webnovel

Resmi Menikah

"Kau ternyata sepemikiran denganku Aku juga ingin cepat selesai memproses semua ini agar aku bisa masuk kerja lebih cepat dan tidak izin terlalu lama," kata Mika yang juga ingin cepat selesai mengurusi pernikahan nya tersebut agar dia lebih cepat masuk kerja.

Walaupun mereka berdua sama-sama ingin proses pernikahan yaitu cepat diurus, tapi mereka memiliki tujuan yang berbeda yang mana Mika ingin perangkat kerja lebih awal, karena dia tidak enak atas izin kerja di perusahaannya maka dari itu Mika ingin lebih cepat mengurus dokumen pernikahan tersebut, berbeda dengan Raka yang ingin cepat karena dia pun merasa senang ketika semuanya sudah selesai dan cepat diurus.

Setelah makan selesai pun akhirnya mereka membereskannya terlebih dahulu, sebelum mereka pergi bersama.

"Aku akan merapikan semuanya sebelum kita pergi kau sebaiknya bersiap-siap," kata Mija yang melihat Raka masih belum siap dengan pakaiannya, hal tersebut membuat Raka pun kembali ke kamarnya untuk merapikan diri sebelum berangkat bersama mereka.

Mereka segera merapikan meja makan dan mencuci piring sebelum dia berangkat, padahal dia sudah bersiap dan rapi.

Saat mereka sudah siap dan akan pergi tiba-tiba di depan pintu sudah ada sela yang datang untuk menyapa Raka saat itu.

Jelas saja hal itu membuat Raka dan juga Mika kaget lagi-lagi mereka menghadapi masalah.

"Kau!" kata Sella marah saat melihat Mika keluar dari apartemen Raka.

"Iya, ini aku, kenapa? Hah!" Mika juga tidak meu mengalah dan malah melawan melihat Sella berbicara dengan nada tinggi.

Mereka berdua hampir saling jambak, tapi sebelum hal itu terjadi Raka menarik tangan Mika, untuk cepat-cepat pergi karena ada hal yang harus mereka selesaikan dan akhirnya mereka berdua pun segera pergi, meninggalkan Sella yang sendirian di depan apartemen Raka.

Sella yang sangat membenci Mereka pun tidak terima akan hal itu, dan mencoba untuk membalas mereka dengan ingin membuatnya marah, tapi ternyata Mika dilindungi oleh Raka dan dengan cepat Raka pun membawa Mika pergi, dari hadapan Sella. Raka juga tidak ingin jika mereka berdua bertengkar di hadapannya, karena tahu jika mereka berdua merupakan musuh satu sama lain.

"Lebih baik kita tidak usah menghiraukannya dan cepat pergi, karena aku tidak ingin melihat kalian berdua selalu saja bertengkar satu sama lain," kata Raka menjelaskannya saat itu saat mereka berdua sedang berada di dalam mobil dan segera pergi ke tempat tujuan mereka.

Raka tidak menginginkan pertengkaran ataupun perselisihan diantara mereka, berdua hingga membuat Raka memutuskan untuk cepat menikahi Mika.

"Harusnya Kau tidak perlu melayaninya, kau tahu sendiri dia adalah orang yang paling sulit pergi dariku, dia selalu saja mengikutiku dan kadang aku juga tidak nyaman atas keberadaannya. Jadi aku harap selama kita di kantor kau selalu ada disampingku," kata Raka saat itu membuat Mika tidak setuju atas permintaannya tersebut.

"Apa kau sudah gila, tempat kerja kita berbeda," kata Mika tidak tahu jalan pikiran Raka karean ia sudah bekerja di perusahaan yang jelas beda dengan tempat kerja Raka.

"Maksudku, saat di kantor saat kita mendaftarkan pernikahan nanti," kata Raka menjelaskan dan sepertinya Mika salah paham tentang kantor yang di maksud.

"Owh, aku kira. Maaf, tapi kita ke apartemen ku dulu," kata Mika membuat Raka pun menuruti perataan Mika.

