JASON POV
Calvin Langsung SMS lokasi pertemuannya ke smartphone ku. undangan Calvin ini untuk ku menemuinya membuat aku sangat marah.
setelah perkembangan yang terjadi dii perusahaan nya Chelline yang membuat masalah baru bagi hubungan ku dengan Chelline, maka tantangan Calvin ini langsung membuat aku murka.
"Ada apa Jason? Pak Calvin bilang apa?"tanya Karmila cemas.
"Tidak apa-apa. dia hanya ingin ketemu gua.
lo bilang ke yang lainnya, gua harus pergi. ya?"
kataku ke Karmila dan tanpa menunggu jawaban nya, aku segera berjalan ke luar
dari ruangan cafe.
Saat aku sudah berada di depan mobil ku, ku dengar suara orang-orang mengejar dan memanggil ku.
"BOS!!!!"
"BOS. kami ikut bos,"kata Naga dan Akmal
hampir bersamaan. ternyata mereka berdua yang mengejar ku hingga ke parkiran mobil.
"No. ini urusan ku dengan Calvin. dia cuma mengundang ku. kalau kalian ikut, sku akan di cap penakut oleh nya."jawab ku sambil memandang ke dua nya.
"Tapi, bagaimana kalau dia pake orang untuk mengeroyok, bos?"tanya Naga.
"Iya bos. dia orang nya sangat licik. kurasa, dia gak berani bertarung satu lawan satu dengan bos," tambah Akmal.
"Dia mengundang ku bertarung satu lawan satu. so....aku akan ikuti. aku percaya kalau dia adalah seorang laki-laki, sama dengan ku. aku malu membawa teman untuk pertarungan ku sendiri. but, thank you atas perhatian kalian. tapi, aku harus pergi sendiri, ini urusan pribadi ku dengan nya!"kataku tegas sambil menatap mereka.
Akmal sepertinya masih akan bicara lagi, tapi
langsung dicegah oleh naga. setelah itu, aku pun masuk ke mobil ku dan berlalu pergi dari hadapan mereka. di perjalanan, telepon ku kembali berdering, kali ini Chelline yang menelpon ku.
"Iya sayang?"tanya ku sambil terus mengemudi.
"Jason... Huhuhuhu....papa ku kembali menjual ku, huhuhuhu...dia sengaja menjual
semua saham nya dengan cara hutang ke perusahaan nya Winston. setelah itu, aku dijerat mereka. aku harus tetap kerja di perusahaan, huhuhu...tidak boleh keluar dari
perusahaan. kalau aku keluar, semua aset milik papa dan mama ku, akan disita, oleh perusahaan nya Winston. huhuhuhu....papa sudah menerima uang dari perusahaan Winston. tapi, sekaligus ada kesepakatan
bawah tangan yang menyatakan papa berhutang kepada perusahaan nya Winston.
dan baru akan lunas dalam jangka waktu satu tahun. dan...huhuhuhu ...aku yang menjadi
jaminannya. Huhuhuhu...please....Jason, kamu harus cari cara untuk menenggelamkan
perusahaan itu, supaya aku bisa bebas. please Jason."
"Iya....iya....tenang sayang. aku akan cari cara.
nanti aku telpon lagi ya."
"Iya."
Setelah menutup telepon dengan Chelline,
aku segera berusaha menelpon Carl Faraday,
rekan ku saat di Wall Street dulu. aku ingin cari info tentang perusahaan nya Winston itu.
tapi, sampai lama aku menelepon, telpon Carl selalu dalam keadaan tidak aktif.
Tiba-tiba telepon ku berbunyi. kali ini,dari Om Tony, pengawas ku, yang selama ini,
merupakan utusan dari Ayah ku untuk mengetahui semua kabar ku. sebenarnya aku agak enggan untuk mengangkat telepon dari Om Tony ini, karena sku sedang menuju ke tempat Calvin, untuk mungkin harus menghadapi sebuah perkelahian. dan juga,
berita dari Chelline, membuat hari ku, bertambah buruk. tapi, karena telepon dari Om Tony, berdering terus, apa boleh buat,
terpaksa aku mengangkat telepon dari Om Tony ini.
"Ya..halo Om."
"Jason. ayahmu sekarang di rumah sakit.
dia terkena stroke parah."
"What? apa yang terjadi, Om?"
