Minggu 5 Juli, pukul 6 pagi.
Hiyori menelepon ku.
"Kakak bagaimana ini aku tidak di izinkan keluar oleh ibu, padahal aku ada pertandingan hari ini"
Aku yang mendengar seakan mau tertawa.
"Tapi tidak di pukul bukan?" tanya ku
"Tidak, ibu akhirnya memutuskan menerima tawaran dari Ushijima senpai, tapi aku malah dikurung di rumah ini, tolong bujuk ibu, kak!"
"Tidak tidak, kakak tidak ingin kena marah, aku sudah membantu kamu sebelumnya, ibu seharusnya juga tau kan"
"Ibu tau bahwa kemarin bantuan dari kakak" ucap Hiyori
"Nah maka dari itu, jika kakak membantumu lagi, ibu malah mengolok ngolok ku, sebab membantu kamu yang salah, terimalah hukuman mu"
"Tapi hari ini pertandingan penting kak!"
"Begini Hiyori chan, kamu mau buat ibu marah lagi?"
"Tidak" jawabnya dengan gelisah
"Kamu sudah coba untuk meminta keluar rumah pada ibu?" tanya ku
"Belum, aku tidak berani"
"Bagus langkah mu tepat, sekarang kakak tanya kamu lebih mementingkan volimu atau ibu?"
"Kenapa aku harus memilih jika harusnya bisa dapat keduanya"
"Sekarang tidak bisa keduanya, salah mu sendiri juga ciuman tidak kenal tempat"
"Aku mencium kakak dulu saat di kamar ibu tidak marah"
"Itu beda cerita, dulu masih kecil sekarang kita sudah remaja menuju ke dewasa, jadi harusnya sudah tau batasan"
"Kakak pernah tidak tau batas"
"Hey anda, anda, tolong jangan mengungkit kejadian ku yang telah lalu, pokoknya sekarang pilih saja skala prioritas, pilih ibu dulu, voli tinggalkan"
"Ehhh bisa bisa aku di keluarkan dari tim kak!"
"Kamu mau di keluarkan dari kartu keluarga memangnya?"
"Mouuuuu!!!"
"Ya kakak tidak tau bagaimana juga, kakak tidak berani harus berdebat dengan ibu sebab di sini kamu yang salah duluan"
"Huwaaaa masa aku harus merelakan voli tinggal dua langkah lagi menuju nasional itu"
"Ya itu jika langkah mu berhasil, jika tiba tiba kamu keceklik atau terkilir bagaimana"
"Kakak bodoh!" telepon akhirnya di matikan olehnya
Ku kirim pesan pada ibu.
"Apa ibu melarang Hiyori kembali ke Sendai?"
2 menit berselang pesan di balas oleh ibuku.
"Kamu mau debat dengan ibu?" tanyanya
"Astaga begini amat dah punya ibu" pikir ku
"Tidak jadi ibu, eh iya apa undangan di ibu sudah terkirim semua? Apa perlu tambahan undangan, jika perlu di rumah masih ada sekitar 30 yang belum terpakai"
"Sudah ibu kirim semua, tapi ada beberapa juga yang di kembalikan pada ibu sebab tidak bisa hadir pada tanggal itu, di sini juga masih banyak jadinya"
"Oh jadi tidak perlu tambahan ya"
"Tidak perlu, lalu bagaimana persiapan kalian, sudah matang tinggal berangkat hari h?" tanya ibu
"Sudah selesai semuanya, tapi saran dari ibu aku sebaliknya berangkat dari sini atau langsung di sana saat tanggal 14?"
