webnovel

Keputusan

1 Minggu telah berlalu..

Setelah insiden ngambeknya Rayhan pada Rafi. Dan tentu saja Megan memarahi Rafi tak lupa untuk menghukumnya, kini mereka telah baikan dan lagi berkumpul di ruang tamu.

"Gimana sekolah kalian?" Tanya papa Dika yang menyempatkan diri ikut berkumpul pagi hari ini.

"Baik om/pah," jawab Ray dan Rafi barengan.

"Kalo Rafa?" Tanya Dika karena Rafa hanya diam.

"Baik pa," jawab rafa sekenanya.

"Syukurlah, kalian itu udah SMA, jangan sering berantem, apa lagi Rafi kamu jangan terlalu nakal,"ucap dika.

"Rafi gak nakal pah tapi Rafi ganteng."

"Pede banget Lo," sahut Rafa yang sedang membaca buku.

"Biarin, bilang aja Lo iri kan sama kegantengan gue,"kata rafi. Padahal kan wajah mereka mirip, berarti sama sama ganteng dong.

"Gak ada kerjaan banget gue ngiri sama Lo,"balas rafa masih fokus pada buku yang di baca nya.

"Udah, bisa diam gak sih kalian berdua. Mama kan gak bisa fokus tuh nonton drakor nya," kata Megan mulai marah.

"Maaf mah, lanjutkan nontonnya,"jawab si rafi.

Beberapa menit kemudian, ada yang menelpon Dika....

"Halo pi," Sapa Dika pada ayahnya yang berada di Prancis.

.....

"Waalaikum salam."

...

"Tumben nelpon, ada apa Pi?"

.....

"Kok mendadak."

...

"Dika gak yakin Pi, kalo mereka bisa jagain Ray."

.....

"Papi kan tau sendiri gimana kelakuan mereka."

.....

"Iya Pi, Dika tahu itu emang tanggung jawab mereka tapi mereka belum siap Pi."

.....

"Kenapa gak beberapa tahun lagi Pi, tunggu Ray sampai umur 20 tahun keatas."

.....

"Dan Rayhan juga udah nyaman tinggal bareng kita."

.....

"Iya Pi, nanti Dika sampaikan, tapi Dika gak janji kalo Ray bakal mau."

.....

"Dan papi gak boleh maksa kalo Ray gak mau."

.....

"Yaudah Pi, assalamualaikum."

Setelah panggilan terputus...

"Ray" panggil Dika pada keponakannya tapi bukan cuma Rayhan yg menoleh melainkan Megan, Rafa dan Rafi ikut menatap Dika sang kepala keluarga.

"Ada apa om?"tanya rayhan memfokuskan dirinya pada kakak dari ayah nya itu.

"Kamu udah denger kan percakapan om sama kakek kamu," kata Dika dan mendapat anggukan kecil Rayhan.

"Kakek kamu nyuruh kamu tinggal bareng orang tua kamu di Jakarta dan kalo kamu setuju besok kamu udah berangkat."

Rayhan terkejut mendengar perkataan dari dika. Mengapa mendadak sekali, bahkan sebenarnya siap bertemu orang tua nya, apa lagi itu besok. Dan bukan cuma itu, ray juga belum siap jauh dari keluarga nya yang sekarang. Yang menyayangi nya.

"Gak, pokoknya Rafi gak setuju kalo Rayhan tinggal sama Tante Dinda dan om Raka," kata Rafi cepat bahkan sampai berdiri dari duduknya.

"Kamu jangan egois Rafi, gimana pun juga Rayhan punya keluarga sendiri," kata Dika namun sebenarnya ia juga tak ingin keponakannya itu pergi.

"Ray Lo gak akan setuju kan? Lo bakal nolak kan dan tinggal disini bareng kita," tanya Rafi dengan penuh harap.

Rayhan yang di tanya terdiam, ia harus memutuskan malam ini juga. Meskipun ia belum ingin jauh dari mereka, tapi rayhan juga rindu dengan kedua orang tua nya yang tak bertemu dengan nya selama 6 tahun ini.

