webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Masih basket

"Gue harus terbiasa mulai sekarang. Ini pertama kalinya ada pasangan di tim basket kita. Yah semoga kita segera terbiasa ya,"

"Ya doain gue juga supaya gue nggak ketawa saking gemes nya lihat mereka berdua kalo lagi bareng. Astaga sweet banget nggak sih?"

"Mereka itu cuma bucin. Lo bisa membuktikannya sendiri. Tuh lihat mereka sangat bucin. Amat sangat bucin nggak Aksa nggak Nath sama sama bucin kok,"

"Lucu banget ya Nathalie kalo salting waktu di godain Aksara haduh kaya anak bayi,"

"Nggak nyangka si gue Aksa sama Nath kaya ya gimana ya mereka tuh nggak ada kabar deketnya tau tau udah jadian aja. Kanget gue,"

"Ya mending dong mereka diem diem tapi jadian. Nah lo koar koar sama dia, jadian enggak di tolak iya,"

"Anjing,"

Sedangkan dua sejoli yang tengah di bicarakan tengah duduk berdampingan. Membicarakan banyak hal seperti biasa. Nathalie menatap Aksara dengan binar redup yang tidak biasanya sukses mengundang kernyitan dahi pemuda itu, "Kenapa asem mukanya?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com