webnovel

Asya Wedding Day 1

Raissa terkesiap bangun dari tidurnya. Jantungnya berdebar-debar. Matanya tidak mengenali ruangan tempat dirinya berada. Raissa mendengar suara dengkuran lembut, ia melihat ke samping dan disampingnya terbaring Peni yang sedang tidur dengan nyenyaknya. Ingatan kejadian semalam pun mengalir kembali, perlahan Raissa mulai merasa tenang. Ia berada di rumah Aditya karena tunangannya itu memaksa mereka untuk tinggal bersama dengan alasan keamanan. Lagipula ia tidak bisa tetap tinggal di apartemen karena apartemen sedang jadi TKP. Ide pulang ke rusun ditolak mentah-mentah oleh Peni. "Yang benar saja Sa!! Kapan lagi aku bisa menikmati rumah bagus? kamu sih bakalan jadi nyonya disana, kalau aku kan mungkin tidak pernah akan memiliki rumah sebagus rumah pak Aditya..ayolaahhh!!" kata Peni. "Jangan khawatir, ada banyak kamar kok di rumah kami, kalian bahkan bisa dapat kamar sendiri-sendiri." kata Karina. "Eeiittss, aku berdua aja sama Raissa. Demi menjaga nama baik dan terhindar dari fitnah! Siapa yang tau kan, tiba-tiba Pak Aditya kesambet! Alasan salah masuk kamar lah .. cuma mau bilang selamat malam lah..." cerocos Peni. "Ya sudah..sudah.. kalian tidur berdua saja! siapa juga yang kesambet!!!" gerutu Aditya sambil geleng-geleng kepala. Raissa hanya tersenyum dan menggandeng Aditya. "Aku akan mengabari Mamah Papah, berita ini pasti akan beredar sebentar lagi. Aku tidak ingin mereka tahu dari orang lain." kata Raissa. "Ya benar, kabarilah dulu, sehabis itu kita pulang ke rumah." Aditya memberikan persetujuannya. Raissa mengangguk lalu menghubungi orang tuanya. Setelah itu mereka segera pulang dan karena sudah larut malam tidak banyak percakapan yang terjadi, Karina menunjukkan kamar mereka bersama Aditya. Setelah mengucapkan selamat malam, kedua kakak beradik itu meninggalkan Peni dan Raissa bersiap-siap untuk tidur. Dan sekarang disinilah Raissa, terbangun walaupun jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Raissa berdiri dan meregangkan tubuhnya. Peni masih tertidur nyenyak, benar-benar menikmati tidur di rumah Aditya. Raissa tersenyum dengan keunikan temannya. Raissa masuk ke toilet dan mengurus urusan pribadinya lalu mandi, setelah itu ia meraih ponselnya dan pergi keluar kamar. Suasana rumah masih sepi. Hari ini Raissa dan Peni mengambil cuti hingga sehari setelah hari pernikahan Asya. Sedangkan Liza masuk pagi karena sudah tidak kebagian cuti kecuali saat pernikahan Asya dan sehari setelah hari H kebagian jaga malam sehingga Liza tidak keberatan. Ketiga gadis itu mempunyai tugas yang harus dijalankan untuk membantu Asya mempersiapkan pernikahannya. Raissa memasuki ruang keluarga bersamaan dengan Aditya yang masuk sambil menenteng beberapa gaun pesta seragam pagar ayu. "Astaga gaun-gaunnya!! Mas yang ambil?" tanya Raissa kaget. "Pagi sayaanngg!! sudah cantik pagi-pagi!" kata Aditya sambil mengecup kening Raissa. "Barusan Briptu Agus kemari lalu cepat-cepat pergi lagi. Mereka berhasil meringkus paman Arganta di bandara sesaat sebelum ia terbang ke luar negeri." kata Aditya. "Wow untuk dua-duanya, karena sudah membawakan gaun kami dan meringkus paman Arganta!" seru Raissa takjub. Aditya melipat tangan di dadanya. "Aku tidak wow?" tanyanya dengan mata menyipit ke arah Raissa