nanti apa aku akan terlihat cantik ya, aku agak minder jika lihat ibumu, apalagi saat dia tersenyum, seperti bidadari saja"

"Ya dia memang bidadari tapi juga iblis, tapi kenapa juga minder kamu cantik juga kok"

"Ya aku minder saja tubuhku kan seorang remaja berusia 15 tahun dan oppai ku masih dalam masa pertumbuhan"

"Kamu jangan membandingkan itu dengan punya ibu dan Hiyori, mereka itu kelebihan gizi"

"Ha-ha-ha bisa saja kamu ini, tapi bukankah Hiyori seumuran dengan ku, bagaimana ya dia bisa membentuk tubuhnya sampai perfect begitu?"

"Dia belum perfect, masih bisa tumbuh lebih baik lagi, ceritanya mungkin begini ibu ku ka pemberi gen sexy sementara ayah ku pembawa gen aduhai dan jadilah Hiyori jika di gabung"

"Aduhai?" Tanya Saki

"Iya katanya ayah sih dulu ibunya juga sangat semok, jika kamu tidak bisa membayangkannya aku ada percontohan bibiku"

Ku tunjukan foto di mana aku masih berusia 12 tahun bersama bibi ku Gotou(sebenarnya Airi Gotou tapi ku ganti Gotou saja)

"Wow badanya sangat padat" kata Saki

"Betul kan, untung saja ayah hanya pembawa gen artinya hanya 1/2 yang ia bawa, jika ia bawa semua gen nya pasti Hiyori lebih wow lagi, tapi itu hanya perkiraan ku saja loh ya"

"Hmmm, bibimu sekarang tinggal di mana?"

"Bibiku tinggal di Tokyo, kerja nya di sana sebabnya"

"Kenapa tidak ikut pindah dengan ayah mu di sini?"

"Ceritanya sih saat bibiku kuliah ayah ku sudah dalam keadaan menikah dengan ibu, bibiku kuliah di Tokyo, sementara Ayahku pindah kemari, ayahku juga menyarankan dia agar pindah saja kemari, tapi bibiku menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan ayah ku lagi, ia di sana kerja part time, untung saja ayah ku sering berpergian ke Tokyo dengan alasan pekerjaan saat itu jadi bibi ku tidak terlalu kesepian, tapi saat setelah lulus kuliah ia malah ingin kerja di perusahaan lain, padahal ayah bisa memberikan jabatan tinggi jika ia masuk ke perusahaan"

"Kenapa dia tolak?"

"Ya sama juga, ia ingin lepas dari ayah dan mencoba mandiri"

"Oh, berapa memangnya umurnya?"

"Sekarang mungkin 28"

"Sebentar sebentar bibimu kuliah di umur berapa?"

"Di umur 15 tahun, dia sekolah dasar hanya 5 tahun dan smp 2 tahun lalu SMA juga 2 tahun"

"Bibimu sangat pintar dong?"

"Ya memang pintar setiap sekolah yang ia masuki pasti akan terkenal pada generasinya, dia itu seperti motor penggerak dalam suatu kendaran seperti ayah ku"

"Kapan dia akan kemari lagi?" Tanya Saki

"Biasanya sih setahun sekali jika tidak di liburan musim panas maka terjadi di liburan musim dingin"

"Ok sebentar kita break dulu aku mau mengaduk karenya" ucap Saki

Setelah beberapa menit Saki kembali.

"Saki apa kamu tidak punya kerabat lagi?"

"Tidak punya, ibuku adalah anak tunggal"

"Oh"

"Lanjutkan saja cerita mengenai bibimu sayang"

"Ya mau apa yang di ceritakan?"

"Apa dia sudah menikah?"

"Belum dia masih lajang dulu, tapi ya tidak tau sih kalau sekarang"

"Apa kamu punya kerabat lain lagi?" Tanya Saki

"Banyak, keluarga Shinomiya banyak cabangnya"

"Oh aku juga agak tertarik dengan Kaguya Shinomiya itu"

"Apa yang membuat mu tertarik?" Tanya ku

"Dia itu galak atau ramah?"