"Langsung di sana saja, takut terjadi apa apa di jalan jika berangkat ikut tamu lagian perjalanannya jauh"
"Lalu berangkat bersama ibu?" tanya ku
"Iya berangkat bersama ibu saja, kita naik jet di bandara Sendai nantinya, ajak Ibunya Saki, dan Rin chan juga"
"Eh ibu sudah tau Rin chan?" tanya ku
"Sudah, Saki yang memberitahu ibu, lain kali jika ketemu anak manis seperti Rin chan katakan ke ibu saja"
"Ibu mau ngeadopsinya?" tanya ku
"Tentu saja, ibu sudah pusing memikirkan kalian berdua mending ibu punya anak lagi"
"Ya buat saja lagi, ibu kan masih 38"
"Bukannya tidak mau, tapi ibu takut pekerjaan ibu malah terganggu nantinya"
"Yehh jika begitu ngapain berniat ngadopsi anak"
"Ya dengan mengadopsi kan tidak perlu hamil 9 bulan, asal kamu tau ya wanita hamil itu perjuangan, apalagi setelah melahirkan, jika mengingat masa itu ibu sungguh prihatin dengan kelakuan kalian ini, padahal ibu tidak pernah mengajarkan hal memalukan seperti ini"
"Ya namanya juga masih remaja labil, Hiyori kan lagi pertama jatuh cinta"
"Hmm cinta tidak harus sampai ke hasrat seksual, lagian kamu kakaknya malah tidak menjaganya di sana"
"Ya mau di jaga juga tidak bisa ibu, aku ada keperluan lain dengan keluarga ku sendiri, seperti membantu surat adopsi Rin chan contohnya"
"Ohh anak ibu pintar alasan ya, mau ibu katakan kapan saja waktu longgar mu saat di Sendai?"
Aku menepuk jidat, lupa bahwa antek ibu ada di mana mana.
"Tidak perlu bu, aku mengaku salah"
"Sudah dulu ya, ibu mau tidur lagi"
"Oke bu"
.
Jam 9 pagi, match pertama semi final putri antara SMA Niiyama dan SMA Miyagi 1 di mulai.
Pertandingan di laksanakan di gedung olahraga utama Sendai, tempat yang sama dengan match laki laki.
Pertandingan tiga set, set pertama di rebut SMA Miyagi 1, poinnya 25 - 23, lalu set ke dua di rebut kembali oleh SMA Niiyama 19 - 25, lalu di set ke tiga Niiyama membanting poin musuh menjadi 12 - 25.
Dengan hasil kemenangan itu, Niiyama berhasil mengkantongi tiket menuju final prfektur.
Jam 11 tepat pertandingan SMA Shiratorizawa melawan SMA Ookami, walaupun tanpa Hiyori penampilan mereka masih terbilang bagus.
Set pertama Shiratorizawa menang dengan skor 25 - 22
Set kedua Shiratorizawa kalah 25 - 27
Set ketiga Shiratorizawa kalah lagi dengan skor 22 - 25, dengan hasil ini mereka gagal melaju ke babak final.
.
"Sayang sekali ace utama tidak di mainkan" ucap salah satu penonton
"Benar, memang sayang sekali, jika ada dia pasti Shiratorizawa bisa lolos ke final"
"Hmm tapi mereka sudah tampil baik"
.
Kami penonton memberikan tepukan penghormatan untuk pertandingan semi final wanita ini.
.
Jam 1 siang, semi final putra pertama di mulai, SMA Shiratorizawa melawan SMA Miyagi 1.
Pertandingan berlangsung sangat sengit, penonton tidak mengira bahwa SMA Miyagi bisa mengimbangi permainan Shiratorizawa.
Bahkan di set pertama bisa di rebut oleh SMA Miyagi dengan skor 26 - 28.
Di set ke dua Shiratorizawa bermain habis habisan, sebab jika kalah mereka akan langsung gugur, hasilnya adalah pertandingan 20 menit, kemenangan mutlak untuk Shiratorizawa 25 - 16
Di set ke tiga, kedua pelatih dari masing masing tim mengubah strategi, mulai dari pertahanan dan penyerangan.
Boom!!
Boom!!
"Hahaha match putra memang mengerikan" ucap Kanoka Anami (yang di taksir Tanaka)
"Jangan lupakan Shiratorizawa itu unggulan pertama di seleksi putra" ucap Maeko
"Eh tapi jangan lupakan ada Karasuno loh, katanya mereka bangkit tahun ini" ucap Kanoka
"Apa iya, aku bahkan tidak tau"
"Benar, katanya tiap pemain bisa menguasai jump serv dan spike keras"
"Ara Ara Konoka, apa yang kamu maksud adalah laki laki botak yang tadi malah menembak mu itu"
Kanoka memerah mukanya karena malu.