"Perusahaan papa mu hampir bangkrut.
banyak klien yang keluar dan ada pemegang saham yang hengkang Keluar dari perusahaan Ayah mu belakangan ini. semua terjadi, ternyata, karena kemajuan luar biasa
yang dilakukan Jayaraya Investment di pasar saham. awalnya kami kira, itu perbuatan Calvin. tapi, hari ini, ayahmu dapat info kalau yang membuat Jayaraya Investment berjaya itu, adalah kamu. bukti-bukti sudah di temukan Ayahmu dan menurut orang yang menemukan ayahmu, katanya, itulah yang membuat dia stroke."kata Om Tony.
Perkataan Om Tony itu, ibarat air dingin
mengguyur tubuh ku, ibarat di tampar berkali-kali oleh orang lain. karena aku baru sadar, kalau, selama ini, aku terlalu fokus
untuk menyingkirkan Calvin, aku terlalu fokus
untuk menolong Chelline, tanpa aku pikir kan
dampak Transaksi dan kemenangan yang
aku bukukan itu, untuk perusahaan Ayah ku.
padahal sejak awal, aku sudah sadar kalau aku berada dan bekerja di perusahaan saingan berat Ayahku yang pasti akan
bergejolak hebat saat transaksi-transaksi
luar biasa sukses terjadi seperti yang kulakukan dua Minggu belakangan ini.
Saat aku sukses di perusahaan ku, pasti akan ada yang rugi dan seharusnya aku sadar, kalau perusahaan Ayahku lah yang akan mengalami kerugian besar. tapi, karena begitu sayang dan cinta nya kepada Chelline. aku jadi tidak memperhitungkan hal itu.
Aku baru sadar saat sudah terjadi. dan korbannya bukan hanya perusahaan tapi juga
kesehatan Ayah ku.
"Oh, apa yang telah kulakukan? oh....maafkan aku Ayah. aku telah bersalah kepada mu."jerit ku sambil menangis. ku minta kepada Om Tony untuk SMS lokasi, tempat Ayahku dirawat sebelum Om Tony memutuskan hubungan telepon.
Sebuah pesan SMS dari Calvin, masuk ke smartphone ku
"Kenapa belum datang? takut ya? kalau takut gak perlu datang. sembunyi aja."
Pesan Calvin ini, membuat aku murka. aku segera mempercepat laju kendaraan ku. saat ini, aku telah memasuki sebuah basemen parkir gedung. rupanya Calvin sengaja
mencari tempat sunyi untuk konflik dengan ku.
Dalam kemarahan ku, aku ingin segera ketemu Calvin untuk melampiaskan semua kemarahan ku kepada nya. aku segera memarkir kan mobilku, saat aku melihat sosok Calvin tengah menunggu sendirian di sebuah tempat sunyi.
Aku langsung keluar dari mobil dengan tangan terkepal. sejak SMA, aku telah menekuni olahraga taekwondo dan itu berlanjut saat di Harvard dulu, aku menambah
kemampuan bela diri ku dengan menekuni
dua olahraga sekaligus yaitu karate dan tinju.
untuk mengisi waktu senggang ku di sela-sela jam kuliah.
Karena itu, aku merasa sangat percaya diri
untuk memukuli Si Calvin saat ini. apalagi dia yang menantang ku. dengan langkah cepat,
aku mendatangi posisi Calvin. dia masih berdiri di sana dengan senyum mengejek.
Tapi, saat posisi ku, tinggal beberapa meter saja dari Calvin, tiba-tiba muncul enam orang berbadan besar yang langsung bergerak
mengelilingi ku. langkah ku terhenti saat melihat mereka berenam. ternyata perkataan Naga dan Akmal betul. Calvin tidak akan berani berhadapan satu lawan satu dengan ku. dia akan memakai orang lain untuk mengeroyok ku.
Saat ini. posisi ku tengah terkepung. sementara Calvin masih berdiri dengan senyum mengejek nya. dalam keadaan biasa,
mungkin aku akan menghindar atau lari dari
pengeroyokan seperti ini. tapi, saat ini, amarahku sedang memuncak dan aku menganggap kalau Calvin adalah orang yang
bertanggungjawab untuk semua persoalan ku
saat ini. karena itu, walaupun aku dipukul orang. Calvin juga harus merasakan pukulan ku.
Saat ini aku bertekad bulat untuk membuat Calvin merasakan pukulan-pukulan ku, walau aku harus menerima banyak pukulan dari teman-teman Calvin yang saat ini sedang mengepung ku.