webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.339 Dirimu

Lagi-lagi aku dikejutkan dan dihempaskan dari kegelapan oleh ucapan dan tindakan Kiera. Bagaimana bisa aku sedepresi ini di saat terang yang menghangatkan ada di hadapanku?

Sungguh kebodohan diriku sudah terlalu mendalam. Mungkin aku jenius dibidang akademik, tetapi tidak soal perasaan.

Dan karena itulah, aku menjadi seperti ini, setengah bodoh, setengah jenius. Orang paling aneh dengan pengalaman segaban.

Ingin kuprotes dengan diriku sendiri, tetapi bagaimana juga, tidak bisa. Ya sudahlah, aku hanya bisa melakukan yang terbaik saja.

"Terima kasih sayang… hanya itu yang ingin kudengar darimu."

"Makanya lain kali kalau aku bicara didengerin dulu, main nerobos aja."

Akhirnya aku hanya bisa sadar diri sendiri bahwa memang diriku yang salah bicara saja terus dan asal ambil kesimpulan.

Toh semua ini karena depresiku yang kambuh entah kenapa. Tidak, kurasa aku tahu kenapa. Siapa lagi kalau bukan… Kuroshin.

Bukannya aku serba menyalahkannya, tetapi jujur, semua masalah yang kuhadapi ini karena tangan-tangan penyambung pikiran dan tindakan Kuroshin.

Jika orang lain selalu berbuat salah dan dosa karena adanya iblis. Kalau ini, untuk diriku, iblisnya adalah Kuroshin sendiri, papa badjingan.

Niatnya aku tidak ingin mengejek atau menghinanya, tetapi kelakuannya memang layaknya seorang iblis itu sendiri.

"Sebaiknya kita kembali, sudah terlalu lama kita habiskan di sini dan tidak seharusnya kita berpisah satu sama lain."

"Hah… makanya lain kali jangan begitu, jangan memaksakan diri juga."

"Iyaaa sayaaang."

Dengan perasaan setengah hati karena baru kali ini aku dicereweti oleh Kiera sampai sebegininya, aku membalas ucapannya. Namun setengah perasaan yang lain itulah rasa sukaku akan perhatian yang Kiera lampiaskan padaku.

Kalau saja Kiera selalu menyampaikan setiap perhatian dan perasaannya padaku dengan langsung, kurasa aku tidak perlu khawatir lagi alasanku untuk hidup, dan tujuanku.

Bisa saja aku melupakan soal balas dendam kepada Kuroshin, dan kabur, bersama Kiera dan menjalani apa pun itu sampai apa pun memisah kami dengan tak ada jalan kembali.

"Kami kembali, maaf membuat kalian menunggu lama. Tidak ada apa-apa yang ter—tunggu, itu kan…."

"Oh halo anakku yang satunya lagi."

Luar biasa, aku baru saja berbicara tentang dirinya di dalam otakku, dan kau tahu apa? Dia sudah di hadapanku, bersama dengan teman-temanku sedang memasang kuda-kuda pertahanan.

Memang dia tidak terlihat ingin menyerang, tetapi langkah yang diambil teman-temanku untuk bertahan itu benar, kita harus berhati-hati.

Toh perbuatan Kuroshin selama ini adalah menjijikan liciknya. Sudah selalu begini kelakuan Kuroshin terhadap kami.

Kulihat dia hanya sendirian di sini, tetapi itu malahan berita buruk. Di sekitar kami banyak gedung, dan Kuroshin juga bawahannya mengenal kayangan lebih baik dari kami.

Bisa saja dia menaruh penembak jarak jauh di salah satu gedung ini entah dari arah mana. Serangan kejutan sangatlah memungkinkan.

"Apa maumu, badjingan?"

"Ohh ayolah, sudah lewat lama sejak kau berusaha membunuhku dan sekarang kau tidak membiarkanku bernostalgia sebentar saja?"

"Nostalgia di saat kau menghancurkan kehidupanku dan kehidupan keluarga juga teman-temanku? Aku tidak tahu soal itu."

Di saat ini, sebenarnya aku tidak bisa mengontrol emosiku dengan benar. Bisa saja otakku meledak-ledak lebih jauh dan menyerangnya tanpa ampun.

Kalau ditanya kenapa kalau begitu aku menahan diri? Jawabannya hanyalah satu, Kiera. Dia yang datang bersamaku, di sampingku, memegang erat tanganku dengan amat kencang. Sampai-sampai, karena rasa sakitnya sampai perhatianku terbagi antara rasa sakit dan Kuroshin.

