webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.337 Kembali Lagi

Pada hari yang sama, saat setelah makan siang dan berbincang-bincang, entah bagaimana, pembahasannya malahan sampai soal Kuroshin lagi.

Namun kali ini tidak sesingkat yang tadi kubicarakan dengan Kiera, ini benar-benar seluruh pengalamanku dengan Jurai, juga tanggapan yang lain.

Anehnya, seiring waktu pembicaraan soal ini berjalan, itu juga mengarahkan kami semua untuk sekali ini saja pergi ke kayangan.

Bukan bertemu Kuroshin lho ya, kayangan, hanya ingin mengetahui soal itu. Ini semua permintaan dari pada istri walau Kiera hanya sebagian kecilnya mengiyakan.

Aku tidak mempermasalahkannya selama tidak ada urusannya dengan Kuroshin, tetapi tidak kusangka Kiera memahami perasaanku, makanya dia menolak waktu di awal.

Walau pada akhirnya mengiyakan juga karena aku tersenyum tidak masalah kepadanya saat Kiera gelisah tidak tahu harus menjawab apa.

"Kalau begitu, yang kita harus persiapkan hanyalah dua hal. Satu sayap kita masing-masing, satunya lagi portal yang entah dibuka oleh diriku atau Jurai. Walau kurasa kita semua pastilah dapat membukanya sendiri, hanya kalian belum familiar saja."

"Sudah, jangan banyak bicara, kita sudah siap tinggal buka portalnya saja."

"Iya, iya, sabar sedikit juga heh."

Sebenarnya kalau mau dibilang aku tidak ingin kembali lagi ke kayangan. Bukan soal Kuroshin saja, tetapi kayangan juga.

Bisa dibilang rasa kebencianku pada para dewa-dewi itu cukup tinggi, karena kau tidak akan tahu yang mana yang bawahan Kuroshin, mana yang tidak.

Memang sih masih ada hubungannya dengan Kuroshin juga, tetapi tidak secara langsung. Namun ya tetap saja, aku tidak ingin kalau disuruh jujur.

Namun demi memenuhi permintaan teman-temanku ini, aku akhirnya menyisihkan egoku dan bersikap terbuka saja. Yahhh, semoga saja tidak terjadi apa-apa nanti.

"Sudah tuh, masuk saja. Karena ke kayangan pakai modelnya portal bukan teleportasi, akan ada sedikit perbedaan saat prosesnya. Ditahan saja, bentar doang kok."

"Ughh, tidak ada yang membuat mual atau sejenisnya kan?"

"Tidak ada, tidak. Sudah, kau yang meminta, sekarang masuk saja sana."

Entahlah, aku ingin sedikit balas dendam, yang berujung akhirnya mendorong mereka semua masuk ke dalam portal dengan sedikit memaksa.

Tenang saja soal portal, teorinya pun sudah aku ketahui, dan tentu, sudah teruji juga. Jadi tidak akan ada kecelakaan selama perjalanan yang kami tempuh tidak melalui ruang dan waktu yang lebih tinggi.

Jika tidak ada yang paham, istilahnya dimensi yang lebih tinggi atau kenyataan yang di atas kita. Para dewa-dewi pun masih masuk dimensi yang sama, kayangan bukanlah suatu dimensi yang dengan mudah mengubah kenyataan dimensi di bawahnya.

Cukup membingungkan memang kalau soal dimensi, tetapi aku cukup menyukainya. Toh inilah materi yang harus kupelajari untuk bisa membawaku menuju Terra lagi.

Kau pikir untuk menemukan jalan menuju Terra itu mudah? Tidak, bahkan aku harus menyiapkan banyak hal yang pastinya setidaknya memakan waktu setahun lebih.

Ngomong-ngomong soal kenapa untungnya tidak di dimensi yang lebih tinggi, alasannya cukup simpel. Kau tahu bukan di alam semesta ada yang namanya lubang hitam? Yahh, hanya itu saja.

Kalau saja bertemu lubang hitam, tamatlah riwayat kami semua. Makanya semua hal perlu diperhitungkan, dan itu bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Semoga saja nanti kami bisa.

"Eughh, Sin sialan, kata siapa tidak akan mual, buktinya apa sekarang?"

