26 Gangguan Kecil yang Menyusahkan

Angin berhembus pelan dengan dedaunan yang ikut terbang terbawa angin. Matahari yang tidak begitu terik menjadi sebuah pemandangan yang begitu cocok untuk bersantai. Tapi kata bersantai tidak ada dalam kamus kaum Werewolf.

Setiap hari dan setiap waktu mereka di sibukkan dengan berbagai pekerjaan. Mau itu Alpha atau Omega, tidak ada yang bersantai. Walau begitu Caroline terlihat begitu santai dengan berjalan di antara hembusan angin yang terasa begitu dingin.

Jika di ingat memang sekitar tiga atau empat hari lagi sebelum musim dingin dan Caroline sangat menantikan salju turun. Bukan tanpa alasan dia menantikan salju pertama turun di tahun ini. Ini semua karena mimpi yang di dapatkan malam tadi, mimpi yang membawanya pada kenyataan.

Caroline terkekeh kecil di saat mengingat mimpi malam itu, kedua kakinya masih bergerak tapi dia tidak tau harus ke mana. Pikirannya penuh akan masalah yang tengah dia hadapi sekarang, sampai dia merasakan sebuah tangan menyentuh bahunya.

Caroline menoleh menatap Jeremy yang menatapnya menilai "kau tidak ada pekerjaan huh..?"

Caroline mendengus menyingkirkan tangan Jeremy dari bahunya. Manik birunya terlihat begitu dingin membuat Jeremy sadar akan kelakuannya sendiri "oh.. maaf.."

Caroline tidak peduli dan kembali melangkahkan kedunya kakinya tapi Jeremy malah menghalangi jalannya begitu saja.

"Apa kau tidak akan menjelaskan padaku kenapa ada aura Alpha di dalam dirimu" ucap Jeremy menatap Caroline yang langsung menyingkir dan berniat pergi.

"Ini berbeda, aura milikmu lebih kuat dari semua Alpha yang pernah aku temui. Apa kau tidak berniat menjelaskan padaku?"

Jeremy kembali berbicara, dia mengatakan hal yang sangat menyusahkan bagi Caroline. Memang hubungan keduanya apa, kenapa Caroline harus menjelaskan hal yang dia saja masih tidak mengerti. Walau dia mengertipun, nantinya dia juga tidak akan mengatakannya pada Jeremy.

Dia bukan gadis bodoh yang akan mengatakan hal yang sepenting itu pada orang asing "urus urusanmu sendiri!"

Caroline langsung pergi tapi Jeremy tidak semudah itu untuk menyerah, dia malah mengikuti Caroline tanpa di suruh. Caroline jelas sudah menunjukkan sikap tidak suka akan apa yang di lakukan pria itu. Tapi dasarnya Jeremy yang masa bodoh itu membuat Caroline mendengus kesal.

Langkah Caroline terhenti, menatap tajam dan dingin ke arah manik hijau emerald milik Jeremy. Dia menghela nafas kasar "apa kau tidak tau bahasa manusia?!"

Jeremy terdiam dengan manik yang terkejut, jelas dia tengah di sindir saat ini. Tapi jika dia tengah penasaran akan sesuatu maka dia tidak berniat melepaskannya begitu saja. Itulah yang Jeremy lakukan selama ini, dan dia akan melakukan hal itu sekarang.

"Aku tidak tau tuh.." tidak ada wibawa seorang wakil dari sang pemimpin Alpha saat ini di diri Jeremy, tapi Jeremy tidak peduli asalkan dia bisa mengetahui hal yang mengganggu pikirannya selama beberapa hari terakhir ini.

Merasa di permainkan Caroline langsung pergi dan Jeremy kembali mengikuti Caroline di belakang. Seperti seekor anjing yang begitu setia pada majikannya, walau sebenarnya Caroline merasa tidak nyaman akan pandangan Werewolf lain saat ini.

Bagaimanapun Jeremy adalah orang yang penting di tempat ini dan Caroline yang bisa dekat Jeremy adalah sebuah keajaiban. Semua Werewolf tau jika Jeremy bukanlah orang yang mudah dekat dengan Werewolf lain. Tapi memang benar jika Jeremy adalah Beta yang begitu baik dan memiliki senyumam secerah matahari.

