webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

56.) Jangan Ulangi Lagi

"Kamu bersihkan diri di dalam gunakan waktumu semau mu tapi jangan terlalu lama juga"

Dia masuk ke dalam dan ku dengar percikan air mulai terdengar.

Aku masuk kamar dan mulai mencari pakaian yang ku bawa pulang dari rumah nenek nya Saki yang tadinya akan ku berikan pada temannya Renge tapi karena dia tidak ada jadi ku bawa pulang lagi.

"Kamu cari apa Haruka kun?" Tanya Saki yang terbangun karena melihat ku membuka lemari pakaian

"Aku mencari pakaian anak anak"

"Untuk apa?"

"Ada anak tetangga yang hampir diperkosa"

Saki kaget

"Seperti ami chan?"

"Lebih parah lagi, kali ini yang memperkosanya adalah kakaknya"

"Gila sekarang dia di mana Haruka kun"

"Di kamar mandi tamu"

"Biar aku hampiri dia dulu"

"Silahkan saja"

Setelah Saki keluar

"Ah ketemu" ucap ku

Aku lantas langsung menuju ke ruang tamu.

"Katanya mau kesini tapi di mana Saki?" Pikir ku

"Jangan memangis Chinatsu chan" ku dengar suara Saki dari dalam kamar mandi

Ku ketuk pintunya dan ku katakan pada Saki untuk keluar.

Saki pun keluar.

"Kamu punya pakaian anak anak?" Tanya Saki

"Ingat saat kita ke rumah nenek? ini salah satu hadiah untuk anak anak di sana, namun kelebihan satu set dan ku bawa pulang" ucap ku

"Oh aku ingat"

"Apa ini pas denga nya?" Tanya ku

"Ini pas mungkin"

Saki kembali masuk ke dalam dan menandikan Chinatsu chan lalu beberapa menit kemudian ia keluar dengan pakaian yang ku berikan.

"Jaket mu ku masukan ke dalam mesin cuci dulu ya Haruka kun"

"Iya"

"Maaf telah membuat jaket mu kotor oni chan"

"Tidak apa itu masih bisa di cuci dan panggil aku kakak Haruka saja jangan oni chan" jawab ku

"Baik kakak Haruka"

"Lalu yang memandikan mu tadi Istriku, namanya Saki, kami dari keluarga Shinomiya"

"Saya Chinatsu Ayame"

"Waduh aku belum punya sofa" pikir ku

"Sebentar Chinatsu chan biar ku ambilkan karpet lantai, maaf aku belum punya sofa" ucap ku lalu kembali Kemar untuk mengambil karpet lantai bulu dan selimut

"Duduk di sini Chinatsu chan dan pakai selimut ini agar kamu tidak kedinginan"

"Umm"

Setelah Chinatsu duduk Saki membawakan minuman coklat panas 3, ia mendapat bubuk coklat dari yang ku beli kemarin.

"Minumlah Chinatsu chan"

"Terima kasih kakak Saki"

"Eh kamu sudah tau nama ku?"

"Kakak Haruka yang mengatakan"

"Ohh jadi kamu sudah tau juga bahwa aku istrinya?"

"Umm"

"Haruka kun dimana kakaknya?"

"Masih pingsan di halaman"

"Sudah di bawa masuk?"

"Sudah"

"Chinatsu chan berapa umur mu" tanya Saki

"9 tahun"

"Maaf jika tidak sopan tapi apa benar kamu telah di perkosa kakak mu?"

"Dia bukan kakak ku kandung, dia kakak tiri ku"

"Sudah lama kah kakak tiri mu itu memperkosa kamu?"

"Sudah sejak 6 bulan lalu"

"Astaga" ucap Saki pelan

"Lalu apa hanya kakak tirimu?" Tanya ku

"Apa maksudmu Haruka kun?" Tanya Saki

"Siapa tau ada sindikat orang dalam"

"Ayah tiri ku juga memerkosa diriku" Chinatsu meneteskan air mata namun menahan suara tangisan

Saki memeluknya.

"Jangan di tahan Chinatsu chan luapkan saja kami akan membantu kamu menghadapi semua ini" kata Saki sambil menepuk pelan punggungnya

"Aaaa" Chinatsu menangis dengan keras

Jam 5.20

Chinatsu mulai mengerikan tangisannya dia menangis keras selama 2 menit.

