webnovel

Kegelisahan Ruzel

Ruzel mengendarai mobilnya dan sengaja memilih jalan yang sedikit memutar ketika hendak pulang ke rumahnya. Malam itu adalah malam yang sangat sayang bila dilewatkan begitu saja. Indahnya lampu kota ketika malam hari membuatnya teringat akan masa lalu yang ia rindukan. Masa-masa menghabiskan waktu bersama sahabat yang saat ini bahkan susah dilakukan karena kesibukan masing-masing. Ruzel memutar Chanel radio favoritnya, Ia mulai tenggelam dalam alunan-alunan lagu yang Ia dengar melalui radio dan sesekali ia ikut menyanyikannya.

Put your hand in mine …

You know that i want to be with you all the time …

You know that i won't stop until i make you mine…

You know that i won't stop until i make you mine…

Until i make you mine ~~~

***

Beberapa lagu yang diputar membuatnya hanyut di dalamnya. Sejenak Ruzel berfikir dan merasa entah mengapa suasana hatinya ga menentu meninggalkan Delia dan Ozwin berdua di rumah sakit. Ada kegelisahan yang dia sendiri tidak bisa melukiskannya, ada ketakutan yang dia sendiri tak mengerti ketakutan apakah itu.

Yang ia tahu terkadang hatinya terasa perih tapi tak berdarah ketika ia melihat tatapan Ozwin kepada Delia. Semuanya saat ini terasa mengusik dan membuatnya seakan sesak nafas. Sesuatu yang berubah pada dirinya yang entah sejak kapan ia pun tak menyadarinya. Perasaan dan pikirannya saat itu membuatnya bingung dan tak tahu harus bercerita kepada siapa.

" Aaaaaaaarrrrgggghhhh…. Kenapa sih gue harus kayak gini ? Gue harus gimana ? Musti ngomong ga sih tentang semua ini? Huuuuuffffftttt sumpah deh nyesek bener yah kalau kayak gini," gumam Ruzel, dan mulai muncul berbagai macam asumsi di benaknya.

Sepanjang perjalanan ia hanya bergumam seorang diri dan tanpa disadari ia sudah sampai di depan rumah. Ruzel membuka pintu mobilnya dengan lunglai, ia memasuki rumahnya yang selalu kosong tanpa ada orang yang akan menyambutnya ketika ia pulang ke rumah.

Ruzel merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu, ia memandangi langit-langit dan memulai memikirkan banyak hal.

Tiba-tiba hp nya berbunyi dan membuyarkan semuanya.

Tiriiiiiiriiit...tiiiriiiiiiit…. Ruzel mengangkatnya dengan enggan.

" Yaaa…siapa nih??? "

"Echa. Aku ada di depan rumah kamu," suara dari seberang sana.

" Ada apa lagi sih ? " kata Ruzel

" Kita harus bahas masalah kita sampai tuntas Zel, buka pintunya ? Ucap Echa.

Ruzel menutup teleponnya.

Tuuuuuuuuttttt…..tuuuuuuuuttttt…..( Telepon terputus )

Echa pun mengetuk pintu rumah Ruzel dan menekan bel berkali kali, tapi Ruzel tak bergeming.

Ting tong…..Ting tong…Ting tong…

Tttoooookkk….toookkk..toook…

" Ruzel… Aku tahu kamu di dalam, buka pintunya. Please Zel kita harus bicara." Echa teriak-teriak di depan pintu berharap pintu akan segera dibukakan untuknya.

Karena sudah hampir tengah malam dan Ruzel ga mau satpam komplek ampe dateng karena keributan ini maka Ruzel pun membuka pintunya.

Cekklllllleeeeekkk….

"Ruzel..."Teriak Echa tak bisa membendung rasa rindunya pada Ruzel.

Echa berusaha memeluk Ruzel laki-laki yang ditinggalkannya 2 tahun lalu, namun Ruzel menepisnya.

" Buruan masuk, kalau mau ngomong buru. Aku udah ngantuk ." Ucap Ruzel acuh.

" Zel… aku minta maaf. Aku mau kita kayak dulu lagi." Kata Echa.

" Cha.. udah deh ga usah play victim, kan ini semua mau kamu." sahut Ruzel ga mau mendengar alasan maupun penjelasan dari Echa, apalagi suasana hatinya yang sedang ga menentu saat itu.