"Maaf kak, tapi apa yg dikatakan om Dika benar, aku punya keluarga sendiri, ray bahagia tinggal disini bahkan sangat bahagia, tapi gimana pun juga aku selalu ngerasa ada yang kurang kak, meskipun kalian selalu melengkapi kehidupan ray sehingga tak kekurangan sedikitpun namun Ray juga butuh orang tua kandung ray. Maaf," kata Rayhan menatap mereka satu persatu.

Entah lah apakah keputusan nya itu benar, tapi sebenarnya ray juga gak yakin apa bisa ia bahagia tinggal bersama mereka.

"Dan Lo bakal ninggalin gue?" Tanya Rafi dengan air mata yg udah turun. Rafi dan rayhan itu sama. Sama sama cengeng, mudah ngambek dan nangis.

"Iya,"jawab rayhan, namun sebenarnya perkataan nya berbeda dari apa yang sebenarnya ia rasakan. Tentu saja rayhan gak siap meninggalkan mereka.

"Jahat Lo Ray!" kata Rafi dan berlari ke kamarnya.

Rayhan menghela nafas, ia telah membuat rafi marah padanya. Rasa bersalah kini rayhan rasakan, namun ia juga bisa berbuat apa apa.

"Udah gak usah dipikirin si Rafi, dia memang baperan," kata Rafa yang duduk di sebelah Rayhan.

"Ray jahat yah kak?" Tanya Rayhan pada Rafa yg tersenyum padanya. Tumben sekali rafa tersenyum.

"Gak, si Rafi emang gitu, gimana pun juga itu keputusan Lo. Meskipun kita gak rela Lo pergi, tapi Lo juga butuh kasih sayang dari orang tua kandung Lo ray," ucap rafa penuh kedewasaan.

"Thanks kak, udah ngerti."

"Hmm."

"Tante?" Panggil Rayhan karena Megan hanya diam sedari tadi, mungkin tak ingin membiarkan Rayhan pergi.

Dengan gerakan cepat, megan memeluk tubuh keponakan kesayangan nya itu. Anak yang ia jaga dari bayi hingga sebesar sekarang.

"Tante kenapa?" Tanya Rayhan karena tantenya tiba tiba memeluknya sambil menangis.

"Tante gak pengen kamu pergi hikss," ucap megan.

"Maafin Ray Tan, udah buat Tante nangis,"kata rayhan memeluk erat tubuh wanita yang telah merawat nya dan memberinya kasih sayang yang teramat besar.

"Kamu itu kesayangan Tante, malaikat kecil Tante, meskipun bukan Tante yg ngelahirin kamu tapi Tante sayang banget sama Rayhan dan kalo Rayhan pergi Tante bakal sedih."

"Rayhan juga sayang banget sama Tante, Tante jangan sedih nanti Ray juga ikutan sedih."

"Makanya kamu jangan tinggalin Tante."

"Tapi Ray juga rindu sama papa mama hikss.." Rayhan menangis di pelukan tantenya sejujurnya ia juga bingung, ia rindu dengan orang tuanya tapi ia juga gak bisa ninggalin keluarganya disini.

Megan yg mendengar rayhan menangis langsung memeluk erat tubuh rapuh dari anak tak berdosa ini, mendengar kalimat yg Baru saja ia lontarkan membuat hatinya ikut sakit, ia paham bagaimana rasanya tak tinggal bersama orang tua sendiri karena ia juga pernah merasakan nya dulu.

"Maafin Tante Ray, udah egois."

"Gak Tan, kalo Tante emang gak mau Rayhan pergi, Rayhan bakal tetap disini."

"Gak sayang, kebahagiaan kamu yg utama, dan kalo kamu memang udah ngerasa keputusan kamu itu tepat, Tante bakal mendukung keputusan kamu nak, Tante harap kamu bisa selalu bahagia."

"Makasih banyak tan, kalian juga harus selalu bahagia tanpa Ray."