webnovel

Playboy juga punya hati

Arul adalah seorang Playboy yang suka gonta-ganti pacar karena dia benci pada wanita dan ingin membalas dendam pada wanita karena kehidupan keluarganya. Risya gadis tomboy berkulit putih yang memiliki lesung pipit di pipi. tidak pernah pernah pacaran perempuan sholehah yang memasuki kehidupan Arul dan merubah Playboy yang tidak punya hati. menjadi seorang Lelaki yang memiliki hati. Dia memiliki prinsipnya pacaran 1x, jatuh cinta 1x dan menikah 1x. Belinda gadis Psikopat yang mencintai Arul dan terobsesi pada Arul. yang akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan cinta Arul. " Cinta yang ada di hati hanya memiliki 1 nama, Namun Takdir kadang memberikan banyak nama dalam kehidupan kita. karena Takdir berbeda dengan Cinta. Cinta hanya mampu dirasakan dengan hati. tapi takdir adalah sesuatu yang harus kita terima walau tidak sesuai keinginan hati. " Bagaimana kisah Arul dan Risya ?? akankah mereka hidup bersama ?

kavia_trina · Urban
Not enough ratings
155 Chs

142. Bangun Mas....Jangan pergi...

Tolong keluarlah dari Ruang operasi dengan keadaan baik mas Arul aku membutuhkanmu. kamu dan Caca adalah kekuatanku.

Ya Allah tolong mudahkan operasinya. dan selamatkan mereka berdua. Risya benar-benar merasa cemas. hatinya semakin tidak menentu, entah mengapa perasaannya jadi tidak karuan. tiba-tiba pintu ruang operasi di buka dan terlihat suster berlari ke ruang obat mengambil sesuatu

Risya langsung berlari menghampiri suster karena kelihatannya operasi belum selesai.

" Suster ada apa ? "

" Maaf bu, tolong jangan halangi saya, saya harus mengambil obat secepatnya. nnti dokter bisa menjelaskan. "

Risya lalu mundur dan memberi jalan suster ke ruang obat. sepertinya suster juga harus bergerak cepat untuk menolong pasien. Risya jadi semakin cemas. dia takut terjadi sesuatu pada Caca. Dia lalu menelpon Ryan. Dia nggak mau nanti Ryan justru menyalahkannya jika terjadi sesuatu pada Caca.

"Angkat dong telponnya Ryan."

Ryan tidak juga mengangkat telpon Risya bahkan Ryan mematikannya. Ryan masih marah pada Risya karena menganggap Risya selingkuh. Ya Ryan selama ini memang memata-matai Risya melalui orang kepercayaannya. Sebenarnya dalam hati Ryan mulai timbul rasa sayang pada Risya dan Caca. Namun Ryan selalu membatasi dirinya dengan bersikap cuek agar dia tidak merasa sakit jika dia berpisah kelak. Malam itu Ryan mendapatkan foto Risya dan Arul di dalam mobil saat Arul sedang membetulkan jilbab Risya yang diambil dari luar. Ryan mengira Risya dan Arul sedang berciuman. karena jarak mereka sangat dekat. Hatinya terbakar api cemburu yang membuat Ryan marah-marah di ruangannya. dan menyuruh sekertatisnya agar tidak diganggu oleh siapapun. Ryan ingin sendiri.

Ryan berpikir keras semalaman di dalam kantornya, dia nggak mau pulang. Dia takut tidak bisa mengendalikan diri jika bertemu Risya. Apa selama ini tindakannya salah? "

Apa Risya sangat membutuhkan sentuhan laki-laki hingga dia berperilaku menjijikan seperti itu? Apa sebaiknya aku menyentuhnya agar dia tidak mencari laki-laki lain?" pikiran Ryan semakin kacau saja. Bahkan imajinasinya menjadi semakin liar.

Aku suaminya, bukankah itu hakku? tapi aku sudah berjanji padanya tidak akan ada hubungan fisik dengannya. tapi kenapa aku benar-benar terbakar cemburu melihat dia bersama laki-laki lain. apa Risya serendah itu?" Aaah....aku bahkan tidak mengenal istriku sendiri. " Ryan mengacak-acak rambutnya menandakan dia sedang sangat frustasi.

Ryan terus saja menatap foto Risya di HPnya. " Apa aku mulai mencintainya ?" ucap Risya sambil mengusap foto Risya di dalam hpnya. tiba-tiba ada notifikasi pesan dari Risya :

" Ryan tolong ke rumah sakit sekarang. Caca sedang dioperasi. aku takut Ryan. sepertinya operasi tidak berjalan lancar. Aku mohon temani aku Ryan. "

Ryan melihat pesan langsung kaget. Dia benar-benar terkejut. jadi Caca dirumah sakit. Ryan membaca kembali pesan dari Risya. hatinya berbunga ketika membaca kalimat terakhir Risya yang meminta Ryan menemaninya. Ryan jadi merasa dibutuhkan oleh Risya. Ryan lalu mengambil kunci mobilnya dan langsung menuju rumah sakit. Di dalam mobil Ryan menelpon Risya

" Halo...Sya. "

" Halo Ryan." jawab Risya lirih.

