webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Cemburu

Nathalie menatap kesal jajaran anggota ekstrakulikuler cheerleader yang berbaris di pinggir lapangan, menyoraki nama Aksara penuh minat. Terlalu berlebihan hanya untuk pertandingan latihan. Menyebalkan sekali.

Maya dan Karin duduk menghimpit Nathalie, ikut menatap latihan para anggota dari ekstrakulikuler basket. Beberapa anggota ekskul basket perempuan duduk di sekitar ketiganya.

"Nath lo nggak cemburu gitu? Cowok lo gila fansnya banyak bener. Lagian tuh anak cheers juga alay banget. Gatel," Ratih, salah satu anggota tim basket sekolah mereka berujar.

Melihat itu Melati segera menyahut, "Mana itu bajunya pada ketat banget ih bukannya kelihatan sexy malah kelihatan murahan,"

"Heh bibir lo ye Mel," Maya melotot kecil, "Tapi bener sih anak cheers kan lagi simulasi jadi jalang,"

"Astaga Maya mulutnya," Nathalie mengerucutkan bibirnya, menatap Maya garang, "Nggak boleh gitu tauu,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com