"Ehhh apa itu benar!" ucap mamber lain
"Bagaimana hasilnya apa kamu terima Konoka?" tanya kapten tim
"Emm... belum, aku memberikan syarat padanya jika ia dan timnya lolos ke nasional maka akan ku terima dia"
"Uwaa Konoka senpai keren"
"Keren apanya, laki laki itu bahkan lebih pendek dari Konoka" ucap Maeko
.
Kembali ke pertandingan
Shiratorizawa terus menggempur pertahanan musuh, akhirnya musuh kualahan, menit ke 24 musuh menyerah dengan skor 25 - 18, Shiratorizawa melaju ke babak final, menunggu antara kami atau Aoba Johsei yang akan jadi lawanya.
Di tribun.
"Jangan gemetar Hinata, lawan kita varu setingkat Miyagi belum nasional" ucap ku karena melihat Hinata gemetar hebat di bangkunnya
"Begini Haruka kun, apa match voli memang harus sekeras itu?" tanya Hinata dengan mulut gemetar
"Ya namanya juga rally panjang, Shiratorizawa memanfaatkan kekerasan dalam spikenya dan stamina, jadi mereka harus bisa membuat musuh lelah"
"Astaga aku jadi tambah takut"
"Hahaha tenanglah Hinata, match kita juga selalu keras, apalagi Haruka dan Asahi itu" ucap Daichi
"Hey jangan lupakan aku" ucap Tanaka
"Aku juga" ucap Ennoshita
"Hahaha mari bersenang senang bersama" ucap Daichi lalu mengajak kami turun untuk bersiap bertanding
Match di mulai pukul 3, artinya masih ada 45 menit, kami masih bersantai.
.
Di ruang ganti
"Kalian jangan terlalu tegang, penonton memang penuh tapi sensei harap kalian tidak kehilangan fokus" ucap Ukai sensei
"Baik sensei" ucap kami minus Hinata
"Baa ik sen. Sei" ucap Hinata
"Hinata, jika kamu tidak menghilangkan grogimu sensei akan langsung manarik kami keluar!"
"Baik Ukai sensei aku paham!" teriak Hinata
.
"Haruka bagaimana caranya agar tidak grogi?" tanya Hinata
"Mudah saja, bagiku lawan itu manusia normal jadi bisa lebih baik atau lebih buruk, nah tanamkan di pikiran mu aku bisa karena sudah berusaha, urusan kalah atau menang ya biarkan takdir dan usaha yang menentukan, yang terpenting kita bisa fokus pada permainan sendiri"
"Ohh aku lumayan paham" Hinata mengingat latihan kerasnya selama ini, hal itu membuatnya mengurangi goroginya
Jam 2.45 siang, kami memasuki lapangan untuk pemanasan, dengan jersey warna hitam kebanggaan kami, kami masuk satu persatu menunggu nama kami di panggil.
"Haruka Shinomiya" ucap komentator
Aku masuk lapangan lalu bersalaman dengan pelatih ku lalu melambaikan tangan pada penonton.
Setelah kedua tim masuk.
Jam 2.50, pemanasan kami mulai, hanya pemanasan ringan, sebab sebenarnya di dalam tadi sudah.
Match kali ini aku di mainkan menggantikan Tanaka, jadi di lapangan ada Asahi Daichi Kageyama, Diriku, Nishinoya/Kazuhuto, terakhir Hinata.
Jam 3 tepat.
Pruitt!!
Servis pertama oleh Kageyama.
Boom!!
Jump serv ia lakukan, bola meluncur cepat menuju ke Yutaro(Temennya Kageyama dulu se smp)
Bless!
Bola meleset saat akan di terima.
"Yosh!" ucap Kageyama
Kami berkumpul untuk memberikan selamat.
