webnovel

Psychopathic Love

“Apakah kamu menyukai aroma darah ini." ucap Alena dengan senyumnya yang penuh hingga membuat satu keluarga itu menjadi merinding ketakutan. Alena mengabadikan momen ‘menyenangkan’ itu dengan memotretnya melalui kamera hp. “Kenapa kalian takut?, hei this’s party!!." sambung Alena riuh. “LO GILA!." bentak salah satu anggota keluarga itu. “Heiii, bukannya semua orang akan menggila jika sedang berpesta!," jawab Alena enteng dan mengambil segelas wine. “Ah sudahlah, baiknya kita hentikan permainan ini. Aku sangat menyukai aroma darah anak laki-laki mu itu," ucap Alena sambil menunjuk satu korbannya. “Tapi aku belum puas," sambung Alena tanpa menghilangkan senyuman penuhnya. °°°°°°°°°°°°°°° Alena Sasyana, seorang gadis yang dianggap hampir sempurna oleh semua orang terlebih lagi di mata laki-laki, namun berbeda jika di mata keluarganya ia tak dianggap lebih dari sebuah aset berharga. Pernyataan yang ia terima saat masih duduk di bangku TK membuatnya mengerti tujuan hidupnya. Ia akan bergerak layaknya sebuah boneka, ia mampu memasang topeng yang tebal hingga tak ada satu orangpun yang mampu mengenalinya 100%. Ia menutup cahaya yang ingin masuk ke kehidupannya, namun akankah semua cahaya itu gagal? Atau kelak ada cahaya yang mampu menembus masuk ke kehidupannya?.

Meisy_DS · Urban
Not enough ratings
236 Chs

Memperbaiki?

°

°

°

Pagi-pagi buta Haru sudah berdiri di dekat ranjangnya dengan kedua tangannya yang memegang sisi tepi nampan, di atasnya sudah ada sepiring nasi goreng dengan telur ceplok dan juga segelas susu. Haru menatap wajah polos milik Cecil, wanita itu masih terlelap dalam tidurnya.

"Masih sama seperti pertama kali aku melihatnya tidur." ujar Haru tanpa sadar sambil tersenyum.

Beberapa menit kemudian, Cecil mulai bergerak menandakan bahwa wanita itu akan segera bangun dari tidurnya.

"Enghhhh." erang Cecil sembari merentangkan kedua tangannya selebar mungkin.

"Ayo bangun, udah siang." ucap Haru menahan rasa gemasnya.

"Emmm?." perlahan-lahan Cecil membuka kedua bola matanya, kedua tangannya mengusap-usap wajah dan juga matanya.

"Jam berapa?." tanya Cecil yang membuat Haru langsung melihat ke arah jam dinding.

"Jam 9 lewat 30." jawab Haru berbohong.

"HAH?!."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com