Saki mulai melepaskan pelukannya.

"Chinatsu chan maukah kamu menerima bantuan kami?" Tanya Saki

"Umm"

"Haruka kun bantu Chinatsu chan agar mendapatkan kebebasannya sebagai anak kecil lagi" kata Saki

"Nih cewek otaknya sedeng atau gimana sih dia berkata yang akan memberikan bantuan tapi malah diriku yang disuruh" pikir ku

"Chinatsu chan apa ibumu tau hal ini?" Tanya ku

"Ibuku tidak tau, dia selalu menganggap kedekatan ku dengan kakak ku dan ayah tiri ku sebagai hal yang wajar akan sebuah keluarga"

"Ibumu jarang di rumah?"

"Umm dia hanya di rumah ketika sarapan dan makan malam, ibuku yang bekerja dalam keluarga"

"Ibumu kerja apa memangnya Chinatsu chan?" Tanya ku

"Aku tidak tau, yang ku lihat pasti saat ibu pulang di pagi hari dia pasti dalam keadaan mabuk dan di bantu dengan orang asing"

"Orang asing itu laki laki yang berbeda beda setiap waktu?" Tanya ku lagi

"Iya kak"

"Wah dah gak bener nih keluarga" pikir ku dan Saki

"Bagaimana ini Haruka kun" kata Saki padaku

"Kamu punya ayah kandung Chinatsu chan?" Tanya ku

"Aku punya, tapi dia sekarang tinggal di Sendai"

"Ayahmu bekerja sebagai apa?"

"Sebagai pekerja kantoran"

"Siapa nama ayahmu apa kamu punya nomor teleponnya?"

"Kakushi Gotou, aku ingat nomornya kurasa"

"Eh"

"Kamu kenal Haruka kun?"

"Kurasa aku kenal dia" ucap ku

"Benarkan kak?" Tanya Chinatsu

"Bisa kamu tulisan nomor ponsel ayah ku" tanya ku dengan menyerahkan ponsel ku

"Umm"

Chinatsu mulai menuliskan nomor telepon ayahnya.

"Aku menjauh dulu ya Saki"

"Iya"

Aku pergi ke dapur untuk telepon Kakushi san

Berdering berdering berdering cekrek

"Halo dengan Kakushi Gotou di sini"

"Halo Gotou san, aku Haruka Shinomiya, apa benar ini Kakushi Gotou yang punya anak bernama Chinatsu Ayame?"

"Chinatsu Ayame anak ku? Apa alasan mu menelepon ku Shinomiya san"

"Katakan apa kamu ingin merawat dia?" Tanya ku

"Apa yang terjadi dengan keluarganya yang baru?"

"Ku tanya cepat saja, kamu ingin merawat Chinatsu tidak, jika tidak mau ia akan ku adopsi"

"Aku tidak bisa di pengadilan aku kalah banding dengan istri ku, aku ingin merawatnya, aku khawatir akan hidupnya jika ayame yang merawatnya"

"Akan ku katakan informasi yang mungkin akan mengguncang hatimu Gotou san"

"Katakan saja apa yang terjadi dengan keluarga barunya"

"Bukan pada keluarganya tapi pad Chinatsu chan sendiri"

"Apa maksudmu Shinomiya san!" Teriak Gotou san

"Apa yang terjadi dengan anakku!"

"Apa kamu penculik anak anak!"

"Bukan dan jangan teriak lagi, akan ku katakan bahwa selama 6 bulan ini putrimu sudah menjadi korban pemerkosaan kakak dan ayah tirinya"

Sebagai seorang ayah tentunya ia kaget dan emosi.

"Jangan bercanda tuan!!"

"Aku tidak bercanda, akan ku sambungan kamu dengan anak mu"

"Berikan ponselnya pada anak ku"

Aku kembali ke ruang tamu dan ku berikan ponsel ku pada Chinatsu.

"Ayah mu ingin bicara padamu katakan sejujurnya dan jangan takut mengungkapkan rahasiamu Chinatsu chan"

"Apa itu tidak masalah?"

