webnovel

24. Apakah Anda Modelnya ?

Chloe meninggalkan gedung perkantoran dengan geram. Sambil nyetir dia tidak berhenti mengutuk di dalam hati. 'Dasar pria mesum, cabul, piktor tunggu saja aku akan membalasmu karna melecehkan aku'.

Lampu lalu lintas berubah merah, Chloe menghentikan mobilnya dan menyandarkan tangannya di jendela, dia melirik kaca spion dan menyadari bibirnya sedikit bengkak dan merah. Dia meraba bibirnya dan mengingat lagi ciuman tadi. Kenapa rasanya beda ketika dulu dia berciuman dengan Andrew. Dia ingat ciuman Andrew begitu lembut, halus dan manis, tapi ciuman Marco tadi terasa panas dan memabukkan, membuatnya kehilangan kendali diri. 'aish.....kenapa aku harus membandingkan ciuman mereka....ho...ho....ho otakku sudah rusak'. Chloe mengacak rambutnya frustasi.

Terdengar suara klakson di belakangnya, membuat Chloe makin merasa frustasi, dia membuka kaca dan menoleh ke belakang dengan mata melotot marah.

Seorang pengendara motor di sebelahnya menegur "mbak lampu sudah hijau"

"eh" Chloe menarik kembali kepalanya, menutup kaca dan kembali melaju, dia merasa malu. 'sial....sial ini gara-gara Marco'.

🍒🍒🍒🍒🍒

Marco duduk di kursinya membaca dokumen, tapi dia selalu mengulang kalimat yang sama dan tidak ada satu pun yang bisa dia pahami. Akhirnya dia mengabaikan dokumen, bersandar di kursi dan menutup matanya. Sensasi dari ciuman barusan masih terasa di bibirnya. Marco tersenyum bahagia dengan mata tertutup.

"Bos..." Yola masuk dan tertegun melihat bosnya tersenyum sendiri seperti orang gila. Mendengar suara sekretarisnya Marco membuka mata dan senyumnya telah hilang dan berganti ke mode wajah berbatu "ada klien mau ketemu" Yola melanjutkan

"kenapa kamu tidak mengetuk pintu ?" Tanya Marco dingin

"saya sudah mengetuk tapi pak bos tidak menjawab" Yola merasa sedikit bersalah.

"oke, suruh masuk"

Setelah mempersilahkan klien masuk ke ruangan bos, Yola kembali ke mejanya. Bulu kuduknya meremang 'bisa kah seseorang menjelaskan apa yang terjadi, pak bos hari ini aneh, pagi-pagi dia melecehkan seorang gadis muda.....- gadis tadi setidaknya masih kuliah kan, wajahnya menunjukkan seperti itu- halo.....bos Marco yang tidak pernah menyentuh perempuan melecehkan seorang gadis dan sekarang dia melamun dan tersenyum seperti orang bodoh' Yola meraba tengkuknya, dan menggelengkan kepalanya.

🍒🍒🍒🍒🍒

Andrew masuk ke ruangan dan tertegun. Marco menatap kliennya yang baru masuk dan mengeryit.

Andrew berjalan mendekat dan berseru "kamu ? bukankah kita satu asrama saat di kuliah ?"

Marco berdiri dan berjalan meninggalkan meja kerjanya menyalami kliennya "sepertinya kamu benar, silakan duduk"

Marco mempersilakan kliennya duduk di sofa, lalu dia duduk di seberangnya.

"namamu Marco kan ?"

Marco mengangguk "dan kamu ?" Marco mencoba menggali memorinya "Andrew ?"

Andrew tersenyum mengangguk, wajah tampannya tampak bersinar "aku sama sekali tidak menyangka kalau pemilik perusahaan IT adalah kamu, bukannya dulu kamu mengambil jurusan manajement bisnis ?"

Senyum ramah Andrew menular pada Marco "ya"

"lalu kenapa akhirnya kamu beralih ke IT ?"

"oh...ini cuma hobi saja" jawab Marco datar "bagaimana kabarmu ?"

Dan mereka mulai mengobrol mengingat saat mereka kuliah di luar negeri. Mereka bukan teman akrab, mereka dulu berseberangan kamar asrama jadi jarang ngobrol. Apa lagi Marco bukan jenis orang yang banyak bicara dan lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan dan berolahraga, dia jarang bersosialisasi. Sedangkan Andrew kebalikan dari Marco, dia jenis orang suka berteman dengan semua orang.