"Nice serv" ucap ku
1 - 0
"Don't mind" ucap Iwaizumi sang wakil kapten kepada Yutaro
.
Kageyama melakukan serv lagi.
Boom!
Bola mengarah ke Yutaro lagi namun libero sudah berjalan ke sana sebelum bola di pukul.
"Oikawa" teriak Libero musuh saat bola berhasil ia terima dengan baik
"Oke" balas Oikawa
Bless!
Bola di tosskan pada Ace
Iwaizumi melompat, aku dan Asahi ikut melompat
Blar!!
Bola berhasil kami block, namun bola masih bisa di selamatkan oleh libero musuh.
Oikawa mencoba serangan lagi, sebab bola sudah satu sentuhan.
Iwaizumi yang melihat peluang segera mundur lagi.
Bola di tosskan ke atas tinggi oleh Oikawa.
Blar!
Bola terblock lagi oleh kami.
Bles!
Bola jatuh ke lantai musuh dengan cepat.
"Yoshaa!" teriak aku dan Asahi
.
"Tch, pertahan mereka lebih solid dari dugaan ku" pikir Oikawa
"Huh kita gunakan strategi quick" ucap Oikawa pada tim dengan kode jari tangan
Kageyama serv lagi.
Bola di terima baik oleh libero musuh.
Bless!
Booom!!
Bola masuk dengan cepat tanpa kami sempat memblokirnya.
"Astaga quick yang merepotkan juga" pikir ku
"Don't mind, poin berikutnya kita rebut!" ucap Daichi menyemangati kami
.
Oikawa melakukan serv.
Ia mundur ke belakang, bola di lempar ke atas.
Boooom!
Bola sampai berubah bentuk saat di pukul jika dalam gerak lambat.
"Datang ke papa sayang" ucap Nishinoya siap siap menerima
Bless!!
Bola di mampu di jinakan oleh Nishinoya namun, memantulnya ke atas.
"Kageyama oper!" teriak Hinata
Kageyama mengejar bola, Asahi, Aku dan Hinata berlari ke depan dengan tempo yang berbeda.
"Sialan, ini lebih merepotkan daripada Shiratorizawa" pikir Oikawa
Bola di oper cepat.
Di depan ku sudah ada Iwaizumi yang bersiap, namun sayangnya bola di arahkan ke Hinata.
Boom!
Pukulan keras dari Hinata langsung menuju Libero,
Bamm
Bola mencoba di tahan namun bola terlalu cepat datang, akhirnya bola meleset dari tangannya.
Spike 3m Hinata berhasil.
"Yoshaaa!" teriak kami
.
"Astaga servis ku langsung di patahkan oleh libero musuh bisa bisanya" pikir Oikawa masih terkejut
"Tenang, rencana kita masih berjalan" ucap Iwaizumi
"Tentu Iwa chan" ucap Oikawa
.
Aku mundur melakukan rotasi sekaligus servis.
Musuh ku lihat sudah sangat fokus.
Ku bidik libero musuh dengan bola ku hadapkan padanya.
.
"Wow nomor 27 itu berani sekali ya" ucap salah seorang pemain Niiyama
"Jangan salah, dia itu kata pelatih tim putra kita adalah ancaman terbesar bahkan lebih besar daripada Ushijima yang di gadang pemain terbaik se prefektur" ucap kapten musuh
"Tapi bukanya itu termasuk tindakan arogan?" tanya Konaka
"Memang, intinya ia sedang vs dengan libero musuh, nama baiknya ia pertaruhkan"
Boom!!
Jump serv pendek ku lakukan.
Setiap mata penonton langsung membelak karena baru kali ini aku membuat serv dengan tenaga penuh.
Blaarrrrr
Libero musuh mencoba menahan namun bola, bola sudah jatuh ke tanganya, namun tekanan bola terlalu kuat, akhirnya bola memantul tinggi keluar lapangan, libero musuh bahkan sampai terguling ke belakang setelah menerima bola.
"Yoshaaa!" teriak kami
4 - 1
.