"Tidak masalah Chinatsu chan" kata Saki

"Umm"

Chinatsu menceritakan semua rahasianya pada ayahnya tanpa di tutup tutupi lagi.

5 menit kemudian Chinatsu menyerahkan lagi ponselnya padaku.

"Bagaimana Gotou san apa kamu sudah paham dan percaya?"

"Tolong jika kamu bisa menolong putriku saat ini tolong lah dia hari ini tidak tepat waktu ini aku akan datang ke rumah mu untuk menjemput putri ku dan jika bisa bantulah aku memenangkan hak asuh atas putri ku"

"Ku berikan waktu 1,5 jam sampai sini"

"Iya aku berangkat sekarang tunggulah aku dan jaga putriku dulu"

"Oke"

Ku matikan telepon.

Aku menelepon polisi untuk melaporkan kakak tiri dan ayah Chinatsu.

Polisi menerima laporan ku dan bergegas ke rumah ku.

Aku memastikan kakaknya masih pingsan di luar dulu.

"Ok masih pingsan"

Lalu ku telepon Suki pengacara ku.

"Itu hal yang mudah jika kamu yakin bahwa ibunya menelantarkan dan keluarganya yang baru bertidak asusila pada Chinatsu" kata Suki

"Ku serahkan padamu ya Suki san, masalah uang nanti ku transfer"

"Oke Haruka kun"

5 menit berselang polisi datang dan membawa kakak Chinatsu ke kantor polisi.

"Apa ada dari kalian yang bersedia jadi saksi?"

"Tidak usah pak, nanti pengacara ku akan menjelaskan secara rinci dan membawakan bukti tindakan bejatnya"

"Jika seperti itu kami akan pamit dulu, terima kasih atas tindakan anda karena meringkus lolicon yang tindakannya amat tercela ini"

"Sama sama pak"

Aku Saki dan Chinatsu kembali masuk ke rumah.

"Saki chan kamu sudah tidak sakit kan?" Tanya ku

"Eh kak Saki sakit?"

"Tidak Chinatsu, aku rasa aku sudah sembuh Haruka kun buburmu mujarab untuk penyakit ku"

"Ya sudah jika sudah sembuh, kalian duduklah dulu biar aku yang memasak" kata ku

"Okey" balas Saki dan Chinatsu

"Kalian mau menu apa?" Tanya ku dulu

"Yang enak saja" kata Saki

"Mau yang enak juga" kata Chinatsu

"Pesanan kalian akan siap dalam 20 menit" kata ku

Pertama masak nasi di rice cooker.

Lalu ke lauknya.

Aku kepikiran memasak Ayam tumis dengan bumbu lada dan kentang keju.

Ku potong daging ayam menjadi potongan kecil lalu ku tumis sebentar lalu ku angkat saat setengah matang.

Rebus air sebanyak 600 mili lalu masukan kecap gurih dan masukan irisan daun bawang lalu kentang rebus yang telah ku hancurkan, masukan sereh dan daun salam juga.

Masukan ayam jika air sudah medidih, masukan keju manis terakhir masukan lada garam dan gula.

"Entahlah ini masakan apa karena aku memasak menggunakan logika akhir" kata ku

Masakan yang ku buat agak menjijikkan seperti kare tapi kuahnya lengket bukanya kental.

"Silahkan di makan" ucap ku saat memberikan 2 piring nasi dan lauknya di atasnya

"Ini apa Haruka kun kok lengket?" Tanya Saki

"Itu keju yang bikin lengket" kata ku

"Bukankah jadi asin kalau begitu?" Tanya Saki

"Coba saja sayang dan Chinatsu coba juga jika tidak cocok akan ku masakkan mie instan saja"

"Um"

Mmmmmm

Kata mereka.

"Kuahnya amat kaya rasa Haruka kun, lalu ayamnya lembut dan guruh" kata Saki

"Ini sangat enak Kakak Haruka"

"Syukurlah jika kalian cocok"

"Kakak tidak makan?" Tanya Chintsu

"Aku makan kok, Saki suapi diriku" kata ku

"Ini buka mulut mu sayang"

"Aaa.. Mmmm"

"Wahhh kalian pasangan yang serasi kakak, aku harap di masa depan aku juga bisa menemukan laki laki yang baik padaku dan sayang padaku dan melindungi diriku ini"

Hati Saki yang mendengar kata kata Chinatsu tertegun, ia menikah dengan Haruka karena ia juga ingin laki laki yang bisa menyayangi dirinya, baik padanya dan bisa melindunginya dalam keadaan apa pun.