yang sibuk memeriksa gaun. Raissa menoleh ke arah Aditya dan senyumnya merekah, "Wooowww mas Aditya ganteng sekali pagi ini!!! wangi lagi... Wooowww kereeeenn!" seru Raissa sambil memeluk Aditya. "Hahahaha... Bucin banget ya kita! sudah ah! bentar lagi aku bisa kesambet kayak kata Peni!" seru Aditya sambil mengacak-acak rambut Raissa. Raissa hanya tertawa kecil sambil meneruskan memeriksa gaun-gaun yang diantarkan Briptu Agus. "Mas, paman Arganta masuk penjara kan?" tanya Raissa. Aditya menghela nafas. "Seharusnya, tapi paman juga mempunyai banyak uang. Sampai detik ini paman masih dipenjara, berarti pengacaranya belum berhasil mengeluarkan dirinya. Sejak semalam aku meminta bagian Public relation kita untuk menyebarkan berita ini sehingga semua orang tahu dan tidak dapat diredam. Polisi juga berpolitik, kalau mereka melepas paman Arganta citra mereka akan buruk. Paman Arganta mau tak mau harus mendekam di penjara. Walaupun penjaranya tidak seperti yang kau bayangkan. Aku tak akan heran kalau ruangan di penjaranya mempunyai view yang menakjubkan, luas, ada kamar mandi dalam, lengkap dengan pemanas, TV dan WiFi." kata Aditya datar. "ya ampun, mas kurang tidur dong! sekarang sepertinya sudah siap kerja lagi?!" seru Raissa sambil memperhatikan kalian Aditya yang sudah rapi. "Sudah biasa sayang, jangan khawatir!! Aku harus pergi untuk mengurus kantor, saham pasti akan anjlok hari ini, aku harus bisa membuat saham tidak terlalu anjlok. Akan lebih mudah kalau aku melakukannya dari kantor.bMaaf aku tidak bisa membantu kalian mempersiapkan pernikahan Asya. Kamu sama Peni saja bisa kan? Marco akan menjadi driver kalian sekaligus body guard kalian saat bepergian. Ada beberapa lagi juga yang berpatroli untuk mengamankan rumah ini." kata Aditya. "Tapi paman Arganta kan sudah dipenjara?" tanya Raissa polos. "Dari penjara juga paman bisa transfer uang dan berkomunikasi via ponselnya. Karena itu Kau dan Asya tetap akan mendapatkan pengawalan penuh! Ayo ikut sarapan yuk, sebentar lagi aku harus berangkat." kata Aditya. "Baiklah, mana pernah aku menolak makanan." jawab Raissa. Aditya pun membimbing Raissa menuju ruang makan dimana sudah tersaji sarapan untuk pagi ini. Sarapan pagi di kediaman Bhagaskara seperti hotel saja. makanan beragam, ada nasi goreng, nasi putih, bubur ayam, roti, cereal, panekuk, susu, kue-kue, buah-buahan hingga jamu. "Mas,emangnya tiap hari segini banyak menunya? habis semua ini?" tanya Raissa bingung. "Habis dong, kan yang makan bukan hanya anggota keluarga, tetapi seluruh pelayan juga. Dulu waktu ada orangtuaku, mereka boleh makan kalau kami sudah selesai makan, tapi sekarang sudah berbeda. Kalau mereka mau makan tinggal ambil saja.Tidak usah menunggu kami." kata Aditya. "Iya dong, kurasa kalian punya jadwal makan berbeda, bisa pingsan karyawan kalian kalau nungguin kalian semua selesai makan." kata Raissa. Aditya tertawa. "Ayo makan, biar gak pingsan!" kata Aditya mengambil piring dan memberikannya pada Raissa lalu mengambil satu lagi untuknya sendiri. Mereka mengambil makanan lalu duduk di meja makan dan mulai mengobrol. "Jadi apa saja yang akan kau kerjakan hari ini? Kalian jadi cuti kan?" tanya Aditya. "Ya, tadinya kami tinggal mengembalikan ke tukang jahit bila ada gaun yang harus diperbaiki, tapi