Bermain

Raden menyentuh tangan Aila yang sedang digenggam kuat oleh Aila sendiri. Untungnya tidak ada penolakkan dari Aila saat kedua tangannya digenggam oleh Raden. Perasaan Raden rasanya melambung tinggi sebab ini pertama kali baginya menyentuh tangan Aila.

Tangan Aila terasa sangat dingin di telapak tangan Raden. Dia kira, cewek ini akan selalu percaya diri di mana pun berada dan tidak peduli di tempatkan di suasana seperti apa. Akan tetapi, saat dibawa ke kafe seperti ini saja cewek ini sudah mati kutu.

"Kok, gemetaran?" tanya Raden.

"Gue ngerasa salah tempat aja."

"Lo enggak boleh ngomong gitu," ucap Raden. "Lo pantes kok ada di sini."

"Ya itu menurut lo. Kalo di gue, gue di sini rasanya kayak gembel nyasar. Kalo bukan karena mau menuhin janji sama lo, udah pulang gue dari tadi."

Waktu itu, perkataan Aila masih terdengar sinis di telinga Raden. Namun Raden tak masalah. Mendapatkan kesempatan begini saja dia sudah senang.