"Saat ini ramah, tapi jika saat sd dia itu pendiam lebih tepatnya bukan galak"

"Sebab pelatihan keluarga Shinomiya?"

"Yap betul sekali, namun ku rasa dia sudah menemukan tempat dimana ia bisa meluapakan semua rasanya"

"Maksudnya orang yang di sukai?"

"Iya dia sudah bisa jatuh cinta"

"Apa dengan yang rambut kuning namanya Mizuki?"

"Miyuki namanya, kamu benar lagi dia itu adalah tempatnya mengungkapkan semua rasa terpendam miliknya"

"Baik break dulu" kata Saki lalu berjalan ke dapur lagi

Namun kali ini lebih lama.

Saki datang tapi sambil mematikan lampu dapur.

"Ayo lanjutkan ke kamar saja" kata Saki

"Ini gelasnya?"

"Bawa ke kamar aku malas bawa ke dapur lagi" kata Saki

"Baiklah"

Kami tidur di ranjang kamar.

"Mau di lanjut?" Tanya ku

"Tidak usah lah kita nonton tv saja" jawab Saki

"Mau nonton apa?"

"Film yang romantis, kamu punya kan di hardisk?"

"Ada sih beberapa"

"Ayo kita putar saja" kata Saki

Aku ke depan dan mencolokan kabel Hardisk ke tv, lalu kembali lagi ke ranjang.

Sambil memegang remot.

"Mau yang judulnya apa?" Tanya ku

"Itu yang film inda apa bagus?" Tanya Saki

"Ya ada yang bagus ada juga yang biasa"

"Putar langsung saja yang sekiranya bagus Haruka kun"

"Baiklah"

Aku memutar film ber judul Tujh Mein Rab Dikhta.

Dimulai dari perayaan pernikahan yang batal karena memepelai pria mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.

"Jangan sedih ini baru mulai" ucap ku pada Saki karena sudah meneteskan air mata

"Aku membayangkan bagaimana jika..."

"Shuttt jangan membayangkan aku di cerita mu!!" Sela ku cepat

"He he maaf maaf"

Cerita berlanjut dengan perjodohan mendadak ayah si wanita dengan Surinder.

"Bagaimana bisa seperti ini!" Teriak Saki tidak terima

"Ya bagaimana lagi ini memang alur dari pembuatannya sayang" ucap ku

"Ya tidak bisa seperti itu dong masa tiba tiba di jodohkan, eh tunggu ayahnya meninggal beneran?" Kata Saki saat melihat upacara pembakaran mayat

"Iya makanya lihat dulu jangan asal komentar lah" balas ku

"Ya kamu tidak bilang"

"Mau ku spoileri sampai ceritanya berakhir?" Tanya ku

"Ya jangan dong nanti tidak seru"

Saki akhirnya tetap diam hingga ceritanya berakhir dan barulah dia mulai berkomentar.

"Ini cerita yang sangat romantis sayang" ucap Saki

"Kamu ternyata belum tau makna judulnya ya?" Tanya ku

"Memangnya apa?"

"Pasangan yang sudah di takdirkan oleh tuhan, kamu tentu ingat kan saat adegan dimana bisa bisanya nomor pasangan dansa mereka bisa sama, itulah takdir"

"The best lah ceritanya, aku sampai menangis ini saat melihat Rac berkata jujur bahawa dia mencintai si wanita walaupun aku tau dia itu suri, tapi lebih mengharukan lagi saat si wanita berkata ia tidak dapat bersama rac karena dia bisa melihat tuhan di dalam diri suaminya" kata Saki

"Ya begitulah cerita ini memang bagus, jadi apa kamu melihat tuhan dalam diriku?" ucap ku

"Entahlah, aku tidak tau maksudnya melihat tuhan dalam diri pasangan tapi aku akan selalu setia dan hormat padamu Haruka kun"

"Aw aw kamu bikin aku malu malu sendiri" ucap ku

"Tapi kenapa ya suri tidak langsung jujur saja pada si wanita bahwa dia itu rac?"

"Ya menurut ku sih seperti niatnya di awal dia hanya ingin memata matai istrinya, bayangkan saja jika istrinya malah selingkuh dengan laki lain pasti suri akan langsung membongkar kedoknya"

"Ah benar juga ya Haruka kun, ini juga pelajaran buat mu untuk tidak boleh selingkuh!"