sekarang kami harus mengantarkan dulu ke Liza dan Aleisha, semoga tidak harus diperbaiki lagi. Lalu kami harus memeriksa buket bunga pengantin untuk besok, memastikan katering, gedung dan gereja semuanya sudah mulai di dekorasi dan harus sudah selesai malam ini. Intinya memastikan agar acara besok aman. Tentu saja berkolaborasi dengan tim pak Soni... oh ya, bagaimana keadaan pak Soni? kami harus menjenguk k Soni juga.. nah satu lagi masuk ke dalam daftar yang harus dilakukan hari ini." Raissa terus berceloteh kegiatannya hari ini, Aditya hanya memperhatikan Raissa. Ada perasaan damai dan tenang saat mereka sarapan berdua dan Raissa menceritakan seluruh rencananya untuk hari ini. Aditya yakin, kalau ia makan berdua lagi malam ini dengan Raissa, gadis itu akan kembali menceritakan seluruh harinya pada Aditya sepanjang mereka makan. "Acaranya padat, lebih baik kamu bangunkan Peni sehabis makan, kalau tidak kalian tidak akan sempat mengerjakan semuanya." kata Aditya. "Iya benar juga!" jawab Raissa lalu cepat-cepat menghabiskan makanannya karena dilihatnya Aditya sudah hampir selesai. "Aku masih ingin mengobrol denganmu, tetapi aku sudah harus berangkat.Kita mengobrol lagi malam ini ya? Aku berangkat dulu!" kata Aditya sambil mengecup kembali kening Raissa. "Baiklah, semangat mas!! I Love You!" kata Raissa. "I Love u too cantik! kayak suami istri ya kita?" kata Aditya. "Jangan terlalu dibiasakan, ini cuma teaser.. sehari bersama Raissa heheheh.. tunggu halal tahun depan ya mas!" kata Raissa sambil mengedipkan sebelah matanya. "Lama sekaliiiii!! Sampai jumpa nanti malam sayang, hubungi aku kalau ada apa-apa ya!! I Miss you already!!" seru Aditya sambil beranjak pergi menuju garasi. "Hati-hati mas! Miss you too!!" balas Raissa sambil melambaikan tangan. Setelah mengembalikan piring ke dapur, Raissa bergegas kembali ke kamar membangunkan Peni, bagaimanapun benar kata Aditya, jadwal mereka padat hari ini. Peni bisa menikmati rumah Aditya kapan-kapan lagi. Sambil menunggu Peni siap, Raissa menelepon Asya. "Hei sudah bangun?" tanya Raissa. "Ya Sa, aku lega ayah Alex ditahan. Paling tidak ia tidak menganggu jalannya pernikahan, semoga!!" kata Asya. "Amiin, eh gaun sudah datang, aku dan Peni sudah mencoba dan tidak ada keluhan, Karina belum bangun tapi kurasa bajunya cocok, aku akan mengantarkan pada Aleisha dan Liza. Lalu mengecek persiapan lainnya dan terakhir menjenguk pak Soni " kata Raissa."Oh pak Soni, sampaikan salam ku untuknya ya Sa. Aku tidak tahu apakah sempat hari ini.." ucapan Asya dipotong oleh Raissa, " Sudah Sya, kamu konsen sama pernikahanmu saja dulu. Jangan stress ya? semua aman!! lagipula pak Sno masih tidak bisa kemana-mana, sehari setelah dirimu menikah juga kan kamu masih bisa menengoknya?" kata Raissa. "Ya juga hahahah.. aku ini lagi serangan cemas sekarang Sa!" kata Asya. "Eh.. jangan gitu dong . positive thinking aja Sya! Baiklah aku hanya ingin mengabari itu. Nanti aku update lagi kabarnya ya.. bersantai saja hari ini ya Sya!! Nikmati waktu bersama orangtuamu!" kata Raissa. "Baiklah,terimakasih Sa. Buat Peni juga.. kalian memang teman terbaik!!" kata Asya. "Pastinya dong.. hehehehe..." jawab Raissa. Raissa dan Peni pun mulai menjalani hari itu sesuai dengan daftar yang sudah dibuat Raissa.