Rintik-rintik hujan menjadi pengiring langkah kaki seorang wanita yang tengah menangis menahan sakit hati yang ia rasakan. Gemuruh petir yang begitu keras terdengar seolah ia tak perdulikan. Baginya saat ini keadaan disekitarnya tak lebih penting dari keadaan dirinya sendiri. Dia mencengkram erat perutnya yang sedikit membuncit. Tetesan air mata telah bercampur dengan tetes air hujan yang mengalir dengan begitu deras. Rambutnya yang panjang menjadi basah dan dipenuhi dengan air, bahkan pakaiannya yang tipis menjadi transparan sampai harus memperlihatkan pakaian dalam beserta lekuk tubuhnya. Meski tubuhnya sudah menggigil dan kakinya memerah karena terkena kerikil dijalanan, dia tetap abai dengan hal itu. Namun karena terus menangis dia sampai tidak memperhatikan jalanan dan mengakibatkan jempol kakinya menendang sebuah batu yang cukup besar dan akhirnya jempol kakinya berdarah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com