"Iya aku paham aku tidak akan selingkuh, satu cinta ya hanya untuk kamu saja"

"Gombal, apa da film yang lain lagi sayang?" Tanya Saki

"Masih mau nonton? Ini sudah jam 12 malam loh"

"Eh secepat itu kah? Ayo tidur saja kalau begitu, matikan TV nya sayang" perintah Saki

"Kamu ganti dong aku kan sudah menghidupkan"

"Matikan atau aku marah" ancamnya Saki

"Matikan atau saat tidur kamu tidak ku peluk" ancamku ganti

"Ish, kamu menang" kata Saki lalu mematikan tv

Kembali ke tempat tidur dan langsung ku peluk dia.

Senin 15 Juni, jam 6 pagi

"Mau tidur lagi?" Tanya ku

"Mmm aku masih mengantuk" kata Saki

"Baiklah mari tidur lagi saja"

Ku pasang kembali alarm pukul 6.30

Jam 7.00

"Haruka kun bangun kita kesiangan" teriak Saki

"Jam berapa?"

"Jam 7"

"Cepat mandi Saki dan ganti baju" ucap ku

"Ayo kamu juga ikut mandi" teriak Saki

Kami mandi terburu buru, lalu berpakian, setelahnya mengambil buku, khusus aku ku tambahkan sepatu voli.

"Makan cepat jangan di kunyah" kata Saki

"Ya jangan barbar sayang ini sayurannya belum sepenuhnya hancur loh"

"Cepat di makan jangan banyak protes aku mau buat bento dulu"

"Oke" balas ku

Jam 7.20 kami berangkat dari rumah.

Ku kendarai dengan normal karena tidak bisa cepat.(ramai lancar)

Jam 7.23 kami masih agak jauh dari Sekolah.

"Jangan terpancing ngebut Haruka kun!" Teriak Saki

"Iya iya tidak usah sampai teriak begitu"

Jam 7.28 kami tiba di restoran mobil asal ku parkirkan dan ku titip kunci pada Izumi dan ku suruh dia memarkirkan mobilnya di garasi.

"Aku tidak bisa bawa mobil"

"Ya suruh Shindou atau Kyouko san" teriak ku

Jam 7.29.20 kami tiba di gerbang sekolah.

"Masih sempat untungnya" ucap kami berdua

"Segera masuk, nanti guru kalian keburu mengisi pelajaran"

"Baik pak" ucapku pada pak satpam

Kami telat datang ke kelas karena guru mtk orangnya disiplin.

"Jam berapa ini kalian berdua!"

Kami diam agar tidak tambah kena omel

"Ke bk dan berikan aku surat keterangan kenapa kalian berdua telat"

"Baik bu"

Kelas ku untung saja tidak ada yang ngeres jadi tidak ada yang menyoraki contohnya seperti ini.

"Kalian berdua abis ena ena ya malamnya"

"Kelelahan saat olahraga malam itu gak baik"

"Udah malam Senin kok masih di genjot aja"

Kami berdua datang ke bk dan minta surat pernyataan tidak akan terlambat lagi.

"Aku tau kalian ini pasangan tapi ingat waktu saat main" kata salah satu guru bk (#gurunya yang ngeres)

"Baik pak maafkan aku"

Kami datang ke kelas dan menyerahkan surat ke Hina sensei (guru mtk)

"Kalian duduk jangan di ulangi lagi"

"Baik sensei"

"Baiklah 1 jam untuk remidial bagi yang tidak lulus ujian kemarin, karena hanya 3 orang yang lulus, 3 siswa itu boleh istirahat di luar ataupun di dalam yang penting jangan berisik"

"Yosshaa" pikir ku ku

"Bye kawan kawan ku muah" ucap ku saat meninggalkan kelas bersama Saki

"Sensei bukankah kkm nya 60?" Tanya Hinata

"Nilaimu berapa Hinata?" Tanya guru

"25 bu" jawab Hinata

"Ya sudah jangan tanya"

Yang keluar kelas hanyalah Aku Saki dan Maki.