Tidak butuh waktu lama ahirnya mereka sampai di apartemen Mika, ia ingin mengambil beberapa dokumen penting untuk mendaftarkan pernikahan mereka yang mana pernikahan yang sudah mereka sepakati.

"Jangan masuk!" kata Mika Menahan Raka untuk tidak masuk kedalam apartemennya karena Mika hanya ingin mengambil dokumen saja.

"Kau ini, aku hanya ingin duduk sebenar, untuk beristirahat saja, kenapa kau menghalangiku," kata Raka yang tidak mau menunggu di luar.

"Tidak boleh. kau di luar saja," kata Mika membiarkan Raka di luar dan dengan cepat segera mencari dokumen yang di butuhkan.

Tidak butuh waktu lama, dokumen sudah bisa di temukan, Mika segera membawanya keluar dan menemui Raka. Setelah selesai Mika langsung keluar dan membawa dokumen untuk segera berangkat.

"Yuk, sudah aku bawa semua," kata Mika mengajak Raka untuk segera pergi ke kantor, agar proses pernikahannya segera di lakukan.

Hal itu membuat Raka pergi ke untuk mendaftarkan pernikahan mereka, hal itu membuat mereka pun sudah menyiapkan dokumen-dokumen lengkapnya, setelah diminta pun mereka bisa lebih siap dan langsung memberikan dokumen tersebut setelah dicek dan menanyai satu persatu bahwa dokumen yang mereka siapkan sudah lengkap.

Setela semua beres dan mereka menandatanginya akhirnya selesai sudah proses untuk mendaftarkan pernikahan mereka dan mereka sudah mendapatkan buku nikah.

"Baiklah semua sudah beres, antarkan aku ke tempat kerja," kata Mika yang mana tidak pernah izin sebelumnya.

Mika hampir tidak pernah izin hal itu jelas membuatnya tidak tenang, karean ia izin berangkat terlambat. Sebenarnya ia ingin membiarkan Raka yang mengurus semuanya taapi, Mika tidak begitu percaya denganya adi ia ikut bersama Raka. Apalagi ia yang tinggal di rumah Raka semalam membuat Mika juga tidak bisa lansung pulang begitu saja sebelum menyelesaikan semua perjanjian yang membuatnya sebenarnya adi tidak bebas.

"Aku sudah meminta izin pada Andi hari kau tidak berangkat," kata Raka yang merupakan teman dekat Andi pemilik perusahaan tempat Mika berkerja.

Raka yang memang dekat dengan Andi dan sudah meminta izin dulu pada sahabatnya itu, sedari awal memang Raka sudah mencari tahu tempat kerja Mika dan mengetahui jika pemilik perusahaan adalah orang yang yang ia kenal maka Raka berusaha dekat dengan Andi.

"Kau kenapa tidak bilang padaku," kata Mika kesal karean apa yang di lakukan oleh Raka.

Mika merasa tidak enak meninggalkan tanggung jawabnya apalagi, bantuan orang dalam, jelas membuatnya makin tidak enak dengan teman-teman yang lain. Ia yang memang berusaha dari bawah dan dari nol, tidak begitu suka dengan bantuan dari orang dalam yang mana bisa menimbulkan kesalah pahaman, dan iri sesama pegawai.

Mika tidak pernah suka hal itu, dan sekrang tanpa sengaja ia melakukan itu,, jelas membuatnya kesal dengan Raka, kebiasaannya untuk mengikuti peraturan perusahaan memang sudah tertanam, apalagi tentang dedikasi berkerja, dia lebih giat dan tidak pernah mengunakan cara licik atau curang. apalagi dengan cara menarik perhatian atasan, hal itulah yang di benci oleh Mika.

ia tidak suka orang yang banyak omong tapi sedikit berkerja, ia lebih suka berkerja dan menunjukan kemampuannya.

Maka dari itu ia kesal sekali saat Raka membantunya, jelas itu salah satu bantuan dari orang dalam hingga ia bisa dengan mudah diizinkan, padahal semua itu adalah hal yang ia benci.