"Astaga servis yang sangat merusak" ucap Ace tim Niiyama
"Ini gila" ucap penonton lain
"Whoooo kerenn!!!"
Konaka sekarang masih kaget dengan servis ku itu, pemain lain juga sama.
Sayangnya servis ku tidak jadi servis ace sebab bola masih mengenai tangan libero, jika tidak pasti kecepatan bola akan di tampilkan di monitor.
"Kira kira berapa itu pelatih?" tanya salah seorang pemain Niiyama bertanya pada pelatihnya
"Jika ku kira kira sih lebih dari 120 km per jam"
"Mengerikan" pikir mereka yang mendengar, penonton yang mendengar juga kaget
.
Serv ke dua oleh ku
Aku mendur ke belakang untuk ancang ancang, pemain musuh menunggu servis ku dengan tegang, namun penonton malah menunggu aksi keren ku berikutnya.
Bola ku lempar ke atas tinggi.
"Oooooooooooo" ucap penonton
"Booooooom!!" teriak penonton saat bola sudah ku pukul
Blaaar
"Servis ace!!!" teriak Suga dan yang lain karena bola langsung menyentuh lantai
Penonton menunggu beberapa detik.
131 km/jam
Tulisan itu muncul di layar monitor poin.
Penonton jadi ricuh kembali.
Sementara pendukung Aoba Johsei jadi tertekan.
"Memang pantas jadi monster" ucap Pelatih Shiratorizawa
"Itu terlalu keras untuk pemain SMA tangani" ucap Pelatih dari Niiyama
Pelatih dari Aoba Johsei hanya bisa gigit jari, sebab mengetahui fakta yang lebih mengerikan ini.
Servis kembali ku lakukan, terkadang jadi servis ace terkadang tidak, namun jika tidak dan menjadi change ball, di depan masih ada Asahi dan Hinata yang siapa dengan dua tempo yang berbeda.
Servis ku terus menerus mendapatkan poin, namun sayangnya di servis ke 8, harus di patahkan oleh Oikawa dengan fake pada sentuhan ke dua.
11 - 2.
Kami yang unggul jadi lebih tenaga, sebab keunggulan juga banyak.
Pelatih musuh langsung mengganti yang akan melakukan servis dengan Shigeru, dia adalah spesialis servis, Ukai sensei sudah mengatakan itu pada kami, tipenya yaitu float dan jump serv keras, tapi sungguh tidak beruntungnya dia, sebab di area bertahan ada aku Daichi dan Nishinoya.
Boom!
Bola mengarah padaku dengan cepat, kurasa pelatih mereka mengira aku kurang bisa dalam hal menerima servis.
Baam!
Bola jatuh tepat di tangan ku.
Bola memantul sempurna ke Kageyama.
"Astaga penerimaan yang sempurna" ucap pelatih Niiyama ku kagetkan kembali
"Gooo Karasuno!" teriak Konaka karena sudah terlalu banyak terkejut
.
Kageyama melakukan toss.
Bloker bersiap melompat.
Aku berlari ke depan
Booom!
Bola ku pukul dengan keras dari jarak 3m.
Bola melewati bloker yang sudah turun karena tempo lompat mereka mengikuti Hinata di minus tempo.
Bola menukik lalu membentur lantai.
"Yoshaa!" teriak kami lagi
12 - 2
Pelatih tim dan Oikawa langsung pucat karena hal memalukan seperti ini.
Oikawa sampai sampai menelan ludahnya, sebab ia sudah agak bingung menghadap tim Karasuno atau tepatnya cara menghalangi ku mencetak poin.
"Jangan menyerah pertandingan masih berlanjut, sebelumnya match poin kita masih ada kesempatan!" teriak Iwaizumi menyemangati rekan se tim
"Baik!"
.
Poin banyak berubah pada rotasi kali ini, sebab pada rotasi ini, penyerang hanya Hinata, lalu pertahanannya hanya Nishinoya dan aku.
