webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

hadiah

"Bukkk," Aksara memasuki rumah dengan wajah berseri-seri. Nathalie di samping pemuda itu tak kalah berserinya.

"Di ruang tengah,"

Aksara mengangguk, dengan menggandeng lengan Nathalie segera menuju ruang tengah. Sebelah tangannya membawa paperbag hitam berisi flatshoes yang tadi ia beli, "Ibukkk," panggilnya.

"Apaaa?" ibuk menoleh, di sebelah beliau Mas Abim tampak merebahkan diri dengan menjadikan paha ibuk sebagai bantal. Di sisi lain Arjuna tengah memainkan ponselnya.

"Aksa beli sepatu nih buat ibuk," ujar pemuda itu menyodorkan paperbagnya yang segera di terima oleh ibuk.

Ibuk tersenyum sumringah, "Wah dalam rangka apa nih?"

"Nggak ada apa apa cuma pengen beliin ibuk aja," jawab si bungsu.

Nathalie tertawa renyah, "Tadi Aksa juga beliin Nath buk,"

"Beliin sepatu kaya gini juga?" ibuk balas tertawa, mengeluarkan sepatu dari kotaknya lalu mencobanya, "Waduh pas banget nih ukurannya pinter banget pilihnya kalian,"

"Nath buk yang pilih. Syukur kalo ibuk suka,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com