webnovel

Terjebak

Sore ini tidak seperti biasanya, karena hari ini hari terakhir Ozwin bekerja di kantor pusat, maka Ozwin disibukkan dengan beberapa laporan yang tertunda dan sistem yang harus ia kerjakan dengan segera. Kebetulan juga hari itu Delia juga harus membuat laporan akhir bulan maka keduanya terpaksa pulang sedikit larut.

***

Delia berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan segera namun apalah daya, Delia malah jadi kepikiran dengan apa yang Ozwin perbuat beberapa hari ini pada dirinya.

Yaaahhh sebenernya apa yang Ozwin lakukan itu sudah biasa ia lakukan sejak dari jaman SMA, tapi sekarang entah kenapa rasanya so sweet banget.

Delia kembali mengenang masa sekolah dulu, Ozwin dan Ruzel selalu ada untuknya. Terkadang tanpa diminta pun mereka sudah tahu apa yang Delia mau. Mereka berdua juga selalu memesan makanan atau apapun itu untuk Delia saat mereka sedang nongkrong bareng, tapi anehnya memang itu yg ingin Delia makan.

Bahkan kedua sahabatnya tahu kapan Delia PMS dan keduanya berlomba lomba untuk ngejauhin Delia biar ga kena dampaknya. Terdengar aneh tapi itulah yang terjadi.

Delia sejenak hanyut dalam lamunannya dan buyarlah lamunannya ketika mendengar suara telepon berbunyi.

Kriiiiiinnnngggg Kriiiiiinnnngggg kriiiiiinnnngggg..telepon ruangan Delia berdering. Delia segera mengangkatnya setelah berdering beberapa kali.

" Yaaaaaa hallooo…Delia..bisa dibantu? " jawab Delia.

"Del, sorry yah..sepertinya bakal pulang agak malam nih, kamu ga pa pa kan? " Tanya Ozwin.

" Iya ga pa pa, kebetulan aku juga masih ada kerjaan yang harus diselesaikan." Jawab Delia sambil mengerjakan kerjaannya kembali.

" Oke, kabar-kabari yah.."

"Oke " jawab Delia mengakhiri pembicaraan mereka dan melanjutkan pekerjaannya yang hampir terlupakan karena lamunannya.

" Huuuuuffffftttt… Jam berapa sih ini, masih belum kelar juga ni kerjaan" Gumam Delia sambil melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 18.30 WIB.

Beberapa saat kemudian Delia merasa haus dan meninggalkan pekerjaannya sejenak, ia menuju pantry untuk membuat segelas teh hangat. Namun ternyata tidak sengaja Delia bertemu dengan Ozwin yang sedang menyeduh kopi.

" Ngopi Oz " sapa Delia

"Iya nih, ngantuk beberapa hari ini begadang mulu. " jawab Ozwin.

" Begadang ?? Berat banget ya kerjaannya ampe begadang? " Tanya Delia.

" Ga juga sih. " Jawab Oswin sambil menyeruput kopinya

" Hhmmmm sebenernya sih karena mikirin situ." Gumam Ozwin lirih.

" sorry, apa ? " tanya Delia

" Ga kok, ga pa pa. Kerjaanmu gimana udah mau kelar belum? Balik aja yok, bikin di rumah aja." kata Ozwin lagi.

" Hhhmmm kurang dikit sih, ya udah ntar lagi yah. Aku beres-beres dulu, ntar kita ketemu di depan lift ajalah ya" kata Delia.

Ozwin pun segera menuju ruangannya dan beberes begitu juga dengan Delia dan setelah itu mereka bertemu di depan lift.

" Yoooookkk aaah " kata Delia.

Dan mereka pun memasuki lift. Namun ketika Ozwin memencet tombol lantai dasar, tiba-tiba terjadi gangguan teknis yang menyebabkan lift tidak berfungsi, bahkan pintu lift pun tidak dapat dibuka kembali. Tampaknya mereka terjebak di dalamnya.

Delia panik namun berusaha untuk terlihat tenang, ia mulai mengambil nafas dalam-dalam secara teratur. Karena trauma yang pernah dialaminya dan phobianya Delia mulai mengeluarkan keringat dingin dan tangannya gemetar.

Ozwin yang menyadarinya tak banyak berkata-kata, dia hanya mencoba memberanikan dirinya untuk menggenggam tangan Delia. Terang saja hal itu membuat Delia kaget namun sekaligus membuat Delia merasa lebih tenang, tapi justru Ozwin yang perasaannya tak karuan seperti roller coaster, sampai – sampai Ozwin merasa bisa mendengar suara degub jantungnya sendiri.