Namun karena kami sudah punya momentum poin, mental tim Aoba Johsei tidak bisa kembali cepat, pada menit ke 20 pertandingan berakhir,
Set pertama kami menenangkan dengan skor 25 - 10
Ku lihat Oikawa membungkus kepalanya dengan handuk basah, dia kebingungan mungkin.
.
"Haruka, di set ke dua kamu masih bisa mempertahankan servis keras mu?" tanya Ukai sensei
"Masih bisa sensei, kurasa untuk 6 poin masih aman"
"Bagus, tapi kali ini sensei ingin membuat Asahi yang bersinar, tolong kamu buat servis yang bisa jadi change ball"
"Maksudnya jump serv panjang sensei?" tanya ku
"Terserah kamu, yang penting bisa jadi change ball atau tidak langsung masuk saja"
"Baik sensei aku paham"
.
Setelah 10 menit pertandingan di mulai kembali.
Mental pemain Aoba Jonsei sudah membaik saat ku lihat.
Pertarungan kami di mulai setelah servis dari Hinata di mainkan.
Boom!!
Jump serv Hinata juga mengejutkan penonton, sebab tubuhnya yang pendek bisa membuat jump serv namun tidak menukik terlalu pendek.
Libero musuh menerima dengan mudah.
Oikawa mengcover pantulan bola.
Baamm!
Boom!
Quick kembali mereka lakukan aku Kageyama dan Kazuhito telat melompat, menyebabkan Diachi gagal menerima bola karena terlalu cepat.
"Maaf" ucap kami
"Don't mind, masih awal" ucap Daichi
.
Pertandingan set ke dua berlangsung lebih sengit, sebab servis ku hanya berhasil mencetak 2 poin, rally panjang terkadang terjadi, spike demi spike bergantian kedua tim layangkan.
Hingga menit ke 30 belum ada kemenangan yang tercetus, poin sementara adalah 34 - 33, poin krusial untuk kami yang unggul.
"Yamaguchi, gantikan Hinata servis" ucap Ukai sensei
"Eh sensei yakin?" tanya Yamaguchi sebab di set kedua baru kali ini ia di mainkan
"Tentu saja, cepat sebelum wasit meniup peluit"
"Baik sensei!"
.
Yamaguchi menghentikan Hinata.
"Fire Yamaguchi!" teriak pemain dari bangku cadangan
Yamaguchi mundur ke belakang.
Pruitt
Wasit meniup peluitnya.
Bola di lempar ke atas.
Yamaguchi lari sedikit.
Boom!
Pukulan float serv namun keras ia lakukan.
"Astaga terlalu keras" pikir Yamaguchi
.
Libero musuh punya pilihan melepaskan atau menerimanya, sebab bola masih tinggi.
.
.
.
.
"Terima!" teriak Oikawa
Libero memasang posisi pasing atas.
Plupp
Bola di terima namun malah meleset dari tanganya dan jatuh ke lantai.
Pruitt Pruitt....
Peluit pertandingan selesai telah berbunyi.
"Kita menang!" teriak Yamaguchi
Kami langsung berlari menuju Yamaguchi untuk memeluknya.
.
"Huh akhirnya selesai juga pertandingan menegangkan ini!" teriak penonton kami
"Selamat!!!"
"Kalian keren!!!"
.
Pertandingan usai, kami dinyatakan melaju ke babak final.
"Terima kasih atas dukungannya!" teriak kami pada penonton lalu keluar lapangan pertandingan
Penonton memberikan tepuk tangan yang meriah pada kami.
Pertandingan kami mengakhiri sesi hari ini, pertandingan final akan di adakan besok jam 9 dan 11, 9 untuk putri, 11 untuk putra.
.
Di luar lapangan.
Kami se tim di mintai foto bersama dengan para fans.
Kami menguping pembicaraan kedua insan di lorong bawah tribun.