"Ayo Saki chan kita pergi ke perpustakaan saja" kata ku

"Boleh saja, Maki apa kamu mau ikut?"

"Tidak, nanti aku hanya akan jadi nyamuk jadi pergilah saja"

"Baiklah"

Di perpustakaan ada Serizawa san(yang di selametin pertama kali)

"Kita pergi dari sini Haruka kun" kata Saki

"Eh kenapa aku belum baca buku"

"Pergi saja"

"Um baiklah"

Kami tidak jadi baca buku di perpustakaa.

"Ada apa sih?" Tanya ku

"Disana ada Serizawa san" balas Saki

"Oh"

"Kamu tidak mengataiku cemburu?" Tanya Saki

"Mau ku katai?"

"Mau ku hajar?" Balas Saki

"He he"

Kami akhirnya kembali saja ke kelas tapi di luar ruangan.

"Kenapa kembali?" Tanya Maki

"Tidak apa, di perpustakaan ramai orang yang belajar untuk olimpiade" ucap ku

"Owh"

"Kamu tidak ikut olimpiade Maki chan?" Tanya Saki

"Aku ikut olimpiade biologi"

"Kenapa juga tidak ikut belajar?" Tanya Saki

"Ya kamu tau kan Hina sensei seperti apa"

"Benar juga" ucap ku dan Saki

Setalah satu jam kami masuk kembali.

"Baiklah kita adakan ulangan dadakan untuk materi yang ibu jelakan minggu kemarin"

"Ehhhhh" teriak kami semua Aku Saki dan Maki juga ikut teriak

"Jangan ehh tapi iya sensei kami akan segera menyiapkan kertas" kata Hina sensei

"Sensei apa kamu tidak lelah munggu kami, 1 jam lalu kami baru ujian remidial loh"

"Ya mulai Minggu depan yang tidak lolos ujian bakal di ulang terus hingga berhasil, kesempatannya 3 kali jika selama 3 kali ujian masih gagal kalian akan sensei suruh buat makalah ataupun sejenisnya yang dapat menunjang nilai kalian"

"Ehhhhh" teriak kami lagi

"Cepat keluarkan kertas" kata Hina sensei

Alhasil selama 1 jam kami ujian lagi dengan materi yang di pelajari minggu kemarin.

"Waktu habis, yang belakang jalan ke depan ambil kertas ujian murid di depanya"

"Baik Sensei"

"Sisa waktunya hanya tinggal 15 menit, kalian gunakanlah untuk refreshing otak, sensei pamit dulu, jangan ada yang keluar kelas jika tidak sangat di butuhkan ya"

"Terima kasih Sensei" ucap kami bersama

"Sama sama" sensei tersenyum manis

"Akhhhh andaikan senyuman itu dilakukan dari tadi" ucap Fukube Satoshi (Hyouka)

"Kamu benar Fukube" balas Hidenori Tabata ( Danshi Koukousei no Nichijou)

"Sialan aku gagal menjawab ujian tadi" kata Tadakuni (Danshi Koukousei no Nichijou)

"Ha ha untungnya aku berhasil menjawab 5 soal" ucap Yoshitake Tanaka(Danshi Koukousei no Nichijou)

"Hey bukankah soalnya tadi ada 30 ya Tanaka kun?' tanya Ayumu

"Entahlah yang ku lihat hanya lembar pertama" balasnya

"Jika aku gagal ujian lagi aku akan meminta tanggung jawab kalain" ucap Tadakuni

"I'yaa aku jijik sama adek aku gak mau tanggung jawab"

"Hahaha hentikan itu, itu menjijiak" tawa Chika

"Memangnya kenapa harus minta tanggung jawab?" Tanya ku

"Mereka, mereka berdua mengajak ku memakai pakaian dalam adik ku, aku trauma karena itu sialan!!" Teriak Tadakuni

"Hahahah yang sabar yang sabar" kata Satoshi

"Kamu kenapa diam saja Hinata?" Tanya ku karena melihat Hinata hanya diam

"Soal tadi apa hanya 1 lembar?" Tanya Hinata

"2 lembar bolak balik" jawab ku

"Sial aku hanya dapat satu lembar" kata Hinata

Aku melihat ke bawah meja

"Itu lembar keduanya mungkin?"