Namun saat sekarang mereka ngobrol membicarakan masa kuliah, mereka tampak seperti kawan karib yang lama tidak bertemu.

"jadi kamu akhirnya menikah ?" tanya Andrew saat dia melirik cincin yang melingkar di jari Marco.

Marco mengangguk dan tersenyum simpul "bagaimana denganmu ?" Marco melirik jari-jari Andrew tidak ada cincin di jarinya.

Andrew mendesah, ada jejak kekecewaan di matanya "ya...aku menikah" Marco diam. "Oke ku rasa cukup membahas masa lalu, sekarang saatnya membahas pelerjaan"

Akhirnya pembicaraan mereka beralih ke bisnis.

🍒🍒🍒🍒🍒

Andrew dan Marco membahas urusan bisnis mereka sampai lewat jam dua siang. Marco menawarkan untuk makan siang tapi Andrew menolaknya.

Andrew keluar dari lift, sampai di sisi coffe soap dia berhenti menatap gambar anime di dinding kaca. Gambar itu mengingatkannya pada sosok gadis yang telah dia khianati. Dan sekarang ketika dia menatap gambar-gambar itu, wajah gadis mungil yang dulu suka menggambar anime di ujung buku tulisnya memenuhi pikirannya. Akhirnya Andrew melangkah masuk ke dalam toko dan duduk di pojok yang kosong, matanya tidak meninggalkan gambar-gambar itu.

Mengapa dia merasa tokoh laki-laki di gambar itu rasanya dia kenal.

Andrew menyesap kopinya sambil menatap gambar-gambar itu. Terdengar suara bisik-bisik di sekitarnya dan beberapa pengunjung yang duduk terutama para gadis berbisik sambil melirik ke arahnya. Andrew menanggapi dengan senyuman. Lalu salah satu gadis berambut ikal menghampirinya dan menyapanya

"hallo" sapanya. Andrew mengangguk "apa anda model dari anime itu ?" tanya gadis itu tanpa basa-basi.

Andrew mengeryitkan keningnya, melihat lagi gambar di dinding dan menggeleng "bukan, maaf ! saya tidak kenal orang yang menggambar dan ini pertama kalinya saya datang ke sini" jawab Andrew sopan, namun benaknya berputar. Benar tokoh dalam gambar ini memang mirip dia, dan gaya menggambarnya Andrew rasanya akrab, dia telah melihat gaya anime ini selama bertahun-tahun yang lalu. Sosok gadis mungil bermata bulat mirip kelereng muncul di dalam pikirannya, tapi benarkah dia yang menggambar ?

"oh...sayang sekali, saya pikir anda modelnya dan saya berniat minta foto dengan anda beserta gambar itu"

"maaf !" Andrew sekali lagi mengucapkan permintaan maaf, lalu gadis itu pergi meninggalkan mejanya.

Namun tak lama ada dua gadis lain yang menghampirinya dengan malu-malu dan saling mendorong.

"eemmm...boleh minta foto bareng ?"

"eh"

"soalnya wajahnya sama kayak yang di gambar" kata mereka malu-malu

sekali lagi Andrew tertegun

"hmm.....baiklah" akhirnya Andrew tersenyum dan foto bersama mereka.

Setelah mereka pergi Andrew menghabiskan kopinya dan berniat meninggalkan coffee shop sebelum lebih banyak lagi orang yang datang untuk mengajaknya foto, karna para gadis yang duduk di sekitarnya sudah meliriknya sambil berbisik dan beberapa pasangan pria mereka menatap penuh permusuhan ke arahnya, namun saat dia berdiri dari kursinya dia melihat sosok gadis mungil berjalan memasuki toko. Andrew terdiam di tempatnya, matanya tidak beranjak dati gadis itu.

"hai sweety, kamu sudah datang ? masih satu jam lagi" tanya Willy melihat Chloe memasuki toko dengan muka cemberut

"bosan di rumah" jawab Chloe singkat, lalu dia naik ke lantai dua.

Andrew menatap punggung Chloe dengan perasaan campur aduk. Dia bekerja di sini, berarti gambar ini ? lalu tokoh prianya berarti ? apakah dia masih memikirkanku ?. Ada perasaan senang di dalam hatinya dan kerinduannya pada gadis itu makin membuatnya tertekan, karna perasaan senangnya bercampur dengan rasa bersalah.

Ponselnya berdering membawanya kembali pada kenyataan, nama yang muncul di layar ponselnya membuat wajahnya semakin suram. Andrew mematikan ponsel dan berjalan keluar dari toko.