" Maaf aku baru ada rapat tadi. jadi aku baru bisa menerima telponmu sekarang. gimana kondisi Caca. " tanya Ryan begitu lembut. membuat Risya terisak karena tidak menyangka Ryan menjadi begitu perhatian padanya.

" Hey...Sya...jangan menangis. aku segera datang. kamu jangan takut ya. " Entah mengapa Ryan merasa begitu bahagia dengan bersikap lembut pada Risya. Sambel tersenyum dia segera memacu mobilnya ke rumah sakit.

Risya begitu terharu dengan perhatian Ryan. selama ini Risya sangat ingin diperhatikan dengan lembut seperti itu. namun Ryan selalu bersikap sebaliknya. cuek dan tidak perduli. sampai dia ingin bercerai dengan Ryan saking tidak tahannya diperlakukan hanya sebagai pajangan oleh Ryan.

Ryan berlari melihat Risya yang duduk sambil menangis di ruang operasi. hatinya menjadi sangat sakit. Risya adalah wanita yang kuat dan tidak pernah mengeluh selama ini. di perlakukan seperti apapun Risya hanya diam. tapi melihatnya sekarang begitu cemas dan rapuh. bagaikan burung yang keholangn sayapnya membuat hati Ryan seperti tergores sebuah belati. Ryan langsung merengkuh Risya dan membawanya dalam dekapannya.

" menangislah Sya. jangan takut Caca pasti akan baik-baik saja. Caca anak yang kuat. kamu tau itu. "

akhirnya Risya menangis dipelukan Ryan. baru pertama kali dia berbagi beban dengan Ryan. rasanya seperti ada beban yang terangkat di pundaknya.

Ryan semakin erat mendekap Risya. Ada bahagia saat memelyk Risya seperti ini. kali ini Ryan membiarkan perasaannya bermain mengalahkan logikanya. tidak diperdulikan lagi foto yang dikirim orang suruhannya atau kemarahannya pada Risya. Kali ini dia ingin bahagia bersama Risya. bagaimanapun Risya istrinya. jadi Risya adalah miliknya. pertama kali Ryan merasakan takut kehilangan Risya. Dia ingin memiliki istri mungilnya itu.

Sementara Arul yang berjuang di dalam ruang operasi seperti merasakan apa yang terjadi di luar. karena tiba-tiba detak jantungnya menjadi tidak beraturan. dan seperti tidak ada semangat hidup lagi. Dokter yang menanganinya menjadi panik dan segera memacu jantung Arul. namun sepertinya Arul tidak ingin hidup lagi. kondisinya sangat kritis.

dokter berusaha lagi memacu jantungnya. namun gagal. hingga dokter akhirnya menyerah.

Akhirnya Dokter Ridwan keluar dari Ruang Operasi dengan langkah yang gontay. Risya yang melihat dokter Ridwan aegera melepaskan pelukan Ryan dan menghampiri Dokter Ridwan.

" Bagaimana Kondisi Caca Dok ?"

" Operasi Caca Berhasil. Tapi...."

" Tapi apa Dok ?" tanya Risya tidak sabar

" Tapi...pak Arul tidak bisa kami selamatkan. "

" Apaaa??? maksud Dokter apa ??" tanya Risya sambil menggoyang-goyang lengan dokter Ridwan. "

" Ya. Bu. kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun nyawa pak Arul tidak bisa kami selamatkan. Pak Arul tiba-tiba saja anval ditengah operasi. padahal tadinya semua baik-baik saja. kami berusaha mengembalikan nya namun sepertinya pak Arul tidak punya keinginan untuk hidup. sehingga kami kehilangannya. " Dokter Ridwan berusaha menjelaskan pada Risya dengan lembut.

" Tidaaaak..." Risya menjerit keras dan segera berlari menerobos ruang operasi. dan menemukan Arul dengan wajah pucat pasi. Risya langsung menghambur ke tubuh yang terbaring lemah dan tak berdaya. Hatinya hancur melihat Arul yang sudah tidak bernyawa lagi. Risya menangis sejadi-jadinya. tangisannya terdengar sangat memilukan.

Tadinya suster akan menyingkirkan Risya dari tubuh Arul. namun Dr. Ridwan menyuruh suster tidak mengganggu Risya yang terlihat sangat kacau.

" Bangun....Mas..tolong bangun...jangan pergi. jangan tinggalkan aku sendiri mas.Aku mohon mas...aku...aku..aku sangat mencintaimu. bangunlah mas. " Risya terus menepuk-nepuk pipi Arul. dan berusaha membangunkan Arul.

Toloong bangun mas. aku mohon maafkan aku. aku sangat mencintaimu. maafkan aku mas. jangan tinggalkan aku. aku nggak mau lagi kehilangan kamu mas. aku menyesal meninggalkan kamu mas. aku mohon jangan pergii." Risya menangis tersedu dengan terus menggoyang-goyang tubuh Arul berusaha membangunkannya.