Tapi sikap yang tidak bergaul dengan banyak orang itu yang membuat banyak dari mereka mengurungkan niatnya untuk semakin dekat dengan Jeremy. Tatapan bertanya akan alasan Jeremy dekat dengan Caroline terlihat jelas oleh manik Caroline saat ini dan itu sangat menganggu.

"Cukup!! Apa maumu?"

Caroline jelas muak jika terus di ikuti seperti ini, apalagi tatapan tidak bersahabat dari mereka yang membuat Caroline makin kesal. Dan dengan bodohnya Jeremy terlihat tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya yang tertata rapi.

"Siapa kau sebenarnya?" ucap Jeremy menatap Caroline yang kembali menghela nafas panjang.

"Aku Caroline dan seorang Omega, apa kau puas sekarang!!" jawab Caroline dengan dengusan kasar di akhir ucapannya.

"Bukan dirimu yang terlihat, tapi dirimu yang ada di dalam. Kau seorang Alpha bukan, aura seorang Alpha jelas menguar dari tubuhmu. Dan aku merasakannya dengan jelas"

Sepertinya kesabaran Caroline tengah di uji saat ini, sejak tadi pria bernama Jeremy ini terus saja mengatakan hal yang sangat tidak masuk akal. Memang apa yang di katakan Jeremy benar tapi Caroline tidak akan mengatakannya pada tangan kanan sang Alpha.

Apalagi mengingat bahwa dia dengan sang Alpha memiliki hubungan yang buruk dan Caroline malas berurusan dengan sang Alpha sekarang.

"Aku itu Omega, sebenarnya mau berapa kali kau mengatakan hal tidak masuk akal itu"

Caroline mulai kesal dan dia terus saja mendengus tanpa henti di hadapan Jeremy yang memiliki status lebih tinggi darinya yang seorang Omega pengangguran.

"Caroline.."

Suara Jennifer terdengar membuat Caroline bernafas nafas lega saat Jeremy yang terlihat tidak suka akan kehadiran Jennifer sekarang. Jennifer langsung menarik tubuh Caroline mundur dengan manik menatap tidak suka pada Jeremy.

"Tuan Beta ada urusan apa dengan Caroline, apa anda belum mendengar Jika Caroline adalah tanggung jawab saya. Jadi jika anda ada perlu dengan Caroline, saya harap anda juga memberi tau saya masalah anda"

Jeremy melirik Caroline yang tertawa kecil karena sikap Jennifer yang tidak bisa dia tebak. Dia pikir Jennifer akan memarahinya karena dia berjalan tanpa tujuan dan tidak ikut membantunya. Tapi dia memilih untuk menekan Jeremy yang berusaha mengintrogasi dirinya.

"Aku hanya menyapa, kalau begitu aku pamit" Jeremy akhirnya menyerah, memilih pergi meninggalkan Jennifer bersama Caroline yang bernafas lega.

"Akhirnya dia pergi juga, apa kau tidak tau sejak tadi dia mengekoriku" adu Caroline dengan nada kesal.

"Aku sudah bilang, Jeremy aku yang urus tapi kau menolak" sahut Jennifer membuat Caroline mendengus.

"Ah.. sudahlah, ada hal penting yang harus aku katakan padamu saat ini"

Caroline memang berniat mengatakan hal ini pada Jennifer nanti, tapi karena Jennifer sudah ada di hadapannya bukankah lebih baik dia mengatakannya sekarang "aku bertemu dengan diriku di masa lalu"

"Dia seorang Half seperti dirimu, tapi dia keturunan Lycan dan penyihir. Dan dia juga seorang Alpha"

Caroline dengan mudah mengatakan hal itu pada Jennifer yang menunjukkan raut wajah terkejut. Jennifer memang tau tapi tidak sampai sejauh itu dan dia tidak percaya jika Caroline memiliki darah Lycan.

"Dan alasan aku cacat karena dia menyegel inner woflku selama ini dan itu juga demi melindungiku yang seorang Lycan terakhir"

avataravatar
Next chapter