Hinata mengambilnya.

"Seperti ini lembar ke duanya?" Tanya Hinata

"Iya"

"Wah aku harus protes pada guru jika seperti ini" ucap Hinata

"Kamu berhasil mengerjakan lembar pertama Hinata?" Tanya Yoshitake

"Hanya 7 soal"

"Di lembar pertama ada 17 soal Hinata" kata Ayumu

"Dasar kelas ku kok gak jelas gini" pikir ku

Jam pelajaran selesai dan masuk ke istirahat pertama.

Hanya di isi dengan obrolan ringan dan makan snack jika punya.

Ringg

Bel pelajaran berbunyi lagi, dan guru masuk ke kelas.

"Hari ini ujian Kimia bab ke 2 tolong siapkan kertas" ucap Minami sensei

"Ehhhhhh"

"Segera keluarkan kertas untuk menjawab soal, nanti tulis cara dan jawaban pilihan ganda ya"

"Ehhhhh Minami sensei tadi kami baru ujian mtk loh, tolonglah berikan kami pengertiannya" ucap Hozuki

"Kan itu mtk, sekarang Kimia jadi beda"

Kami ujian lagi selama 45 menit.

"Waktu habis segera angkat jawaban"

Kami segera mengangkat jawaban.

"Geser ke kanan kalian"

"Geser"

"Geser"

"Taruh"

"Mari sekalian di cocokan, nilainya nanti akan menyesuaikan karena hanya 10 soal"

"Baik sensei"

Tak butuh waktu lama untuk mencocokan jawaban.

"Ok nilainya setiap nomor 10 jadi nilai maksimalnya 100, sensei akan panggil nama kalian ya"

Nilai setiap murid yang sudah di ketahui

laki (11/14)

- Fukube Satoshi (Hyouka) 78

- Oreki Houtaru (Hyouka) 81

- Chika (kono Ote tamare) 72

- Takaoka (kono ote tamare) 82

- Haruka 98

- Hinata (Haikyuu) 65

- Ayumu (Tooi kimi ni, Hentai) 76

- Mimasaka (fotografer) 76

- Hidenori Tabata 81

- Tadukini 51

- Yoshitake tanaka 52

Wanita 8/18

- Saki Shinomiya 100

- Yachi (Haikyuu) 72

- Yukana Yame (Hajimiete) 67

- Kushida (clasmete elite) 87

- Hozuki (kono oto omare) 76

- Maki (love live) 92

- nobara Kugisaki (jujutsu kaisen) 74

- Asami yuuki (Hige hiro) 92

- Tamari (part time di perusahaan ibu) 78

Note : sisanya bakal muncul di chapter di masa depan.

"Yang nilainya di bawah 60 akan mengikuti remidial secara langsung ya"

"Sial" teriak Tadakuni dan Yoshitake karena hanya mereka berdua yang gagal

Pelajaran di lanjut sementara mereka berdua remidi.

Pelajaran usai dan di ganti sastra jepang.

"Sensei tidak ingin mengadakan ujian?" Tawar Tadakuni

"Tidak ada ujian, kita sekarang akan belajar secara kelompok untuk persiapan praktek baca puisi"

"Hore" teriak kami semua

Jam pelajaran normal karena hanya di isi diskusi dan tersela istirahat makan siang.

"Kare?" Tanya Yachi

"Iya kamu mau?" Tanya Saki

"Tidak, lauk ku juga kare sebabnya"

"Baiklah"

Kami ber 8 sekarang di tambah Chika Takaoka Hozuki dan Ayumu.

"Woy woy lihat itu" teriak para siswa yang melihat dari balik jendela ada polisi datang

"Mau apa mereka ya?" Tanya Chika

"Memberikan penghargaan pada Momoharu Cs paling" kata ku

"Momoharu cs?"

"Oh maksud ku anggota klub yang membantu kejadian kemarin jumat, kamu ingat beritanya kan?"