"Jangan bersedia Chinatsu chan, kamu pasti kok akan menemukan laki laki seperti kakak, tapi untuk saat ini mari kita cari kebebasan mu sebagai anak dan bermainlah layaknya anak seusiamu, lalu setelah dewasa barulah cari jodoh yang mampu menerima kamu apa adanya" kata ku

"Iya kakak terima kasih atas bantuan mu"

"Tentu, Saki chan jangan diam saja suapi aku lagi dong"

"Eh" Saki tersadar dari lamunannya dan mulai menyuapi aku lagi

Dalam hati kecil Saki ia amat bersalah dengan Haruka, ia merasa dirinya seperti kacang lupa kulit, dia terlalu emosi hanya masalah yang belum tentu benar adanya, ia lupa apa yang bahkan selama ini Haruka lakukan padanya.

Menyelamatkan dari mantanya yang mungkin akan merusak masa depanya, menyelamatkan dirinya dari ayahnya yang akan memerkosanya, menyelamatkan hidupnya ketika kedinginan dan sendirian tanpa teman atau keluarga, memberi dirinya masa depan, memberinya tempat tinggal yang nyaman, memberikan dirinya perhatian lebih yang mungkin wanita lain tidak mungkin seberuntung dirinya, sementara dirinya hanya memasak dan membantu sedikit sudah berani berkata menjadi istri sebaik mungkin? Itu omong kosong dan lebih parahnya Haruka masih mau bersama dengan diriku(Saki).

"Betapa egoisnya diriku ini Tuhan" pikir Saki

Saki menangis saat menyuapi diriku.

"Hey hey sayang kenapa kamu ikutan menangis" ucap ku lalu menghapus air matanya di pipi

"Maafkan aku Haruka kun, aku ini istri yang egois" ucapnya lalu menangis

"Chinatsu chan maukah kamu pergi ke lantai 2 dulu" ucap ku

"Tentu kakak Haruka" Chinatsu pergi ke lantai atas dengan membawa makanan dan minumnya

"Ada apa dengan mu Saki chan tiba tiba menangis dan mengatakan kamu egois?" Tanya ku

"Aku gagal menjadi istrimu Haruka kun, aku terlalu egois waktu itu tanpa ingat apa yang pernah kamu lakukan padaku, aku wanita yang tidak bisa bersyukur karena telah menemukan dirimu sebagai pasangan hidup ku" ucap Saki

"Kamu tidak gagal sayang, aku yang salah dulu jadi jangan pikirkan lagi"

"Tolong berhenti mengatakan kamu salah Haruka kun, kamu membuat ku menjadi istri yang hanya taunya benar dan lupa akan kesalahan ku sendiri, ku mohon padamu jika aku salah maka katakan saja, biarpun itu melukai diriku aku akan menerimanya"

"Mana bisa Sayang, aku terlalu mencintaimu sampai sampai takut melukai mu, biar aku saja yang terluka dan kamu tetap aman, cukup bantu aku jika aku butuh bantuan dan dukung diriku di setiap langkah ku, aku di depan mu akan membantu kamu juga yang ada di belakang ku"

Saki tambah menangis

"Jangan menangis lagi malu dengan Chinatsu chan" kata ku

"Kamu laki laki yang terlalu baik Haruka kun, untunglah waktu itu kamu tidak melepaskan diriku, jika kamu melepaskan aku mungkin saat itu akan menjadi penyesalan seumur hidup ku"

"Cup cup cup jangan manangis lagi, aku sadar kok kita ini belum terlalu dewasa, maka dari itu jangan sampai hanya suatu masalah langsung memecah hubungan kita ini Saki chan, lagi pun aku sudah berjanji padamu kan satu cinta ya untuk kamu saja sampai ajal menjemput"

"Maaf sekali lagi Haruka kun"

"Iya tidak apa aku paham" ucapku

Saki menghentikan tangisnya.