"Kenapa kau menyalahkanku? Bukankah kau sendiri pernah pergi bersamaku? Kau malahan yang aneh, tidak bisa tahan tekanan dalam portal. Yang lain juga aman-aman saja tuh, lihat ke yang lainnya."

"Ada apa sih? Kok ribut-ribut saja dari tadi kudengar."

"Tidak apa-apa kok. Oh ya, aktifkan sayap kalian karena ini sebenarnya tidak jauh dari gerbang masuk kerajaan Guirusia di kayangan."

Dengan sigap kami semua menyalakan entah skill atau sudah jadi bagian dari tubuh, tetapi yang penting kedua pasang sayap kami.

Sejujurnya, tidak masalah sih tidak menempuh jalan menggunakan sayap. Namun waktu pertama kali, kulihat tidak ada yang jalan kaki dengan menutup sayapnya.

Jadi entah jalan atau terbang, biarkan saja sayap itu menempel dan terlihat. Toh jikalau pun itu sihir, di sini adalah wilayah yang paling kaya akan mana, jadi kau tidak akan perlu takut pingsan.

Ngomong-ngomong apa penjaga gerbangnya dari dulu sampai sekarang masih sama ya? Orang yang mudah disogok itu, tidak juga sih, asal aku menyebut nama Guirusia saja masalahnya selesai.

"Sudah siap? Ayo kalau begitu."

Dan benar saja, saat terbang mendekati gerbang kota, kudapati penjaga yang sama seperti dulu. Kalau begini aku tidak perlu takut soal masuk dan keluar mudah saja.

Mungkin kami sedikit aneh dan mencolok, makanya saat Snatach, nama Demi-God penjaga gerbang itu melihat kami, dia sedikit terkejut dan tersentak juga.

Atau mungkin bukan kaminya secara individual, tetapi karena jumlah dewa-dewi yang dalam sekaligus dan lebih dari lima.

"Lama tak bertemu Snatach, apakah keadaan kerajaan dan kota ini masih sama seperti yang waktu itu?"

"Tunggu, bukankah tuan adalah Guirusia Sin dan satunya lagi adalah Guirusia Jurai?"

"Tepat sasaran, hanya saja kami dengan satu keluarga lain yang juga dewa dan istri kami masing-masing. Jadi, bagaimana keadaan kerajaan dan apakah kami boleh masuk?"

Untung saja aku dapat menggandalkan nama Guirusia yang menjadi milikku dan Jurai untuk masuk di sini dan kejadian yang hanya dilalui olehku dan Jurai saja.

Dan lebih untung lagi dia masih sama bodohnya. Apa seorang Demi-God tidak akan bisa naik pangkat jadi God begitu? Mungkin tidak bisa karena sikap bodohnya mungkin.

Juga aku penasaran, apa dia sebenarnya tidak memiliki pengganti untuk menjadi penunggu gerbang masuk. Ah… kata-kata penunggu agak kurang tepat, penjaga saja.

"Tentu, tuan, tentu. Keadaan kerajaan sih selalu sama, tidak ada perubahan yang terlalu dratis. Raja juga tidak banyak bertindak pada kerajaan ini, walau banyak kepada dunia-dunia lain."

"Begitu ya… baiklah, terima kasih informasinya. Sampai jumpa nanti."

Dunia-dunia lain? Jadi bukan hanya satu dunia dan satu target yaitu aku yang dia hajar? Aku tidak paham lagi dengan tindakan irrasional miliknya itu.

Tidak, kalau dipikir-pikir, sejak awal dia bertindak seperti itu, contohnya saja mama yang diculik dari dunia Kimino dan dipaksa jadi istrinya.

Apa? Kalian belum pernah tahu cerita ini? Oh mungkin karena aku tidak pernah menceritakan apa yang mama ceritakan padaku, maaf, suka kelupaan, banyak yang harus diingat.

Setelah kami menjauh dengan jarak lebih dari cukup ke tempat yang agak sepi, aku mulai membahas kejanggalan informasi yang kudapatkan tadi.

"Kurasa memang begitu, karena kalau mau dibilang, berarti memang bukan hanya kita saja yang menjadi sasaran untuk dipermainkannya."

"Mengetahui itu membuatku jadi merasa kasihan dengan yang lain, siapa tahu mereka manusia biasa bukan dewa seperti kita yang punya ketahanan besar."

