webnovel

Penyihir Petualang Virgo

Monster tiba-tiba muncul dan mulai membuat petaka bagi semua penghuni bumi, Mereka di duga mendapatkan kekuatan dari dewa kegelapan. Untuk melindungi diri dari monster, manusia mempelajari buku sihir yang di berikan oleh Dewa matahari dan Petir, lalu mereka yang mempelajarinya akan di kenal sebagai seorang penyihir. Di era ini seorang anak laki-laki bernama Virgo yang tidak memiliki bakat sihir terdampar di sebuah pulau misterius yang di penuhi hewan buas mematikan, pulau tersebut bahkan tidak bisa di deteksi oleh para penyihir. Di pulau itu Virgo bertemu dengan inti kekuatan dari dewa penjaga kegelapan yang telah tersegel, Virgo yang ingin kembali ke tempat asalnya harus setuju menjadi pewaris kekuatan dewa penjaga kegelapan sekaligus menuntaskan misi untuk mencegah bangkitnya kekuatan iblis. Ikuti dan dukung terus perjalanan Virgo ^_^

Umam_Young · Fantasy
Not enough ratings
380 Chs

Bola Cahaya yang Indah

"Apa itu? mungkinkah hanya angin?" Batinnya sedikit ragu.

Virgo mulai menebak ketakutan, udara di dalam hutan pun menjadi semakin berat, dia menjadi kesulitan bernapas, di tambah dengan rasa dingin yang menusuk ke dalam tulang, membuatnya menggigil.

Kini, dia sudah masuk ke dalam hutan lebih dari seratus meter, suara aneh berulang kali terdengar di dekatnya, seolah ada sosok yang mengikutinya.

"Susst ... Susst."

"Terdengar lagi" Virgo mulai bergidik, ia benar-benar yakin itu bukan suara angin belaka, "Siapa di sana?" Teriak Virgo, menoleh ke segala arah untuk menemukan petunjuk.

"Sek ... Seek."

Setelah pertanyaan itu selesai di ucapkan, suara dedauanan yang bergesekan terdengar jelas olehnya, lalu, beberapa daun hijau dan kuning tiba-tiba jatuh, mengambang dengan ringan di udara tepat di hadapannya, Virgo menelan ludahnya sendiri.

"Ini ... Auranya sama dengan Monster brengsek itu."

Virgo merasakan aura membunuh yang begitu dingin, walaupun tidak lebih kuat dari monster kendi yang memangsa orang tuanya.

Namun dengan kondisinya yang sakit dan sendirian dalam hutan gelap dan sunyi membuatnya lebih putus asa dan ingin berlari, tapi sayang tubuhnya hanya bisa mematung, napasnya pun menjadi berat tidak beraturan.

"Apakah aku akan mati di sini? di tangan monster?" Batinnya, bagiamana pun, sekarang dia bisa merasakan ancaman sedang berada persis di belakangnya, ia pun memejamkan mata, pasrah dengan nasibnya.

"Ayah, ibu ... Aku akan segera menyusul kalian." Virgo tersenyum pahit sambil mengeluarkan air mata, sebenarnya ia ingin menoleh dan melihat sosok yang membuatnya begitu ketakutan, namun aura membunuh monster itu terlalu kuat, dan Virgo pun harus mengurungkan niatnya tersebut.

Virgo hanya bisa menutup mata pasrah...

"Dbuurghn"

Suara gemuruh petir yang meledak-ledak terdengar dari kejauhan.

"Wussst ... Sreekt."

Sesaat setelah suara ledakan petir, tiba-tiba terdengar suara kilatan membelah angin dengan sangat cepat, kilatan itu berwarna emas kebiruan di sekitarnya, namun tentu Virgo tidak melihatnya, karena saat itu ia masih menutup mata.

Dan secara ajaib Aura membunuh makhluk tersebut lenyap seketika, Virgo yang masih menutup mata merasa sangat lega, ia benar-benar sudah berpikir menjadi makan malam makhluk tersebut.

ia membuka mata perlahan, lalu samar-samar melihat sebuah cahaya tepat di hadapannya, itu adalah seekor kunang-kunang berukuran sedikit lebih besar dari bola pingpong dengan warna emas dan biru melingkarinya.

Cahayanya begitu terang dan terlihat sangat indah, ia pun langsung terpesona dengan kunang-kunang tersebut, itu adalah kali pertama Virgo melihat kunang-kunang yang begitu cantik dan besar.