Sebenarnya aku pun tahu bahwa Kiera memperingatiku dan menyuruhku menahan diri, tetapi caranya amat sadis sampai sebegininya.

Tidak, apa yang Kiera lakukan padaku itu guna untuk menahan dirinya sendiri juga. Bahkan kami semua begitu, sekarang ini masih menahan diri agar tidak menyerang Kuroshin.

Hebatnya, Jurai, salah satu yang pastinya mudah untuk meledak-ledak sama sekali tidak terguncang dan bergerak mengikuti emosinya.

Kurasa memang benar bahwa otaknya digunakan di saat dia bertarung. Secara rasional dia berpikir bahwa musuh di hadapannya itu sulit dikalahkan, maju berhadapan adalah cari mati.

"Kau sudah menerima hadiahku? Apakah itu menyenangkan? Kuharap itu menyenangkan, supaya kehidupanmu tidak membosankan."

"Grrr… kau memang sialan Kuroshin. Apa sih maumu dengan mengacaukan hidup kami? Terlebih hidupku, yang bahkan setiap mati selalu bangkit hidup lagi."

Jujur, cara bicaranya sungguh mengesalkan, dan itu berkali-kali mengguncang diriku untuk ingin menyerangnya dalam rasa depresiku.

Namun tetap saja, pegangan tangan Kiera kuat menahanku. Aku berhutang kepada Kiera untuk yang satu ini.

Sekarang, apa yang sebaiknya kita lakukan? Menyerang Kuroshin tentu bukanlah jawaban yang benar, sejak besar kemungkinan kita semua terbunuh dan apa yang kuperjuangkan selama ini semuanya jadi sia-sia.

Jika ingin kabur, ke arah mana? Memang ini tidak jauh dari gerbang portal kami tadi masuk, tetapi bisa saja pasukan Kuroshin menahan kami dalam perjalanan.

Banyak hal rancu di sini dan faktor-faktor yang harus kuperhitungkan dalam kecepatan berpikir super tinggi dalam membuat rencana ini.

Inilah kenapa aku paling benci apa yang disebut dadakan, tanpa rencana, semuanya pasti akan terlalu sulit untuk dihadapi.

"Hehehe, maaf-maaf, aku hanya sedikit kesal kau dan saudara kembarmu itu bisa kabur dari cengkraman tanganku."

"Lalu soal Shin?"

"Shin? Siapa itu? Yang selalu dalam pengawasanku hanyalah kalian berdu—oh tunggu, dewa takdir pernah bilang kalau bersama kalian, ada musuh bebuyutannya yang namanya Shin. Ya, ya, aku sekarang aku ingat. Soal Shin itu urusannya dewa takdir, bukan aku."

Dewa takdir? Sekejam itu pada Shin? Kurasa memang semua yang bawahan dan komplotan Kuroshin tidak tahu diri dan pasti kejamnya, termasuk dirinya sendiri.

Tidak ada guna berbicara lebih lama kepadanya. Bisa-bisa kepalaku beneran meledak-ledak dengan emosiku sekarang ini.

Entah apa temanku mengerti, tetapi aku mencoba memberi tahu mereka dengan sebuah kode yang tidak menimbulkan suara ataupun menarik perhatian Kuroshin.

Isi kode itu tentu saja, untuk mundur dan langsung kabur kembali ke dalam portal. Hawa mencengkram ini sangatlah tidak nyaman.

"Benci aku mengakuinya, tetapi kau sudah keterlaluan memperlakukan kami, Kuroshin."

"Benarkah? Kalau begitu kenapa tidak kau katakan begitu kepada semua orang yang memperlakukan diriku tidak adil semasa aku jadi manusia?"

Niatnya, sekarang ini juga, waktu ini juga, aku mau memberi tanda mundur. Namun entah kenapa aku menahan diri.

Kesempatan ini tidak datang dua kali, entah kabur, atau mendengar ceritanya. Di satu sisi tubuhku sudah melonjak untuk kabur, tetapi hatiku mengatakan kalau aku harus diam sebentar.

Bisa jadi, aku mengetahui kebenaran yang tersembunyi pada Kuroshin dan entah bisa mengalahkannya, atau kabur darinya, atau bahkan berhenti untuk balas dendam.

"Apa maksudmu soal itu?"

