Isabel masih saja mencurigai Azam. Dia belum yakin bahwa Azam tidak menyukai Cameli.
"Isabel, sayang, percayalah sama, Mas. Mas tidak bohong. Mas tidak menyukainya sama sekali. Itu bukan panggilan sayang dari, Mas," ujar Azam.
"Bodo ah, aku ga peduli. Terserah Mas Azam saja. Orang tadi Mas Azam terlihat menikmati pelukan dari wanita itu kok. Mas Azam juga dari tadi liatin terus setiap lekuk tubuhnya yang hanya dibalut dengan pakaian tipis itu. Mas Azam pasti ngeliatin tahi lalatnya yang segede batu karang itu. Mas Azam pasti tergoda melihatnya," tuduh Isabel.
"Ya Allah, Isabel, boro-boro Mas merasa tergoda, ngeliatnya aja Mas ngeri," ungkap Azam.
"Apa? Jadi Mas Azam ngeliatin terus?" kesal Isabel.
'Duh, salah ngomong lagi nih aku. Mulutku ini kadang ga bisa direm. Asal jeplak saja. Sekarang pasti Isabel akan semakin curiga padaku'. Batin Azam.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com