webnovel

Penyihir Petualang Virgo

Monster tiba-tiba muncul dan mulai membuat petaka bagi semua penghuni bumi, Mereka di duga mendapatkan kekuatan dari dewa kegelapan. Untuk melindungi diri dari monster, manusia mempelajari buku sihir yang di berikan oleh Dewa matahari dan Petir, lalu mereka yang mempelajarinya akan di kenal sebagai seorang penyihir. Di era ini seorang anak laki-laki bernama Virgo yang tidak memiliki bakat sihir terdampar di sebuah pulau misterius yang di penuhi hewan buas mematikan, pulau tersebut bahkan tidak bisa di deteksi oleh para penyihir. Di pulau itu Virgo bertemu dengan inti kekuatan dari dewa penjaga kegelapan yang telah tersegel, Virgo yang ingin kembali ke tempat asalnya harus setuju menjadi pewaris kekuatan dewa penjaga kegelapan sekaligus menuntaskan misi untuk mencegah bangkitnya kekuatan iblis. Ikuti dan dukung terus perjalanan Virgo ^_^

Umam_Young · Fantasy
Not enough ratings
380 Chs

Pulau Misterius

Pagi yang begitu cerah, suara ratusan burung membangunkan Virgo, dia membuka mata dengan perlahan, matahari sudah mulai sedikit tinggi, namun panas yang di rasakan Virgo terlalu berlebihan, itu hampir 3 kali lipat dari panas normal di siang hari.

Virgo merasa tubuhnya akan segera terbakar, bahkan saat ini kulit tipisnya telah terkelupas dan memerah, ia hanya mengenakan celana pendek yang telah sobek dan tidak lagi mengenakan baju.

Virgo melihat selendang merah di depan matanya, lalu meraihnya untuk menutupi tubuhnya yang hampir terbakar.

di depannya adalah hutan, dia berpikir untuk segera berteduh, menghindari terik matahari yang tidak masuk akal.

Namun, ketika mencoba berdiri, matanya langsung melotot, dan di susul oleh teriakan keras.

"Aaaaa."

Rasa nyeri yang tak tertahankan di kaki kirinya membuatnya kesulitan berdiri.

Ketika mememerikasnya, wajah Virgo memucat dan putus asa, itu adalah sayatan luka yang dalam dan bahkan telah berubah menjadi memar hitam keunguan.

Virgo mulai tersadar dan mengingat kejadian yang menimpa dirinya sebelumnya, ia pun tidak melupakan kematian ibunya yang di mangsa oleh monster kendi dengan kejam.

Seketika matanya mulai berlinang, tidak percaya dengan apa yang telah terjadi, namun ia tahu ini adalah kenyataan, tidak mungkin bisa mengembalikannya.

Sesuatu yang telah terjadi tidak mungkin bisa terulang, orang yang telah mati tidak akan bisa hidup kembali, itulah faktanya, dsn hal itu membuat api dendam kembali membara di hatinya.

Sesaat kemudian, Virgo kembali tersadar oleh panas matahari yang menyengat.

"Aku tidak boleh mati sekarang! ayah dan ibuku berkorban agar aku tetap hidup, aku tidak boleh mengecewakan mereka!" Yashu mencoba menguatkan diri.

Tidak jauh dari tempatnya, perahu kayu kecil yang dinaiki sebelumnya sudah hancur, hanya tersisa puing-puing kayu yang berserakan.

"Itu dia!" Virgo mendapatkan solusi, dia melangkah ke arah papan kayu sepanjang satu meter dengan lebar lima sentimeter dan hanya setebal 2 sentimeter.

Ketika mencoba berjalan ke arah puing tersebut, Virgo menelan ludah, wajahnya berkeringat, dia merasa setiap langkah di kaki kirinya menginjak neraka.

Dia ingin berteriak, namun mencoba menahannya sebaik mungkin.

Sesaat kemudian, Dnegan penuh penderitaan pada kakinya, dia pun berhasil menggapai papan kayu tersebut, ia menggunakannya sebagai tongkat untuk menopang kakinya yang sakit, hingga pada akhirnya dia bisa membantunya menuju ke pinggir hutan dengan sedikit rasa sakit.

