JASON POV
Aaaaaaaaaaghhhh....teriakku kencang, aku langsung berlari mengarah ke arah Calvin. dari kiri dan kananku dua lelaki besar mencoba memukulku ke posisi atas tubuhku
tapi, aku sudah menduga nya sejak awal.
Aku sudah menduga kalau mereka akan memukulku dari atas, maka, aku menurunkan tubuh ku ke bawah dengan gaya, seorang back atau defender dalam sepakbol melakukan sliding tickle atau gaya meluncur.
Dan dengan gaya meluncur ini, selain aku bisa menghindar dari pukulan dari anak buah Calvin yang mengarah ke kepala ku, juga kakiku sukses meluncur dan menghantam
kaki Calvin dengan keras. Calvin jatuh ke samping ku, empat pukulan keras dariku
di tambah sebuah injakan ke rusuknya,
sambil aku bangun berdiri, sukses membuat
Calvin menjerit-jerit kesakitan.
Saat ini, dua orang berusaha memukulku, aku berhasil menangkis dua pukulan itu tapi, sebuah pukulan dengan cara membokong dari belakangku, sukses menghantam punggung ku, membuat aku terlempar.
selanjutnya aku harus menangkis pukulan-pukulan dari dua orang yang dari tadi
sudah berusaha memukulku.
Dengan kemampuan bela diri ku, aku berhasil membuat sebuah tendangan memutar yang membuat salah seorang diantara nya jatuh tersungkur setelah tendangan ku menghantam wajah nya.
Melihat itu, pengeroyokan kepada ku, semakin ketat, lima orang susul menyusul menghantam ku, walau kembali berhasil menangkis, tapi, tak urung, sebuah pukulan dengan cara membokong dari belakang, tetap saja mengenai ku.
Aku melompat ke depan dan sebuah tendangan keras berhasil kulakukan kepada satu musuhku yang membuat dia tersungkur sementara temannya, nampak terdiam.
Kesempatan itu, ku manfaatkan untuk kembali memukul Calvin yang masih belum berhasil
bangun berdiri. dua tendangan ku, membuat Calvin kembali menjerit-jerit.
Tapi itu memancing semua teman Calvin
untuk mendekati ku, dua orang yang sempat ku tendang, kini berhasil bangun berdiri, sehingga sekarang ada enam orang yang mengejar ku. aku terpaksa harus meninggalkan Calvin karena harus sibuk
menangkis pukulan dan tendangan dari enam teman Calvin.
Beberapa pukulan sukses menghantam tubuh ku, aku cuma bisa bertahan dengan cara menangkis agar tidak terkena lebih banyak pukulan dari mereka.
Tiba-tiba terdengar teriakan-teriakan. ku lihat Naga dan Akmal masuk bergabung dalam perkelahian. sekarang menjadi tiga lawan enam. mereka akan menjadi tujuh kalau dihitung dengan Calvin.
Naga segera memancing dua orang untuk berhadapan dengan nya, mereka langsung bertarung di tempat yang agak jauh. demikian juga dengan Akmal, dia memancing dua orang untuk berhadapan dengan nya.
Aku tinggal berhadapan dengan dua orang plus Calvin di lantai. sementara Calvin dengan tertatih-tatih mencoba untuk bangun berdiri.
Aku segera melakukan tendangan keras sambil melompat untuk membuat Calvin terlempar. seorang teman nya mencoba memukulku tapi, dia kemudian menjadi
bulan-bulanan pukulan dan tendangan cepatku, hingga dia langsung terkapar. seorang lagi, terlambat masuk menyerang ku, saat dia mencoba membokong ku, aku bungkukkan tubuhku dan melakukan sapuan ke belakang dengan tendangan ku.
Orang itu langsung jatuh, aku tahu, kalau orang inilah yang sempat dua kali membokong ku dari belakang, kini, saat dua mau berdiri, pukulan tangan ku dengan tenaga penuh, telah mendarat telak ke wajahnya, hingga membuat wajah nya langsung mengeluarkan darah segar.
Aku kembali ke satu orang lain, yang sempat aku jatuhkan tadi, aku pukul dia, saat dia mencoba memukulku, kemudian sebuah tendangan salto ku membuat dia terlempar ke lantai dan langsung pingsan.
Sesudah itu, aku perhatikan langkah Calvin.
Calvin kembali mencoba berdiri untuk lari dari tempat ini, tapi, tendangan ku sambil melompat kembali membuat dia tersungkur.
Satu orang yang wajahnya berdarah, masih bisa berdiri, tapi, dia tidak berani lagi menyerang ku, karena takut akan pukulan ku.
karena, yang ku incar sebenarnya, memang bukan dia, aku pun tidak mengejarnya lagi, karena yang ku incar adalah Calvin.
Calvin nampak mencoba menjauhi ku dengan cara merangkak. kakinya mengalami masalah
setelah sempat ku hantam dengan sliding tickle ku, karena itu, dia hanya bisa merangkak menjauhi ku. sebuah tendangan kembali ku lesakkan ke punggung Calvin, dia kembali terjatuh.