Deg …deg…deg…deg..deg ..deg…

" Waduuuuh kenapa ni? kenapa jantungku berdegub kenceng banget yah? Masa iya cuman karena pegang tangan dia sih? Biasanya juga ga kenapa napa. Nah lhoooo… kenapa tanganku berkeringat sih." Batin Ozwin mulai meracau dengan tangan yang satu memegang dadanya.

Delia berusaha mengawali pembicaraan untuk mengusir ketegangan yang ada diantara mereka.

" Oz, gimana perasaanmu? " tanya Delia.

" E..e..biasa aja sih Del? Ke..kenapa?" Jawab Ozwin jadi setengah gagap saking gugupnya.

" Maksudku gimana perasaanmu selama ditugasin di sini? " Tanya Delia lagi.

" Hmmm yaaaa biasa aja. " Jawab Ozwin tak ingin mengubah jawabannya karena merasa gengsi untuk mengungkapkan bahwa sesungguhnya ia sangat senang bisa dipertemukan dan baikan lagi dengan Delia meski ini adalah hari terakhirnya tapi setidaknya ini adalah awal yang baik bagi persahabatan mereka.

Keadaan menjadi sedikit canggung terlebih lagi Ozwin masih aja terus menggenggam tangan Delia, keduanya sempat tidak berbicara apapun hingga Ozwin khawatir suara detak jantungnya terdengar.

Selang beberapa waktu

" Oz… aku rasa aku sudah baikan, kamu bisa melepaskan tanganku sekarang." kata Delia.

Suasana jadi makin canggung dari sebelumnya dan Ozwin pun segera melepas tangan Delia karena salah tingkah, ia berharap Delia tidak mendengar degup jantungnya.

" Aku akan menghubungi seseorang agar kita segera mendapatkan bantuan, karena aku udah mulai sesak nafas di dalam sini." kata Delia yang sudah mulai engap

Tak lama kemudian setelah mencoba mencari bantuan.

" Oz… bantuan akan segera datang." kata Delia dengan lirih.

Bbbbbrrrrrrruuuuuuuuugggghhh.

"Deliiiaaaaaa....Deliiiaaaaaa…" Teriak Ozwin memanggil manggil Delia yang tiba-tiba pingsan.

Ozwin menepuk nepuk dan menggoyang-goyang tubuh Delia namun tak ada respon.

" Delia bangun… jangan bercanda aaah..bangun Del " teriak Ozwin kini sambil memeluk Delia karena saking paniknya.

Hingga kurang lebih 15 menit bantuan itu datang. Ozwin merogoh dan membongkar tas Delia mencari kunci mobil dan untungnya ia bisa menemukannya. Begitu pintu lift terbuka Ozwin segera membawa Delia menuju Rumah sakit terdekat. Selama perjalanan Ozwin terus memanggil Delia, namun masih tidak ada respon juga.

Ozwin semakin panik, karena hal ini pernah terjadi sebelumnya ketika mereka masih di bangku SMA. Delia sesak nafas karena terkunci kurang lebih 1 jam di gudang penyimpanan alat olah raga. Delia memang mempunyai riwayat asma, itu yang membuat terkadang Delia terlihat memaksakan diri dalam melakukan segala sesuatu.

" Del… bangun Del please, jangan bikin aku takut deh. " kata Ozwin sesekali sambil menggoyang goyangkan tubuh Delia.

" Duuuuhhh … minyak angin mana sih. Biasanya di mobilnya ada." gumam Ozwin sambil menyetir dan membuka dashboard mobil namun tak menemukan yang dicari.

Ozwin segera menghubungi Bunda Delia dan menyampaikan mengenai keadaan Delia saat ini .

Tuuuuuutttt….tuuuuuutttt…(nada sambung)

" Hallo…Malam Bunda, iya bunda ini Ozwin. Bunda, Ozwin mau kasih kabar tentang Delia. Saat ini kita sedang menuju Rumah Sakit Harapan. Iya bunda sepertinya…Iyaa bunda..Iya, Ozwin tunggu bunda. Iya bunda ga pa pa, sama-sama bunda. "

Setelah menelpon Bunda, Ozwin menambah kecepatan mobilnya. Untunglah malam itu jalan tol tidak semacet biasanya.

" Oh Tuhan …. Smoga dia baik-baik aja " doanya sepanjang jalan.

***