Virgo langsung terbaring dengan napas lega, dia merasa tubuhnya baru saja masuk ke alam yang berbeda, terik matahari yang menyengat telah hilang dan di ganti dengan rasa perih, tapi menitnya itu jauh lebih baik.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku bahkan tidak tahu sedang berada di mana? Jika saja kaki kiri ku tidak terluka, mungkin semuanya tidak akan terlalu berat." Virgo mulai berpikir keras, meski dalam keadaan seperti itu, ia harus tetap bertahan hidup.

Virgo yang sedang terbaring mulai merenung dan terus berpikir, cahaya matahari terlihat samar karena dedaunan yang rimbun, membuatnya sedikit mengantuk, dan perlahan tanpa sadar membuatnya tidur begitu saja.

"Ibu jangan pergi, ibu jangan tinggalkan aku, Ibu...." Virgo berteriak dan terbangun dengan wajah ketakutan dan air mata telah memenuhj pipinya.

Dia mengusap kedua matanya, tersadar bahwa  itu hanya mimpi, tepatnya ingatan tentang kematian ibunya yang di mangsa dengan kejam oleh monster kendi terulang begitu saja dalam mimpinya.

"Mungkin aku akan segera menyusul." Senyum pahit penuh putus asa mulai terlukis di wajahnya, dan tanpa sadar hari sudah mulai gelap.

Di depannya hanya ada cahaya bulan yang samar, hutan di belakangnya pun begitu gelap, hanya sedikit cahaya bulan yang menerobos melalui celah pepohonan yang rimbun.

"Krooock .... Krooock."

Suara perut Virgo mulai memperburuk keadaan, ia sadar tidak pernah makan sejak kabur dari monster kendi.

Dia ingin menangis, sebelumnya ketika dia kelaparan, dia hanya perlu memberitahu ibunya, dan makanan akan segera terhidang di hadapannya.

Bukankah Dewa terlalu kejam padaku, ia tidak pernah peduli, ah persetan Dnegan itu, sekarang aku sadar mereka memang tidak pernah ada." Virgo mengadah ke langit dengan pikiran yang mulai kacau.

"Krooock ... Krooock".

Bahkan setelah ia mengeluh ke pada Dewa, rasa laparnya tidak hilang sama sekali.

Karena rasa lapar yang tidak tertahankan, Naluri bertahan hidup Virgo bangkit.

"Aku harus menangkap ikan atau menemukan beberapa makanan di dalam hutan." Gumamnya dengan yakin, sebelumnya ia memiliki keterampilan keduanya.

Hal itu karena ia tinggal di pegunungan yang cukup dekat dengan pesisir, selain biasa bermain ke hutan, terkadang ia juga mengikuti ayahnya menangkap ikan di laut.

meskipun sadar keadaannya saat ini cukup sulit dengan kaki yang pincang.

Tapi bukan berarti ia menyerah, setelah menimbang keadaan, ia memutuskan untuk masuk ke hutan, tidak peduli itu adalah buah-buahan bahkan serangga sekalipun, dia akan memakannya dengan lahap.

Di dalam pikirannya saat ini hanyalah mendapatkan makanan, tidak peduli dengan bahaya yang mungkin akan ditemukannya.

Dia pun segera masuk beberapa meter ke hutan ia sedikit bisa menemukan cahaya bulan yang tembus di beberapa titik, dengan bermodalkan itu, Virgo mengamati dengan teliti setiap pepohonan di sekitarnya.

Masuk beberapa puluh meter ke dalam hutan membuat Virgo sedikit sesak, dengan hawa dingin yang menusuk ke dalam tubuhnya, dan aura aneh yang seolah menekan tubuhnya.

Semakin dalam semakin dingin hingga lebih dari seratus meter, tangannya mulai membeku, hawa dingin sudah sampai ke tulangnya, dan t tenggorokannya menjadi kering, namun ia belum mendapatkan makanan apa pun, hal itu membuatnya prustasi.

"Sust ... sust."

Virgo mendengar suara aneh di sekitarnya, namun tidak menemukan apa pun, dia meningkatkan fokusnya dan menjadi lebih waspada, sangat yakin ada sesuatu yang tidak beres.

Meski tangannya sudah beku, ia masih bisa merasakan salah satu kakinya, walaupun lambat setidaknya itu lebih baik.

"Apa itu? mungkinkah hanya angin?" Batinnya sedikit ragu.