Sesaat kemudian Virgo mulai tersadar, dan mulai melihat keadaan sekitar, "Mungkinkah ada badai di tengah pulau, dan suara di dekatku barusan itu berasal dari sana?". Virgo sangat penasaran dengan apa yang terjadi, kemudian menyusuri sekitar.

"Tidak ada yang aneh, apa yang sebenarnya terjadi". Sesaat Virgo mencium bau hangus terbakar, "Apakah petir menyambar kesini, lalu makhluk itu langsung melarikan diri?". Memikirkan itu membuatnya merasa semakin penasaran, ia memutuskan untuk memeriksa lebih teliti lagi.

"Tidak ada api ataupun asap, bagaimana mungkin sesuatu bisa terbakar". Setelah mencari beberapa saat Virgo tidak menemukan petunjuk apa pun, ia akhirnya menyerah dan kembali ke kunang-kunang yang di lihat sebelumnya.

Sebenarnya Virgo tidak menyadari bahwa makhluk yang ingin memangsanya adalah hewan buas berbentuk kelelawar dengan ukuran sayap sampai 5 meter, yang sekarang sudah menjadi abu karena terkena oleh kilatan emas kebiruan tersebut.

Virgo dengan cepat mencari kembali kunang-kunang yang di lihat sebelumnya, ia sangat terkejut ketika melihat bola cahaya yang sedikit lebih besar bola pingpong.

"Kemana perginya kunang-kunang itu?". Virgo menggaruk kepalanya karena bingung, ia pun mendekati cahaya di depannya.

"Apa itu? Bukankah tadi itu adalah seekor kunang-kunang, mungkinkah telah berubah? ". Pikir Virgo mencoba menebak tapi pada akhirnya ia tidak menemukan jawabannya.

Di saat yang sama, tiba-tiba hal yang tidak terduga terjadi.

"Wuuust".

Dalam sekejap, bola cahaya tersebut langsung menembus dada Virgo secepat kilat, pandangan Virgo pun langsung mendadak berubah menjadi gelap, ia merasakan sakit yang luar biasa pada dadanya.

Perlahan rasa sakitnya menjalar ke seluruh tubuhnya seolah sedang di sayat dan terbakar, aura petir yang menyayat setiap sel dan api yang mendidihkan darah, dalam sesaat ia langsung tumbang dan pingsan tubuhnya tak mampu menahan rasa sakit tersebut.

Virgo perlahan membuka mata, menemukan dirinya berada di tempat yang begitu gelap, dan didepannya hanya melihat bola cahaya emas kebiruan.

"Tempat ini?" Virgo mendekati bola cahaya itu dengan penuh penasaran.

Suara gemuruh dari Petir mulai terdengar, dan kilatan petir terus bermunculan di sekitar bola cahaya tersebut, Virgo menelan ludah karena merasa ngeri.

"Hahaha".

Suara tawa di sambut dengan petir menggelegar tiba-tiba muncul, "Siapa di sana?" Virgo menoleh terkejut ke segala arah, namun tidak bisa melihat apa pun, suara tawa itu terus terdengar.

"Kau anak kecil penakut, pura-pura kuat di hadapanku". Suara menggema dari segala arah, "Siapa di sana?". Tanya Virgo lagi spontan.

"Kau anak yang beruntung, aku akan menunggumu di tengah pulau, jika kau bisa sampai di sana aku akan memilih mu dan memberimu hadiah selanjutnya". Suara itu sangat jelas namun tidak ada seorang pun yang tampak kecuali bola emas kebiruan.

Virgo langsung terbangun dengan terkejut, ia membuka mata dan menemukan dirinya sedang terbaring di dalam hutan, ia pun menganggap itu hanyalah mimpi belaka, dan akhirnya berusaha untuk bangkit.

Kini ia terduduk melihat cahaya matahari menembus sela-sela pepohonan, ia merasa sedikit kedinginan, dan menatap ke atas pohon, "Andai saja aku bisa berada di atas sana, mungkin tubuh ku akan merasa sedikit lebih hangat, Huuu".

Virgo mendesah karena ia tahu itu mustahil, tapi di satu sisi ia belum menyadari sama sekali tentang perubahan pada dirinya, jika ia tahu mungkin matanya akan langsung terlepas dari wajahnya karena terkejut.