"Apa kau sudah lama menjadi seorang penulis, Steve?" tanya James dengan santai.
"Ya. Saat aku masih remaja menurutku seorang penulis itu keren dan banyak digilai para gadis."
"Hahaha ... jadi, itukah alasanmu menjadi seorang penulis? Ternyata kau sama saja seperti remaja lain.
"Tentu saja, James. Apalagi? Hahaha. Digilai para gadis adalah kebanggan tersendiri yang bisa dijadikan catatan sejarah. Hahaha."
Kedua pria itu tengah asik mengobrol sambil mengawasi Awan yang sedang mandi bola. Meskipun sejak tadi banyak mata yang mengawasi dan menggunjing ganteng-ganteng kok gay, sepertinya mereka tak peduli. Tidak penting mendengarkan omongan orang lain yang tak mengenal kita. Kalau didengarkan, hanya akan timbul sakit hati. Lagipula mereka laki-laki yang diciptakan Tuhan dengan akalnya, jadi tak mudah baper alis terbawa perasaan seperti kaum perempuan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com