"Bahkan buat kita, cobaan yang diberikan juga termasuk sulit dan besar."

Kalau mudah, mungkin sudah dari lama aku akan menghajar Kuroshin lagi karena dalam pikiranku dia itu lemah. Namun mana mungkin seperti itu.

Bukan hanya dia kuat secara kekuatan pribadi, tetapi dia juga kuat menggunakan bawahan-bawahannya. Pada akhirnya, dia punya pertahanan dan penyerang yang luar biasa kuat.

Inilah kenapa aku malas berhadapan dengannya, apalagi tanpa rencana yang benar-benar matang dan punya kemungkinan menang yang tinggi.

Saat ini aku hanya bisa diam tanpa mencari perhatian yang terlalu banyak. Karena jujur, aku tahu bahwa Kuroshin juga tahu aku ada di kayangan sekarang.

"Ngomong-ngomong ada yang perlu kuperingatkan sebelum terlanjur terlalu jauh. Apa pun yang kalian lakukan, jangan terlalu menarik perhatian. Bahkan sekarang Kuroshin pasti sudah tahu kita ada di sini."

"Benarkah? Berarti selama ini kita selalu ada dalam pengawasannya?"

"Kurang lebih begitu, karena masalah selalu saja ada setiap waktu. Juga kalau ada yang mencurigakan, jangan ragu untuk saling memberi tahu. Kita tidak kenal mana yang bawahan Kuroshin mana yang tidak."

Setidaknya itu mode preventif agar masalah yang menyinggung Kuroshin, langsung atau tidak langsung tidak terjadi. Itu akan super merepotkan.

Juga Kuroshin memiliki kehidupan yang hampir dibilang tidak akan ada habisnya. Kurasa dia bahkan mampu hidup selama jutaan tahun, bahkan lebih dari itu.

Karena itu aku seratus persen tidak ingin mencari masalah dengannya. Bisa-bisa teman-temanku mati di saat aku masih hidup karena siklus yang berikutnya terjadi.

Untung sekarang Kuroshin masih mempermainkan hidupku, dan belum ingin menghabisiku atau menyiksaku lebih lagi. Ini semua masih permulaan kalau kau boleh bilang.

Terlebih lagi, kalau ini masih permulaan, bahkan semua kesulitan yang kuhadapi selama ini, masih dalam mode 'easy' dan belum mencapai 'medium' sedikit pun.

Tekanan sebanyak ini saja sudah membuatku berkali-kali stress dan berada di ujung tanduk hampir setiap saat.

Jika ingin dihitung, sudah tidak dapat lagi hanya karena sudah berulang kali aku putus asa dan ingin mati dengan tenang walau tidak bisa.

"Merepotkan ya? Maaf Sin karena sudah memaksa datang ke sini walau masalah yang kau hadapi akan semakin runyam kalau terjadi sesuatu di sini."

"Hahaha, tenang saja, asalkan tidak ada masalah, semuanya akan baik-baik saja."

Iya, 'asalkan' tidak ada masalah. Di saat itulah aku membunuh semua egoku, inilah mode depresiku, di mana bahkan aku tidak mampu untuk bersikap egois lagi.

Seolah-olah aku sudah siap untuk menerima seluruh pasak yang akan mengikat tubuhku tanpa sela sedikit pun untuk bebas.

Sungguh, aku bahkan jijik dengan diriku sendiri kalau sudah depresi. Padahal berulang kali sudah diselamatkan yang lain, tetapi aku sama seperti keledai yang jatuh dari batu dan lubang yang sama, bodoh sekali.

"Sayang, aku ingin berbicara kepadamu sebentar."

"Hmm? Bicara saja, aku mendengarnya."

"Tidak, hanya kita berdua saja, kita menyingkir sebentar."

"Oke? Tunggu sebentar ya?"

"Santai saja."

Menuruti permintaan Kiera, aku akhirnya menyingkir dari gerombolan teman-temanku yang lain. Memang apa yang ingin dikatakan oleh Kiera hanya untuk kita berdua di kayangan seperti ini?

"Ada apa sayang?"

"Jangan paksa dirimu lebih lagi, aku tidak suka senyum palsumu itu."