"Selamat untuk mu" ucap Konaka
"Maaf aku tidak bertanding banyak di pemain tadi" balas Tanaka
"Tidak masalah, yang terpenting saat kamu masuk lapangan, kamu juga ikut bersinar"
"Cie cie si botak dapat pacar sepertinya" teriak ku
"Hahahaha si botak dapat pacar" tawa Nishinoya
"Shuttt kalian diam dulu bangsat, ini baru pdkt" teriak Tanaka
"Sudah sudah, mari kembali dulu ke mobil sensei sudah menunggu, Tanaka setelah selesai segera kembali" ucap Diachi
"Baik Daichi san"
.
Di mobil aku di telepon oleh Hiyori
Ku pasang airpod ku
"Selamat atas kemenangan mu kak, semoga bisa menang di final nanti"
"Mmm kamu tidak menyesal tidak ikut bertanding?"
"Tidak apa, aku di keluarkan dari tim juga akhirnya"
"Eh sampai seperti itu?" tanya ku
"Ya pelatih kami keras, jika memang tidak bisa hadir apalagi sudah di tunjuk jadi pemain inti langsung di keluarkan"
"Jangan putus asa, jalan voli masih banyak"
"Emmm kak, aku mau pindah ke SMA mu apa boleh?"
"Kamu aneh aneh saja Hiyori chan"
"Ini tidak aneh, ibu bahkan setuju, tadi aku berdiskusi pada ibu, dia kata boleh, sebab aku bisa dalam perlindungan mu"
"Eh tidak tidak itu bukan ide yang bagus"
"Yah, tapi sayangnya berkas lamaran ku sudah di kumpulan di staf tata usaha SMA mu"
"Siapa yang mengumpulkan?" tanya ku
"Ibu"
"Lalu pulang mu dan tidur?" tanya ku
"Tentu saja antar jemput sopir ibu, hanya 30 menit kurang perjalanan, masih aman untuk pulang pergi rumah"
"Oh, jika begitu tidak masalah, lalu hubungan mu dengan Ushijima bagaimana?"
"Ya masih berjalan, aku pulang ke rumah bukan ke rumah mu ingat"
"Ah benar juga, lalu kapan kamu akan mulai sekolahnya?"
"Besok senin langsung sekolah"
"Eh secepat itu?"
"Ya namanya juga atas nama ibu mendaftar ku"
"Oh aku paham"
.
Jam 5 sore di rumah ku.
"Kenapa kamu kelihatan bersedih Saki chan?" tanya ibu
"Haruka menang dalam perbandingannya"
"Bukankah itu malah bagus?"
"Mouu aku tidak suka"
"Jangan begitu Saki chan, kebahagian suami kebahagiaan kalian berdua, tapi kebahagian istri belum tentu jadi kebahagiaan suami, pahami dia seperti Haruka memahami kami"
"Umm baik ibu"
"Kakak mau?" tawar Rinko kacang almond pada Saki
"Tidak Rin chan, kakak tidak mood makan kacang"
"Ini?" tawar Rin chan pada coklat kit kat
"Kamu dapat dari mana Rin chan?" tanya Saki
"Dari lemari kamar tamu, disana ada banyak"
Note : kit kat simpanan Haruka.
"Tunjukkan pada kakak" ucap Saki
"Um, ikut aku"
Saki menemukan harta karun Haruka, yaitu coklat kit kat dalam lemari pakaian sebanyak 2 dus besar.
"Ini permen kak?" tanya Rin chan sambil memegang barangnya di tangan yang sebelumnya ia simpan di kantung bajunya
Durex
"Eh Rin chan, ini bukan mainan, dapat dari mana?" tanya Ibu cepat
"Sekardus penuh di dekat tempat makan Hachan" ucap Rinko
Ibu segera mengambil durex itu lalu mengembalikan pada Saki.
"Saki chan simpan barang itu sekarang juga cari juga yang di dapur!, kalian ini simpan barang seperti itu kok sembarangan" teriak ibu memarahi Saki
"Salahkan Haruka ibu, ia yang punya inisiatif itu"
"Kamu juga salah!"
"Hehe maaf maaf ibu, Rin chan jangan ambil barang barang aneh lagi ya" ucap Saki
"Umm baik kak, apa Rin chan salah?"
"Rin chan tidak salah, yang salah kak Saki" ucap ibu
Next....