webnovel

Api Phoenix

Seminggu telah lewat dan berbagai latihan penguatan mental dan jiwa telah dilalui dan berulang-ulang dilakukan hingga saat ini, Zang Lung sedang mengasah kemampuannya dengan berlatih teknik 'Jari Dewa', dia mengalirkan Energi Spiritualnya dan memusatkan pikiran kearah jari telunjuknya kemudian membuat sebuah pisau energi yang keluar dari ujung jarinya. Penguasaannya terhadap teknik 'Jari Dewa' sangat cepat, dan dia hanya membutuhkan waktu sedetik saja untuk menciptakan pisau, belati atau pedang spiritual disepuluh jari tangannya kemudian mengendalikan senjata-senjata spiritual tersebut sesukanya. Teknik 'Tapak Kapas' yaitu teknik yang memanfaatkan kekuatan lawan, mengambil dan menguasainya secara halus tanpa disadari atau diketahui oleh pemilik kekuatan tersebut. Pengambilalihan kekuatan ini berbanding terbalik dengan tingkat kekuatan diri sendiri, jika tingkat kekuatan sama atau dibawah tingkatan yang kita miliki maka 100% bisa dikendalikan dan apabila setingkat lebih tinggi hanya 80% yang dapat kita kendalikan.

Dalam pengobatan teknik 'Tapak Kapas' adalah memanfaatkan aliran Energi Spiritual kemudian mengarahkannya ketubuh target yang sakit untuk memeriksa kelemahan tubuhnya dan sekaligus mengobati seperti meregenerasi tulang, otot atau organ dalam yang mengalami kelemahan atau luka.

"Muridku...!, coba kau terima ini...!" sambil melemparkan sebuah karung yang penuh berisikan pasir kearah muridnya.

Zang Lung mulai mengendalikan karung tersebut dan berhenti diudara kemudian dengan perlahan berputar balik arah kembali mengarah kegurunya, 5 kali hanya sebuah karung, selanjutnya 2 buah karung kemudian lanjut sampai 5 buah karung dan arah datangnya dari sisi yang berbeda beda.

"Bagus...!, latihan ini harus kau lakukan berulang-ulang untuk lebih menajamkan tingkat kecepatan dan pengendalian dengan menambah berat beban..., kembalilah kepondok dan berlatih disana...!, aku akan menyiapkan tempat ini untuk latihan berikutnya...!" kata sang guru menjelaskan.

"Siap guru...!"

Sama seperti sebelumnya, tiada kata beristirahat bagi Zang Lung sebelum ilmu yang dipelajari belum dikuasainya secara sempurna, hanya ada berlatih dan berlatih. Setelah berlatih didalam pondoknya yang sudah dipasang 'Formasi Ilusi' oleh sang guru, Zang Lung kembali kelapangan latihan dan melihat ada 3 tempat yang bergantungan batu-batu sungai dengan besaran berbeda-beda mulai yang sebesar bola basket dengan berat 25 kg, kemdian batu sebesar lingkaran tong kayu dengan berat 50 kg dan terakhir sebuah batu besar dengan berat sebesar 100 kg. Batu-batu tersebut kemudian diayunkan sang guru kearah Zang Lung, awalnya satu persatu kemudian meningkat 2 buah secara bersamaan sampai semuanya bergerak secara bersamaan dan dimulai dari tempat batu 25 kg sampai ketempat yang 100 kg. Latihan ini dilakukan Zang Lung sampai matahari terbenam.

"Besok kau ulangi latihan ini...! pergi istirahat kepondokmu...! dan malam nanti kita akan melakukan latihan utamamu yang tertunda...!" kata sang guru yang sengaja menunda sampai beberapa hari untuk pelatihan profesi Alkemis dan Tabib karena melihat kekuatan jiwa Zang Lung yang masih lemah.

"Baik guru...!" kata sang murid kemudian naik keatas pohon dimana pondoknya berada.

