webnovel

Pernikahan Dingin

Beberapa jam setelah bertunangan: ___ Sepasang mata kecoklatan dan tajam itu tidak melepaskan Keyla dari pandangannya. Dan untuk pertama kalinya mata Stevan Antonius dan Keyla Laksama saling bertemu meski hanya untuk beberapa detik. "Apa kau terbiasa bertelanjang di depan seorang pria?" tanya Stevan menyelidik. Ia bangkit dari kursi dan berjalan ke arah Keyla yang masih terpaku. Ketika tubuh kekar Stevan mulai mendekat, tanpa sadar Keyla pun berjalan mundur. Semakin dia mendekat, Keyla terus mencoba untuk melangkah ke belakang. Dan akhirnya dibelakangnya tak ada lagi ruang untuk menjauh. Tembok itu membentang di sana. Stevan tak berbicara apa-apa lagi selain sorot mata tajam yang mengintimidasi. "Apa kau terbiasa bertelanjang di depan pria?" tanyanya untuk kedua kali lalu kedua tangannya bertumpu pada tembok untuk mengapit Keyla. "Apa kau terbiasa bertelanjang di depan pria?" tanya Stevan untuk ketiga kalinya. Dan nadanya terlihat sangat serius. Jantung Keyla tidak berhenti berdegup sekaligus takut. Sorot matanya berbeda dari sebelumnya dan tangan kirinya mencengkram pundak Keyla hingga ia meringis kesakitan. "Apapun yang terjadi, jangan pernah melepaskan pakaianmu di depan laki-laki yang bukan suamimu," lanjutnya lagi dengan nada yang tiba-tiba menjadi lebih lembut. *** Di usianya yang ke 25 tahun, Keyla dijodohkan dengan pria asing yang tidak ia kenal bernama Stevan Antonius. Pria yang dingin, tak banyak bicara dan selalu berhasil membuat hati Keyla berdebar keras. Akankah pernikahan mereka menjadi pernikahan hangat dan bahagia? Atau justru sebaliknya?

Maitra Tara · Urban
Not enough ratings
52 Chs

Berkaitan Satu Sama Lain

Ketika pulang kuliah Erika terkejut mendapati apartemen Anna berantakan. Bantal, buku-buku, bahkan makanan yang ada di dalam kulkas tercecer di lantai. Memang Erika tak keberatan membersihkan segala kekacauan yang sahabatnya buat, tapi Anna tak pernah separah ini jika marah. Sebelum-sebelumnya, jika emosinya tak terkendali, ia hanya akan mengumpat.

Sebagai anak tunggal dari keluarga berada, Anna tak pernah kekurangan apapun. Segala yang diminta tanpa harus merengek atau berusaha, orangtuanya pasti akan menurutinya. Namun sebagai gantinya, ia kehilangan apa itu kasih sayang orangtua. Ia tak pernah bermain dengan ayah ibunya, karena mereka tak pernah ada di rumah. Anna hanya dijaga oleh seorang nanny yang telah merawatnya sejak masih bayi.

"Ma, minggu depan waktunya ambil rapor. Mama datang, ya?!" pinta Anna suatu ketika saat menghubungi mamanya yang sedang ada di Milan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com