"Kamu pergi gitu aja Zel dan itu lama banget" ucap Echa lagi dan mulai ambil posisi duduk di sofa dekat Ruzel.

" Jadi kamu malem – malem ke sini cuman mau bahas tentang aku pergi ke Singapura? Aku udah ngomong berapa kali sih, kalau aku itu pergi karena orang tua ku sakit dan itu bukan karena aku pergi gitu aja kan? Aku ngomong sama kamu Cha," tegas Ruzel mulai kesal.

" Aku selalu menghubungimu Cha selama aku di sana. Tapi apa?? lambat laun ga ad balasan Weechat darimu??Tiba-tiba kamu mengirim pesan, lebih baik kita putus. Dan sekarang kamu bersikap seolah aku ninggalin kamu gitu aja." Ucap Ruzel dengan kecewa.

" Zel…. Maafin aku, kamu tahu kan susahnya menjalin hubungan jarak jauh. Sekarang aku mau kita kayak dulu lagi?" kata Echa meraih tangan Ruzel untuk meyakinkan Ruzel.

" Sorry Cha. Aku lagi ga kepikiran kesana. Kamu mending pulang karena ini udah malem." kata Ruzel tak ingin memperpanjang dan membahas hal itu.

" Tapi Zel….kamu harus jawab dengan jujur pertanyaanku!! " pinta Echa.

" Apa kamu pernah sayang sama aku ? " tanya Echa dengan wajah memelas.

Ruzel diam tak ingin menjawab pertanyaan Echa, karena Ruzel pun kini sedang bingung dengan perasaannya.

" Zel… Jawab sekarang !! " kata Echa setengah berteriak.

" Cha… Kalau ga sayang kenapa juga kita pacaran ?" Jawab Ruzel semakin jengkel karena Echa mendesaknya.

" Kalau antara aku dan Delia sapa yang lebih kamu sayang ? " Tanya Echa lagi dengan setengah emosi.

" Kenapa kamu selalu membandingkan dirimu dengan orang lain? Kamu ya kamu ,Delia ya Delia jadi ga usah bandingin kamu sama dia" Ucap Ruzel.

" Tuuuuhhh kan kenapa ga Tinggal jawab aja, AKU atau DELIA ? " Desak Echa dengan nada tinggi.

" Cha … aku dan Delia itu udah sejak SD barengan. kalau emang aku mau sama Delia, kita bisa aja jadian saat SMP atau SMA atau mungkin pas kuliah. " Jelas Ruzel.

" Mungkin kamu memang benar Cha kalau aku ga pernah sayang sama kamu. Apapun menurut mu, aku minta maaf." Tambah Ruzel lagi sudah tak ingin ambil pusing.

" Zel….kamu tuh nyebelin…" ucap Echa lagi.

"Mending sekarang kamu pulang Cha dan ga perlu buang-buang waktu lagi. Please jangan ganggu aku lagi!! Atau aku sama sekali ga akan pernah maafin kamu " kata Ruzel dengan kesal karena saat ini ia sedang ingin sendiri mengulik hatinya yang sedang kacau.

" Oke Zel, aku udah tahu apa jawabannya. Aku tahu Zel, aku ga akan pernah bisa mengisi kekosongan hatimu. Delia selalu lebih dari segalanya untukmu dibandingkan aku"

Echa pun bangkit berdiri dan bergegas pergi dari rumah Ruzel dengan membanting pintu.

*****

Ruzel merasa haus sedari tadi membuang tenaga ga berguna, ia pun berjalan menuju kulkas dan mengambil air es.

Gllleeeekkk gllleeeekkk gleeeekkk…aaaahhh..

"Sumpah benar-benar buang tenaga kalau berurusan sama cewek…mau dijawab apapun tetep bakal cowok yang salah. Untung udah putus. Kalau ga, bisa mati gara-gara darah tinggi gue tarik urat mulu sama dia." kata Ruzel setelah meneguk minumannya.

Ruzel kembali lagi merebahkan tubuhnya di atas sofa, Ruzel mulai dengan menenangkan hati dan pikirannya sejenak.

" Hmmmm bahkan Echa pun berpikir hal yang menurut gue ga masuk akal."

" Emangnya kenapa sih sama gue? "

"Gue juga bingung kenapa gue ngerasa kayak gini sih ? Biasanya juga ga pa pa"

Aaaarrrgggghhhh. .. semakin dipikirin semakin kayak benang kusut isi otak gue.

****

Bersambung...