webnovel

Rahasia dan Obsesi Diandra

Rahasia membuat wanita terlihat cantik. Itulah yang selama ini menjadi motto dalam hidup Diandra. Dia berpikir kalau seorang wanita penuh rahasia akan membuatnya terlihat lebih mempesona. Rahasia Diandra adalah obsesinya,dan obsesinya itu menjadi rahasia yang Diandra simpan rapat-rapat, sebelum akhirnya dia mengenal seorang laki-laki yang membuatnya harus berbagi rahasianya itu. Berbagi rahasia yang sama artinya harus memberi tahu tentang obsesi dari Diandra

Vermouth_123 · Teen
Not enough ratings
11 Chs

Mas Rega

Aku terbangun dari tidurku dan kulihat sudah jam setengah 5 sore. Kulihat HP ku ada notifikasi pesan dari Mas Rega. Dengan masih nyawa yang belum terkumpul,aku membuka pesannya.

"Sayang lagi apa ? Nanti jam 5 aku otw ke rumah lho." Aku bangun dari tempat tidur sambil mengucek-ngucek mataku. Segera ku balas pesan Mas Rega.

"Iya yang aku lagi bangun tidur. Ya udah aku mandi dulu nanti kamu hati-hati di jalan." Kukirimkan pesan ku itu ke Mas Rega dan mulai mandi.

Mas Rega adalah pacarku. Hubunganku dengannya sudah berjalan satu tahun ini. Aku sangat mencintainya. Dia sosok yang sempurna untukku. Dia mengerti dan mencintaiku dengan sangat tulus. Dia nggak pernah marah sama aku,selalu mengalah,dan selalu membuat aku bahagia. Aku tak pernah menemui lelaki seperti dia. Dia adalah pria yang selama ini aku inginkan di hidupku. Dulu aku beranggapan kalau Tuhan itu gak adil untukku. Tapi setelah aku bertemu dengan Mas Rega, ternyata Tuhan sangat baik padaku dengan mengirimkan Mas Rega untukku. Hari-hariku selaku aku lalui dengan rasa syukur karena aku memilikinya. Tak ada lagi kebahagiaan yang aku cari,karena Mas Rega memberikan semuanya kepadaku.

Aku mulai menceritakan semua kisahku ke Mas Rega. Mulai dari perceraian orang tua kandungku sampai hal-hal kecil di masa laluku. Semua aku curahkan ke dia. Perlahan aku mulai membuka diriku yang selama ini aku tutupi dan tak mau berbagi ke orang lain ke Mas Rega. Aku mencintainya. Sangat.

Mas Rega juga tau kalau aku sebenarnya sangat menginginkan seks. Tapi dia bisa meredam nafsuku ini. Dia selalu punya cara agar kita tidak sampai berhubungan seks di luar nikah. Karena dia ingin menjagaku sampai kita menikah nanti. Walau terkadang aku masih bandel dengan sengaja memancing nafsunya, tapi dia masih bisa untuk menahannya. Aku terkadang tak habis pikir dengannya. Kenapa dia masih bisa menahan nafsunya, padahal jika saja ia mau melakukannya aku pasti akan dengan bahagia menerimanya. Tapi lagi-lagi dia bisa menahannya. Ya walaupun pada akhirnya kita hanya sampai pada tahap saling meraba.

Kuselesaikan mandiku dan menuju kamar untuk memilih baju. Kupilih-pilih baju mana yang akan aku pakai. Aku sedang ingin menggodanya kali ini. Jadi kuputuskan memakai celana jeans ketatku warna hitam dan kaos polos tipis warna senada. Lalu kupakaikan cardigan warna merah tua agar semakin menunjukkan kesan berani. Tak lupa aku memoleskan sedikit make up di wajahku. Sedikit saja. Karena Mas Rega tak terlalu suka jika aku menggunakan make up yang tebal. Dia bilang kalau aku sudah cantik jangan dipoles-poles lagi. Aku selalu suka jika dia memujiku seperti itu .

Aku mendengar ada suara motor berhenti di depan rumahku. Kulirik sudah jam 5 lebih 10 menit. Mungkin itu Mas Rega sudah datang. Aku segera keluar rumah dan benar saja. Mas Rega sudah di depan rumah. Dia tampan sekali hari ini. Sosoknya tinggi dengan tinggi badannya 178cm, tegap dan rambut yang cepaknya itu. Dia memakai celana jeans dan kaos biru tua. Aku tak sabar dan segera menghampirinya. Ada sedikit selidik yang kulihat dari matanya.

"Kamu sengaja ya pakai pakaian yg begini ?" Tanyanya membuka obrolan.

"Hehe kan perginya sama kamu. Ngga ada yang berani macam-macam" ucapku sambil nyengir.

"Kebiasaan deh kamu itu. Awas ya kalau lagi nggak sama aku kamu pakai yang kayak gini aku bakal marah" sahutnya menimpali.

"Iya sayang mana berani sih aku hm. Ya udah yuk pergi nanti kemaleman."

Aku pun segera memakai helm ku dan naik ke motornya. Mas Rega pun menyalakan motornya dan mulai berjalan meninggalkan rumahku.