"Jason.....ampun.....ugh....aku minta ampun Jason.....ugh.....ampuni aku Jason."kata Calvin memelas sambil menangis seperti anak kecil.
Saat itu, kulihat Naga telah berhasil menjatuhkan dua musuhnya demikian juga
dengan Akmal. aku segera menarik tubuh
Calvin untuk ku seret di dekat Akmal dan Naga. aku mendengar ancaman Naga kepada dua musuhnya.
"Ya benar! aku adiknya Johny prawira, berani sekali kalian menyentuh bos ku, heh"kata naga kepada orang itu.
"Ampun .... ampun....kami gak tau masalah nya. Bos Calvin ini, membayar kami untuk mengeroyok pemuda itu. kami gak tau kalau dia bos kalian. sumpah kami tidak tahu. kami juga gak mau berurusan dengan kakak mu. please.....maafkan kami."kata temannya Calvin, dengan wajah ketakutan.
Naga segera menarik wajah teman dari Calvin
dan berkata,"Ingat!!! kalau kalian mencoba lagi
mengganggu bos gua ini, maka kalian akan berhadapan gua , kakak gua dan geng kakak gua. INGAT ITU!!!!"
"Iya .....iya ...kami gak berani. kami gak berani."
kata teman nya Calvin sambil bermohon.
"Sudah pergi sana! tinggalkan Calvin disini." kata Naga. teman-teman Calvin yang Lima orang itu langsung ngeloyor pergi, satu orang lagi yang pingsan, kini di angkat mereka meninggalkan Calvin sendirian di hadapan ku.
Sebuah tendangan keras masih sempat ku arahkan ke wajah Calvin.
"Ingat!!! kalau kau berani menantang ku lagi,
dan kalau kau berani mengganggu Chelline,
aku akan menghajarmu lebih dari yang sekarang. ingat itu!"kataku ke Calvin.
"Ugh....ampun.....ampuni aku Jason. aku gak berani lagi.....ugh.....sumpah.....aku gak berani lagi."kata Calvin sambil memegang bagian tubuh nya yang dirasanya sakit.
"Ayo kita pergi."kataku ke Naga dan Akmal.
Naga dan Akmal mengangguk dan mengantarku ke mobilku.
"Thanks karena kalian sudah membantuku.
kalau kalian gak ada. aku gak tahu apa yang akan terjadi dengan diriku."kataku kepada Naga dan Akmal.
"Sama-sama, Bos."kata Akmal.
"Kami tahu orang seperti apa Calvin itu, tidak mungkin berkelahi satu lawan satu, makanya kami mengikuti mu, Bos."kata Naga.
"By the way, kakak mu itu, orang penting ya?
kok mereka pada takut?"tanya ku ke Naga.
"Kakak ku itu pemimpin sebuah organisasi
bawah tanah terkenal di kota ini. mirip-mirip Mafia gitulah tapi, dia sengaja menyekolahkan aku tinggi-tinggi supaya tidak mengikuti jejaknya."jawab Naga.
"Pantesan kamu jago berkelahi."kataku memuji Naga.
"Bos juga jago. kami tadi masih sempat
melihat dari jauh, saat bos masih bisa mukulin Calvin di tengah pengeroyokan."
kata Naga balik memuji.
"Tadi itu, aku nekad aja. aku cuma pikir, kalau aku harus bonyok, Calvin juga harus ikut bonyok. jadi, aku bergerak dengan nekad aja.
kalau kamu? belajar berkelahi dari mana?"
tanya ku ke Akmal.
"Kebetulan aku guru Karate dan juga menekuni pencak silat."jawab Akmal.
"Pantas.....pantas."kataku sambil menepuk pundak Akmal.
"Oh iya. Aku harus pergi. aku harus ke rumah sakit. thanks for your help."
"Iya Bos. periksa kesehatan bos. bagaimana pun, bos sempat dipukul tadi." kata Naga sambil menganggukkan kepalanya.
"Oh. Bukan. aku ke rumah sakit, bukan untukku. aku mau menjenguk orang di sana."
kataku sambil membuka pintu mobil.
"Kalau gitu. kita kawal sampai di pintu rumah sakit, Bos. cuma buat jaga-jaga. aku yakin,
mereka tidak berani lagi mengincar bos,
setelah mereka tahu kalau bos dalam
perlindungan kakakku. tapi, ini cuma jaga-jaga saja."kata Naga. aku pun mengangguk karena tidak enak juga untuk menolak kebaikan dua orang bawahan ku ini.
Aku segera masuk ke mobil dan lewat smartphone ku, aku segera menuju ke rumah sakit tempat Ayahku dirawat yang lokasinya
Telah di SMS oleh Om Tony sebelum nya,
di smartphone ku.
Dari spion, aku bisa melihat kalau mobil Naga dan mobil Akmal nampak mengikuti ku dari belakang. malam ini, aku cukup beruntung
karena dibantu oleh Naga dan Akmal. aku tidak tahu, apa yang akan terjadi padaku kalau mereka berdua bersikap Masa bodoh dan tidak berusaha mengikuti ku malam ini, saat aku dapat tantangan dari Calvin.