"Oh aku ingat, laki.laki dari sma Fujinkai itu kan?" Tanya Takaoka

"Benar sekali" ucap ku

"Mereka ku kira hanya berandalan ternyata mereka itu orang baik" kata Yachi

"Ya jangan menilai buku dari sampulnya" kata ku

Ayumu terdiam karena tidak ingin mereka tau bahwa korbannya adalah dia dan Ryouka chan.

"Hey Ayumu bagaimana keadaan pacar mu?" Tanya ku

"Dia baik, Ryouka chan katanya ingin memberi kamu hadiah nanti saat pulang" balas Ayumu

"Eh kan yang menyelamatkan dia kamu"

"Ya tanpa kamu juga aku tidak mungkin bisa melawan, Haruka kun" ucap Ayumu

"Baikah katakan padanya untuk memberikan langsung setelah pulang ke kelas sini ya, sebab sehabis pulang aku langsung ke klub"

"Oke"

Ringg

Jam pelajaran dimulai lagi dan diskusi berlanjut, hingga jam nya habis.

Pelajaran terakhir adalah Fisika.

"Sensei mau mengadakan ujian?" Tanya Tadakuni

"Eh Tadakuni kun kok kamu bisa tau ibu akan melakukan ujian"

"Noo" teriak kami semua lagi

(Yang pernah ngalamin hampir semua mapel ujian selama satu hari kita senasib ~ author)

Jam 3 siang

"Mau langsung ke klub sayang?" Bisik Saki pelan

"Eh anda berani ya panggil sayang saat di kelas" bisik ku kembali

"Aku lagi hanya ingin, jadi Haruka kun mau langsung ke klub?"

"Tidak aku akan memunggu Ryouka san, kata Ayumu dia ingin memebriku hadiah"

"Oh Ryouka karate"

"Yes"

"Baiklah nikmati waktunya aku langsung ke resto saja"

"Baik, jangan berani berani pulang naik mobil sendiri loh ya, jika terpaksa mau pulang suruh Kyouko atau Shindou yang mengantarkan"

"Iya iya Haruka kun"

Selang beberapa menit Saki keluar Ryouka dan Ayumu datang menghampiri ku di kelas sambil memberikan roti, kurasa ini roti dari tempat Tomoya dan Nagisa.

"Karena gratis maka akan aku terima dengan senang Hati Ryouka san dan Ayumu kun" ucap ku sambil bercanda

"Ini juga dapatkan kamu berikan roti yang ini untuk para senpai yang menyelamatkan aku?" Kata Ayumu serahnya dengan plastik hitam berisi beberapa roti

"Tentu saja bisa, akan ku sampaikan pada mereka permintaan terima kasih mu, tapi jika bertemu kalian ucapkan secara langsung ya"

"Umm" balas mereka berdua

Jam 3.20 aku sudah di gedung olahraga, untuk roti tadi aku sudah memberikannya ke Momoharu cs yang sedang latihan di lapangan luar.

"Berkumpul" teriak Daichi

"Baik" teriak kami anggota klub voli

Di depan kami ada Takeda sensei dan Ukai sensei serta 2 manager.

Takeda Sensei maju kedepan dulu.

"Hari ini tepat tanggal 15 juni kita, Klub Voli Karasuno akan mengadakan latihan intensif, ku harap dengan adanya latihan ini bisa mengembangkan permainan dan membutikan bahwa Voli SMA Karasuno belum mati, latihan lah dengan giat maka hasil yang kamu dapat akan memuaskan"

"Mungkin sensei akan mengatakan kembali lawan kita pertama lada tanggal 2 juli nanti adalah SMA Maru, walaupun bukan SMA unggulan voli, Sensei harap kalian jangan terlena, tetap fokus dan raih juara pertama agar bisa lolos ke nasional"

"Mungkin itu yang dapat sensei katakan berjuang dan jangan kecewakan sensei"

"Terima kasih sensei" terima kami serentak

"Ok sekarang giliran ku bicara, hari ini kita akan berlatih secara gerakan dasar, kita perbaiki mulai dari servis, receive, pasing atas pasing bawah, spike, dan block, kita mendapatkan 2 lapangan hari ini, jadi kita akan berlatih servis dulu saja"

"Baik sensei"

"Oke lalu mulailah pemanasan, Haruka pimpin pemanasan" ucap Ukai sensei

"Baik sensei"