webnovel

Apa Gu Anxi Ikut?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah lama termenung, akhirnya Qing Siyuan mengemudikan mobilnya untuk menjemput Shen Wanqing. Mungkin karena suasana hatinya sedang buruk, dia tidak mengatakan apa-apa di sepanjang jalan menuju ke sekolah.

Shen Wanqing menyentuh lengan Qin Siyuan dan bertanya dengan suara yang sangat lembut. "Ada apa denganmu?"

"Tidak apa-apa," sahut Qin Siyuan pelan. "Ayahku memintamu untuk datang makan malam di rumah. Kakek juga akan datang."

Shen Wanqing terkejut, namun dia langsung bersemangat. "Kakek juga akan datang? Kalau begitu, aku akan menyiapkan diri sebaik-baiknya."

Qin Siyuan tersenyum canggung. "Kakek suka mendengarkan piano. Lebih baik kamu mainkan dua sesi piano untuknya nanti malam. Pasti dia akan senang mendengar permainan pianomu."

Shen Wanqing mengiyakan saran Qin Siyuan, kemudian ia mengalihkan pembicaraan. "Ngomong-ngomong, malam ini Anxi bekerja atau tidak? Apa dia akan ikut makan malam bersama kita juga?"

Ekspresi Qin Siyuan tampak lesu. Ia terdiam sejenak, lalu beberapa saat kemudian ia menjawab, "Dia sudah tidak tinggal di rumahku lagi. Mungkin dia tidak akan ikut makan bersama nanti malam."

Shen Wanqing bersorak kegirangan di dalam hatinya ketika mendengar kabar kepergian Gu Anxi. Namun, ia berpura-pura terkejut di depan Qin Siyuan. "Ada apa dengan Anxi? Mungkinkah..."

Suaranya menjadi semakin pelan. "Mungkinkah Anxi merasa kalau di rumah dia terlalu dikekang, jadi dia tidak ingin tinggal di rumahmu dan memilih tinggal di luar supaya bisa hidup bebas?"

Qin Siyuan menoleh dan menatap Shen Wanqing, lalu dia bertanya dengan suara lirih, "Menurutmu begitu?"

"Itu hanya tebakanku saja sih," jawan Shen Wanqing dengan sangat lembut. "Anxi sekarang banyak berubah."

Qin Siyuan tidak bicara lagi dan hanya fokus mengemudikan mobil menuju ke sekolah.

Mobil sport mahal milik Qin Siyuan berhenti di area parkir mobil Universitas Qing, terlihat keren dan mencolok hingga menarik perhatian banyak orang yang berlalu-lalang.

Shen Wanqing turun dari mobil dengan elegan.

Terlebih lagi, sekarang dia bersama Qin Siyuan. Itu adalah mimpi semua gadis di Universitas Qing.

Pria itu memiliki paras yang tampan, pintar dalam bidang akademik, menjabat sebagai ketua BEM universitas, dan terlebih lagi berasal dari keluarga kaya.

Selain itu, Qin Siyuan bukan hanya seorang mahasiswa senior biasa, dia juga telah mendirikan beberapa perusahaan multimedia yang dijalankan dengan sangat bagus. Dia adalah pria idaman semua gadis di Universitas Qing karena sudah mapan sejak usia muda. Semua orang akan menatapnya dengan kagum dimanapun dia berada.

Qin Siyuan sudah terbiasa dengan hal ini sejak dulu. Dia berjalan sambil mengobrol singkat dengan Shen Wanqing sebelum akhirnya pergi ke kelasnya sendiri.

Kini, Shen Wanqing berdiri diam di tempatnya. Bibirnya perlahan sedikit terangkat, menunjukkan senyum bahagia saat teringat kembali akan informasi yang dikatakan Qin Siyuan tadi.

Akhirnya Gu Anxi tidak akan menginjakkan kaki di rumah Keluarga Qin lagi.

Mungkin saja Paman Qin juga sudah menahan diri sejak lama. Sekarang dia sudah kehilangan kesabaran dan akhirnya membiarkan Gu Anxi pergi begitu saja.

Saat Shen Wanqing tenggelam dalam pikirannya, Lin Qi, teman sekelasnya, tiba-tiba berdiri di hadapannya, entah dari mana munculnya. Gadis itu menyapa, "Wanqing."

Shen Wanqing menoleh dan tersenyum padanya.

Lin Qi menekan suaranya. "Pagi ini adalah kelas Profesor Gao lagi, tapi sampai sekarang Gu Anxi masih belum datang. Mungkin saja dia akan bolos kelas beliau."

Shen Wanqing terkekeh. "Bukankah dia memang sudah sering bolos kelas?"

Lin Qi juga tertawa senang melihat keburukan orang lain. "Dengar-dengar, Kepala Jurusan Wang hari ini sedang dalam perjalanan bisnis, jadi tidak akan ada yang akan melindungi Gu Anxi. Apa menurutmu Profesor Gao akan melakukan sesuatu?"

Alih-alih menjawab, Shen Wanqing hanya berjalan menuju gedung kelas sambil membawa sebuah buku. Rambut hitamnya yang panjang dan lurus berpadu dengan seragam putih Universitas Qing. Penampilannya sebenarnya juga cukup membuat orang lain menahan napas kagum.

Lin Qi memandang sosok Shen Wanqing sebentar. Dia selalu merasa bahwa Shen Wanqing sebenarnya memiliki temperamen yang lebih buruk dibandingkan dengan Gu Anxi.

Tentu saja, kalau dilihat dari luar, tampak perbedaan yang sangat signifikan.

Profesor Gao memasuki ruang kelas dan mendapati bahwa Gu Anxi kembali membolos untuk kesekian kalinya. Ekspresinya bertambah suram dibandingkan biasanya. Tampaknya dia ingin marah-marah, namun apa boleh buat, Kepala Jurusan juga sedang tidak berada di tempat.

Tentu saja, dia tidak akan melepaskan Gu Anxi begitu saja setelah kejadian hari ini. Dia pasti akan mengajukan keluhan.

Setelah pelajaran selesai, Lin Qi menghampiri Shen Wanqing dan mulai bergosip. "Wanqing, kurasa kemarahan Profesor Gao akan segera meledak."

Shen Wanqing menurunkan pandangannya, lalu berkata, "Sehari Kepala Jurusan Wang ada di kampus, sehari itu pula Gu Anxi akan bersikap baik."

Lin Qi kembali berbicara dengan suara pelan, "Aku tidak tahu apa yang dilakukan Gu Anxi hingga dapat membuat Kepala Jurusan Wang tunduk padanya."

Tiba-tiba terdengar suara tawa seorang teman sekelas mereka, entah dari mana datangnya. "Tentu saja parasnya yang sangat cantik."