"Aku akan ke kamar mandi dulu, kamu panggil Chinatsu chan turun dan makan bersama kita lagi" ucap Saki

"Baik sayang" balas ku

Saki ke kamar mandi dalam dan aku naik untuk menjemput Chinatsu.

"Good job Chinatsu chan kamu membantu aku juga" ucap ku

"Umm, apa Kakak Saki sudah berhenti menangis?"

"Sudah, ayo turun lagi dan makan bersama lagi"

"Baik kak Haruka"

Aku dan Chinatsu turun untuk makan kembali.

Beberapa menit Saki datang dengan tampilan yang lebih segar.

"Sini Haruka kun biar ku suapi lagi" kata Saki meminta piring yang ku pegang

"Boleh saja, ini" ku berikan piringnya dan dia mulai menyuapi ku

"Jangan iri loh Chinatsu chan" kata ku

"Mouu siapa yang iri huh"

"Ha ha ha" tawaku dan Saki

Jam 6 aku dan Saki bergantian mandi dulu.

Jam 6.30 Suki datang ke rumah ku dan mulai berdiskusi tentang masalah adopsi.

"Chintasu chan apa kamu bersedia untuk di adopsi ayah mu?" Tanya Suki

"Aku mau bibi Suki, di rumah aku terlalu tertekan karena setiap hari di perlakukan seperti hewan oleh ayah dan kakak ku, ibu ku pun tidak terlalu peduli padaku"

Suki merekam itu semua, walaupun suara anak kecil tidak dapat menjadi penentu kemenangan mutlak, tapi dengan suara ini mungkin bisa menambah 1 persen, Suki seorang pengacara cerdik dengan memanfaatkan segala kemungkinan yang ada.

Dia bahkan sudah mengumpulkan bukti bukti bahwa ibunya memang bekerja sebagai psk, lalu ayah dan kakaknya yang selalu mencabulinya di luar rumah lewat kamera cctv jalan, namun tetap saja ku berikan video di depan gerbang juga.

Tak berselang lama bel rumah berbunyi, Saki yang membukakan pintu lalu membawa tamu itu masuk.

"Chinatsu chan" teriaknya

"Ayah!!"

Chinatsu lari menghampiri ayahnya dan memeluknya.

"Sudah sudah nanti saja kengenya, sekarang kamu urus dengan pengacara ku masalah hukuman bagi pelaku dan urusan adopsi anak" kata ku

"Tentu Shinomiya san, terima kasih atas bantuan mu" teriaknya sambil membungkuk

"Iya sama sama, jagalah Chinatsu jikalau dia akan ikut dengan mu, rawat dia dengan penuh perhatian tanpa harus merahasiakan pekerjaan mu sebagai mangaka" ucap ku

"Eh ayah bekerja sebagai mangaka?" Tanya Chinatsu

"Anu kamu terlalu cepat membuka rahasia Shinomiya san" kata Gotou

"Sudah sana duduk di kursi teras dan bahas dengan pengacara ku" kata ku

"Baik"

Chinatsu ikut dengan ayahnya.

Jam 7.00 urusan selesai dan Suki pamit.

Gotou san pamit sambil membawa Chinatsu.

"Jangan lupa loh ya Gotou san tentang peradilannya, pastikan kamu datang agar kamu menang dalam pemilihan hak asuh anak"

"Tentu Shinomiya san"

"Lalu Chinatsu chan, jangan takut jika kamu tidak salah, beranilah untuk melaporkan setiap kesalahan yang ada, tapi ingat juga batasnya, lindungi sekaligus menyerang, ingat saja itu" kata ku

"Baik Kakak"

"Jika begitu kami akan pamit Shinomiya san"

"Iya" kata ku dan Saki

"Bye bye kakak Haruka dan Saki"

"Bye bye Chinatsu" ucap kami berdua

.

"Ayo berangkat sekolah" kata ku

"Kita bolos saja hari ini sayang"

"Tidak, Hari ini kita harus sekolah, minggu kemarin saja kita sudah izin 3 hari"

"Aku hanya 2 hari setengah" kata Saki

"Bodo, pokoknya sekolah Saki chan" dorong tangan ku pada pundaknya

"Iya iya Haruka kun"

Jam 7.10 kami sudah keluar rumah.