"Manusia itu kejam, dewa dan dewi terlebih kejam lagi. Bahkan aku pun tak menyangkal diriku itu tidak kejam. Namun kau tahu, itu semua terjadi, karena ada sebuah rantai ikatan yang tak terlihat, membuat semuanya saling bersambung."

"Pun aku mengerti dengan jelas soal itu, tetapi apa hubungannya dengan rantai?"

Sebagian dari ucapannya kupahami dan masuk akal, tetapi setengah lainnya lagi membuatku bingung dengan ilustrasi yang jauh dari bayanganku.

Soal manusia dan dewa juga dewi itu kejam sangatlah nyata, bahkan bisa dibilang diriku juga kejam, hanya egois terhadap diriku, keluargaku, dan teman-temanku.

Tak pernah segan aku merelakan hidup orang lain yang tak ada artinya kepadaku. Tentu, itu tidak terjadi selamanya.

"Rantai… semuanya saling berhubungan. Bahkan tindakanku seperti ini adalah kejadian di masa lalu. Kalau saja ini begini, kalau saja itu begitu, bagaimana kalau ini tidak terjadi. Pada akhirnya semuanya diisi oleh penyesalan dan kekesalan bukan?"

"Jangan bilang kau melakukan semua ini karena rasa ingin balas dendammu?"

"Tentu, tetapi entah kenapa, tak pernah sedetik pun aku merasa puas selama ribuan tahun ini. Mungkin begitu, tetapi ada yang berbeda soal diri kalian, Sin, Jurai."

Berbeda? Biarkan aku berpikir sejenak… Kuroshin membuat banyak perubahan di dunia lain, yang artinya targetnya banyak, tidak hanya diriku dan siapa pun di sekitarku.

Itu membuat ucapannya jadi masuk akal karena seolah dia mengatakan kami berdua itu unik entah dari segi sisi apa.

Namun masih baru setengah yang masuk akal. Yang lainnya dan soal alasannya masih membuatku bingung saking tanggungnya ucapannya.

Tidakkah dia bisa menjelaskan lebih detail, tetapi dalam beberapa kalimat yang padat saja? Ini sangat membuang waktu dan tenaga.

Tenaga? Iya, menahan diri dan diam di tempat seperti ini pun juga memakan tenaga, bahkan lebih besar dari biasanya.

Tekanan yang kami rasakan bahkan mampu membuat tubuh kami yang terlatih ini dibuatnya gemetar di hadapannya.

"Soal apa memangnya?"

"Hanya kalian berdua yang adalah anakku. Selain kalian, semuanya sangatlah membosankan, bahkan mati dengan terlalu cepat tanpa perlawanan yang berarti."

"Jangan bandingkan kami dengan mereka. Mereka manusia mortal, kami setengah immortal yang bisa hidup lama dengan kekuatan lebih besar. Kami ini dewa."

"Tentu, bahkan aku paham soal itu. Makanya, sekarang fokusku hanyalah kepada kalian berdua. Soal dunia dan yang lainnya kuserahkan pada dewa atau dewi lain, itu bukan urusanku lagi."

Begitu ya… pantas saja memang kesulitannya dimulai dari sejak di Logiate, sangatlah meningkat dratis. Tidak, bahkan sejak dari Kimino.

Dimulai dari pemberontakanku dan pencobaan membunuh Kuroshin, dia menjadi tertarik dan terikat padaku.

Hebatnya lagi, karena fokusnya padaku, itu berdampak pada dunia yang kutinggali juga. Akhirnya semua yang ada di atas dunia tempat aku berada, entah lingkungan atau orangnya, terkena dampak dari perbuatannya itu.

"Sekarang aku mengerti kenapa tiba-tiba semua masalah ini melanda…. Namun tetap saja, kau itu badjingan. Itu tidak merubah fakta sama sekali."

"Terserah kau pikir apa, tetapi bahkan aku juga pernah mengalami hal yang sama. Itu kenapa aku membiarkan kalian untuk merasakan rasa sakit yang sama sepertiku."

Ini sudah keterlaluan, tidak ada perbincangan lebih jauh lagi dari sini yang bisa dibicarakan baik-baik. Sebaiknya aku mundur saja dengan amat berhati-hati juga cepat tapi.

Semuanya belum selesai, pada waktu yang tepat, aku akan datang kembali dan melawannya saling bertatapan, muka dengan muka, dan kuhabisi dia.

"Semuanya mundur!!"