Setelah suara peluit yang menandakan bahwa pertarungan dimulai berbunyi, tiga orang peserta yang berada di dalam arena segera melesat mengejar lencana terbang tersebut. Di antara mereka berlima Roka dan Plutolah yang paling bertarung dengan sengit. Dua anak itu saling berebut seraya mengejar dua lencana yang melesat dengan kecepatan tinggi dari hadapan mereka.
"Apa yang dilakukan oleh dua orang bodoh itu? Mereka tidak santai sekali," seru Nanna. Gadis itu lalu menarik senapannya dan mengisi dengan selongsong yang baru. Ia kemudian menatap empat juri di luar sana.
"Apakah sah jika aku berhasil menembaknya dengan senapanku?" teriaknya.
Empat juri itu saling berdiskusi sebentar sebelum akhirnya mereka menyatakan itu tidak bisa diterima, lencana itu harus di tangkap bukan dihancurkan. Nanna tampak bersecih gusar.
"Sial!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com