"Ingat, tidak ada yang boleh menindas atau pun menghina istri Aiden Atmajaya. Aku bangga padamu!" pujian itu terdengar dari ujung telepon, membuat Anya kembali teringat saat Raisa menghinanya di depan perusahaan Aiden. Pada saat itu, ia hanya bisa diam berdiri di tempatnya seperti orang bodoh.
"Aiden, selama ini aku selalu berhati-hati dalam bersikap. Aku selalu berpikir jika aku bisa menahan semuanya, aku akan bertahan hidup, meski sebenarnya sulit sekalipun untuk menahan semua cobaan ini. Kamu mengajarkanku untuk melawan karena ada banyak hal yang tidak bisa ditoleransi begitu saja. Ini adalah keberanian yang kamu berikan padaku," kata Anya dengan penuh rasa syukur. "Terima kasih karena telah menjadi bagian dari hidupku."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com