Malam harinya didalam pondok latihan, setelah Zang Lung selesai membersihkan dirinya dengan menggunakan Kekuatan Elemen Air dia duduk berhadapan dengan sang guru.

"Keluarkan Tungku Jiwa muridku...!"

"Gunakan Api milikmu dan mulailah panaskan tungku itu..."

"Baik Guru...!"

ZangLung memusatkan energi spiritualnya kemudian mengeluarkan Kekuatan Elemen Api yang terlihat berwarna Merah Terang Kebiru-biruan, Api tersebut diarahkan ke Tungku Jiwa yang berwarna keemasan dihadapannya dan semakin lama warna api berubah menjadi warna Biru sepenuhnya.

"Sekarang api yang kau miliki adalah 'Api Phoenix'...!, tapi tingkatannya masih di tahap Langit dan masih ada tingkat Dewa dan tingat Surgawi serta Api tingkat Suci..., dan tahap tingkatan itu akan naik seiring dengan tingkat kekuatanmu..., yaitu ketika tingkat kekuatanmu berada ditingkat Spiritual Kaisar tahap 50 maka Api Phoenix akan berada ditingkat Dewa..., dan ketika sudah berada ditingkat Kaisar Dewa Tahta tahap 60 maka Api Phoenix akan naik menjadi tingkat Surgawi..., dan selanjutnya akan menjadi Api Phoenix tingkat Suci ketika tingkat kekuatannmu sudah berada di tingkat Kaisar Dewa Semesta tahap 70...!" kata gurunya menjelaskan, sementara itu Zang Lung sedang memanaskan Tungku Jiwa ddengan api Phoenix tingkat Langit.

"Perhatikan...!, untuk membuat Pil tingkat tinggi kebawah kamu bisa melakukannya dengan Teknik Kuno...!, sedangkan untuk tingkat Legenda keatas harus menggunaskan Tungku Jiwa..., karena akan membutuhkan panas yang mencapai 300 derajat...!, hal itu dibutuhkan untuk mencairkan bahan-bahan herbal tingkat Legenda agar supaya bisa bercampur dengan baik...!" kata sang guru melanjutkan.

"Hmm..., masih terlalu lama...!, dinginkan kembali tungku itu..., konsentrasilah dengan baik dan panaskan kembali tungku itu sampai sempurna paling lama 5 menit...! bila belum ulangi lagi...!"

"Maaf guru...!, baik..., murid akan mengulanginya dari awal...,"

"Energi Spiritualmu tidak akan habis hanya untuk memanaskan tungku itu muridku...!, lakukan lagi sampai sempurna...!"

"Baik guru...!"

Berulang-ulang Zang Lung melatih kemampuan menggunakan Api Phoenixnya sementara itu terlihat Dewa Obat mengeluarkan berbagai jenis tanaman herbal dari dalam cincin dimensinya, setelah lancar mengendalikan Api Phoenixnya Zang Lung mulai meracik Pil tingkat Legenda .

"Dari pengetahuanmu...!, apa namanya tanaman herbal yang ada dihadapanmu ini..., dan Pil apa dan ditingkat berapa yang akan dihasilkan...?" tanya sang guru.

"Ini adalah tanaman herbal Rumput Macan berumur 50 tahun..., Ginseng Putri 50 tahun..., Daun Layar serta Akar pohon Lawang..., semuanya jenis tanaman herbal tingkat tinggi untuk membuat Pil Energi tingkat Legenda 'Pil Arus Dewa' yang berfungsi untuk mengisi kembali Dantian Bawah dengan Energi Spiritual secara instan...!" kata sang murid menjelaskan.

"Mulailah meracik resep pil ini...!"

Kemudian Zang Lung memasukkan 1 batch resep herbal tersebut kedalam Tungku Jiwa yang sudah panas, kemudian menutupnya kembali sambil terus mengarahkan api kearah tungku untuk mencairkan bahan-bahan herbal tersebut.

