POV Ibu
Flashback on.
***
“Ibu, kami pergi dulu ya? Ibu sama Bapak baik-baik di sini. Insyaallah, seperti apa yang Ibu ucapkan, kami akan lebih bahagia hidup di kota. Rezeki kami lancar seperti apa yang Ibu harapkan.”
Sebelum mengecup punggung tanganku, Ubay meminta izin dan restu kepadaku. Hatiku merasa terpukul, ingin melarangnya pergi dan tetap ada di sini. Tapi semua itu tidak boleh keluar dari mulutku. Mereka harus tetap pergi dan aku harus tetap terlihat tega untuk merelakan mereka pergi. Sulit sekali, tapi harus tetap mencoba menguatkan hati.
“Iya Bay, Ibu merestui kalian dan selalu mendoakan agar apa yang Ibu harapkan menjadi kenyataan. Kalian harus bahagia, Bay.”
Kutahan air mata yang mulai mengembun. Sebisa mungkin jangan sampai ada air mata yang jatuh dan membasahi pipi. Aku seharusnya bahagia karena mereka akan hidup bahagia dengan merawat calon anak mereka sampai tumbuh dewasa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com