Laila membuka kerudungnya kembali karena ia pikir sudah waktunya istirahat. Karena hari sudah malam dan Laila jam segini biasanya sudah tertidur kalau tidak mengaji.
"Rambut kamu begitu indah, Laila. Apalagi dengan rambutmu yang panjang itu. Sungguh membuatku makin jatuh cinta padamu," goda Hilman.
"Kamu jangan menggoda gitu,as," ucap Laila yang merasa malu-malu setelah dipuji. "Apa aku harus menjaga rambut ini biar kamu nggak ninggalin aku, Mas?" Laila sadar, meskipun perkataan Hilman adalah memujinya, nyatanya Laras bisa masuk ke dalam rumah Hilman. Itu menandakan bahwa Hilman memberi kesempatan bagi Laras.
"Kamu sudah cantik, Laila. Apapun keadaannya, kamu tetap cantik seperti biasanya," ungkap Hilman yang kembali memuji istrinya.
"Hemm ... kalau aku sudah keriput, rambutku memutih atau rontok, atau rambutku jadi pendek, terus aku nggak kamu sukai, Mas?" ungkap Laila sewot.
"Ih, ini kenapa istriku seperti ini? Apakah kamu sedang PMS?" tanya Hilman to the poin.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com