"Kontrol panas apinya muridku...!, saat proses mencampurnya cairan herbal didalam tungku...?, kamu akan sangat memerlukan konsentrasi yang tinggi kalau tidak bahan-bahan itu tidak akan bercampur dengan baik...!, demikian juga pada tahap membuang kotoran dari bahan-bahannya...! itu harus terbakar sampai menguap...!, jika tidak bersih dari kotoran maka kualitas Pil yang dihasilkan akan menjadi rendah...!" kata sang guru menjelaskan sambil memperhatikan muridnya meracik Pil.

Sambil berkonsentrasi pada kekuatan apinya Zang Lung mendengar arahan dari gurunya, beberapa saat kemudian keluar asap hitam dari dalam tungku yang menandakan terbakarnya kotoran dari sisa bahan herbal yang tidak terpakai sehingga cairan yang tertinggal dalam Tungku Jiwea murni hanya cairan obat yang akan menjadi Pil.

"Padatkan...!"

Bhhuumm...,

Bunyi ledakan dari dalam tungku sampai membuka penutupnya dan terlihat 2 buah Pil perlahan mengambang keluar dari dalam tungku jiwa.

"Ahh..., berhasil...! 1 batch menghasilkan 2 butir Pil...!" kata Zang Lung bergumam dalam hati sambil tersenyum bangga.

"Mmm..., lumayan...!, tidak mengecewakan..., ulangi sampai mendapatkan hasil yang maksimal selayaknya seorang Alkemis Surgawi...!, jangan mempermalukan gurumu ini...!, dengan pengetahuan milikmu seharusnya kamu menghasilkan 5 butir Pil setiap batch..., itu adalah kemampuan maksimal seorang Alkemis Surgawi...!" kata sang guru Dewa Obat.

"Maafkan muridmu ini kalau sudah mengecewakan Guru...!, murid akan berusaha lagi...!" kata Zang Lung dengan penuh hormat.

"Baik..., lakukan lagi...!" kata sang guru sambil menyerahkan 2 macam resep Pil yang masing-masing terdiri dari 5 batch (satu batch sama dengan satu kali peracikan dengan jumlah hasil maksimal 5 butir Pil).

Peracikan Pil kedua yang dilakukan Zang Lung sudah menghasilkan 3 butir Pil, dan dengan penuh tekad dia mengerahkan seluruh kemampuannya melanjutkan proses peracikan ketiga.

"Padatkan...!"

Bhhuumm...,

Dan nampaklah 5 butir perlahan keluar mengambang diatas tungku dengan sigap dia memasukkan Pil-pil tersebut kedalam botol giok yang sudah disiapkan oleh gurunya, demikian juga dengan resep berikutnya adalah bahan-bahan tan aman herbal untuk membuat Pil yang dinamakan 'Pil Peri Biru' yang kegunaannya untuk menyembuhkan luka akibat terkena senjata tajam secara instan. Dari setiap batch resep 'Pil Peri Biru' Zang Lung sudah berhasil membuat dengan sempurna yang menghasilkan 5 butir setiap batchnya, dan dari 5 batch resep telah menghasilkan sebanyak 25 butir Pil. Dengan senyum sang guru menyambut keberhasilan sang murid dalam latihan membuat Pil hari itu, dan tak terasa malam semakin larut tapi kedua sosok murid dan guru itu masih asyik dengan aktivitas mereka meracik Pil didalam pondok latihan sampai pagi menjelang.

Ratusan butir Pil sudah berada dalam puluhan botol giok kecil yang masing-masing botol berisi 10 butir Pil, Zang Lung berencana akan memberikan Pil-pil tersebut kepada ayahnya untuk digunakan dan sebagian bisa dijual di Paviliun Obat milik keluarga besar mereka yang saat ini dikelola oleh keluarga kakek Zang Rou.