"Rasanya enak Haruka kun naik Mobil honda ini"

"Ya memang enak Saki chan, bodinya tidak terlalu rendah seperti Lamborghini, ini cocok untuk ku"

"Untuk kita Haruka kun"

"Iya untuk kita" balas ku lagi

Jam 7.17 aku tiba di restoran.

Note : di Jepang jarang terjadi pencurian apalagi mobil jadi kamu parkir sembarangan ya yang jadi masalah bukan pencuri melainkan surat tilang dari petugas lalulintas.

Ku tarik rem tangan.

"Ayo turun Saki chan"

"Um"

Aku dan Saki turun.

"Bos pinjami aku mobil barumu ini" kata Kyouko yang ternyata telah menunggu di luar

"Kamu bisa pakai?" Tanya ku

"Bisa, sudah sini lemparkan kuncinya" kata Kyouko

"Mana bisa jika mau pinjam sini saja, jika jatuh kuncinya bisa gawat" ucap ku

Kyouko menghampiri ku dan mengambil kuncinya, memang benar saja kuncinya saja terlalu mewah jika jatuh.

"Mau kemana tanyaku"

"Hanya jalan jalan, bye bos" kata Kyouko

"Hati hati itu mobil baru loh" teriak ku

"Iya iya"

Brommmmmmm

"Hebat" teriak Kyouko

Aku berdoa semoga mobil ku di jauhkan dari lecet.

Jam 7.25 kami tiba di gerbang sekolah.

"Untung tidak telat kalian berdua, segera masuk sana"

"Makasih pak Hiroto" ucap ku

"Iya Haruka"

Jam 7.30 tepat kami tiba sesaat sebelum guru datang.

"Ku kira kamu akan izin Haruka" kata Hinata

"Berarti perkiraan mu salah" balas ku

Pelajaran dimulai yaitu bahasa Inggris 1 jam lalu di lanjutkan olahraga selama 3 jam terpotong istirahat pertama.

Olahraga kali ini adalah lari 100 meter.

14 siswa laki laki bertarung 3 babak untuk mencari juara satu.

Aku main di kloter pertama dengan 6 lawan, hinata tidak ikut pada kloter ini, tapi Chika yang ikut.

Bersedia siap mulai teriak Yamato sensei

Aku berlari dengan memanfaatkan gaya ledak betis ku yang kuat, setiap langkah ku lakukan percepatan terus menerus hingga aku berlari normal dan finsih.

"Gilaa hampir separuh lapangan kamu meninggalkan nomor 2 Haruka kun" kata Hinata

"Astaga tembus 11,7 detik itupun tanpa alat bantu" kata Yamato sensei pelan

Kloter ke dua maju

Hinata Finish ke dua dan Takaoka finish pertama dengan waktu 13,79

Babak 2 di mulai dengan mengambil 4 teratas di setiap kloter.

Bersedia siap mulai teriak Yamato sensei lagi

Aku agak menurunkan tempo dan finish pertama dengan waktu 12,23 detik

"Apa yang kamu lakukan Haruka!!" Teriak marah Yamato sensei

"Finis kan Sensei?" Tanya ku

"Kamu untuk apa memperlambat huh!!" Teriak sensei lagi

"Kan sudah pasti menang" kata ku

"Babak berikutnya luapkan semuanya" kata Sensei

Istirahat 10 menit bergantian dulu dengan siswi wanita.

"Ku colok mata kalian jika memandangi istriku" ucap ku pada para Siswa laki laki

"Anjir lah kamu Haruka bisa dapat istri yang inner beauty" kata Taki

"Ya namanya juga di cari jadi pasti bisa dapat" balas ku

"Dasar mau sombong" kata Chika

"Biarkan, pasti banyak kan dari kalian yang belum pernah main? Pu pu pu kasihan teman ku yang pada jomblo ini" ucap ku

"Bangke bikin iri saja" kata teman yang lain

"Makanya punya istri biar bisa main aman" kata ku tanpa takut ketahuan

"Diamlah Haruka kun atau aku mutliasi kamu" teriak Saki padaku

"Ngeri" pikir teman ku yang mendengar ancaman Saki

Yang mau donasi ke gopay : 089670990024 ya