webnovel

Penyihir Petualang Virgo

Monster tiba-tiba muncul dan mulai membuat petaka bagi semua penghuni bumi, Mereka di duga mendapatkan kekuatan dari dewa kegelapan. Untuk melindungi diri dari monster, manusia mempelajari buku sihir yang di berikan oleh Dewa matahari dan Petir, lalu mereka yang mempelajarinya akan di kenal sebagai seorang penyihir. Di era ini seorang anak laki-laki bernama Virgo yang tidak memiliki bakat sihir terdampar di sebuah pulau misterius yang di penuhi hewan buas mematikan, pulau tersebut bahkan tidak bisa di deteksi oleh para penyihir. Di pulau itu Virgo bertemu dengan inti kekuatan dari dewa penjaga kegelapan yang telah tersegel, Virgo yang ingin kembali ke tempat asalnya harus setuju menjadi pewaris kekuatan dewa penjaga kegelapan sekaligus menuntaskan misi untuk mencegah bangkitnya kekuatan iblis. Ikuti dan dukung terus perjalanan Virgo ^_^

Umam_Young · Fantasy
Not enough ratings
380 Chs

Kekuatan Tak Terduga

Virgo mendesah karena ia tahu itu mustahil, tapi di satu sisi ia belum menyadari sama sekali tentang perubah pada dirinya, jika ia tahu mungkin matanya akan langsung terlepas dari wajahnya karena terkejut.

Virgo yang sudah duduk dan mencoba bersandar di bawah pohon di dekatnya, sepintas ia melihat kilatan kuning dan biru di kedua matanya, hal itu tentu membuatnya heran dan juga sedikit kaget.

"Apa aku salah lihat?". Gumam Virgo menggaruk kepala bingung, namun Ingatannya pun langsung tertuju pada bola cahaya berwarna emas kebiruan yang menembus dadanya.

Virgo membuka mata dengan lebar, lalu menoleh ke arah dadanya dengan cepat, dan benar saja sebuah bekas luka berbentuk matahari, lalu lambang petir berada di tengahnya.

Virgo menelan ludahnya terkejut sekaligus takut saat melihat dadanya, namun meski demikian perlahan ia mencoba menyentuh dan menekan bekas luka itu, dan untungnya tidak ada tasa sakit.

"Apakah bekas luka ini ...?". Leo sedikit mematahkan leher tidak ingin mencoba berpikir lebih jauh, ia masih ingat dengan rasa sakit yang di alaminya saat bola cahaya itu masuk ke dalam tubuhnya.

"Baiklah meskipun itu benar, hal tersebut tidak akan terlalu berguna sekarang, aku benar-benar kelaparan dan harus segera mencari makanan".

Gumamnya sambil mencoba berdiri dengan perlahan, ia pun segera berjalan ke luar hutan ke arah pantai, setelah beberapa langkah ia terdiam.

Virgo merasa ada yang terlupakan, setelah merenung beberapa saat, ia segera tersadar dengan luka pada kakinya, tapi anehnya ia tidak merasakan sakit apa pun.

perlahan ia memeriksa ke arah luka tersebut, dan yang lebih mengejutkan adalah luka itu telah hilang, dan hanya meninggalkan sedikit bekas, bahkan luka gores di seluruh tubuhnya telah lenyap sepenuhnya.

di samping itu ia bisa merasakan sebuah energi yang tidak dapat terlukiskan di dalam tubuhnya.

"Ini benar-benar luar biasa, ini pasti karena bola cahaya itu". kata Leo dengan penuh semangat, meskipun awalnya ia sangat ketakutan dengan bekas luka itu.

"Krooock ... krooock".

tapi kini perutnya mulai memberontak kelaparan, "Ah sial kenapa aku bisa melupakan yang satu ini". Virgo menggelengkan kepala tanpa daya.

"Tapi sekarang harusnya aku tidak perlu khawatir lagi, luka di kaki ku sudah sembuh, aku bisa mencari makanan dengan cepat". sambungnya sambil tersenyum lega.

"Baiklah aku harus cepat". Virgo menarik napas dalam, dan langsung berlari menuju arah pantai.

"Wusuust".

Kecepatannya hampir seperti kilat, Virgo juga menyadari hal itu, lalu perlahan menoleh ke arah belakang, Angin, debu dan dedaunan kering berterbangan seperti gumpalan awan coklat, di sepanjang jalur yang di lewatinya.

Mata Virgo hampir meloncat keluar, tidak percaya dengan penglihatannya sendiri, ia menelan ludah dengan gugup sambil menunjuk kumpulan debu dengan gemetar, "Apa yang terjadi? Mungkinkah aku yang melakukannya". Pikirnya dengan super duper bingung tak percaya.

"Ah tidak ... tidak mungkin, itu pasti hanya kebetulan, iya itu pasti kebetulan". sambungnya sambil mengangguk yakin dengan pikirannya.

Ia pun tidak ingin terlalu memikirkannya, dan kembali fokus menatap ke arah pantai dan kembali berlari.

"Bruuck ... Aaaak".

Kini Virgo justru menabrak pohon terdekat, tubuhnya langsung menempel di pohon besar besar tersebut hingga sebuah lubang berbentuk manusia terukir dengan jelas.

Ia pun perlahan mencoba melepaskan diri, ia merasa kepalanga sedikit pusing , wajahnya pun sedikit merah, tapi itu tidak berlangsung lama, dan semuanya kembali normal.

Bukan hanya kecepatannya yang bertambah akan tetapi tingkat penyembuhan dirinya juga berada di atas manusia normal.

Kini ia mulai sedikit ragu, itu adalah kejadian yang ke dua, "Apakah aku sudah bukan manusia normal lagi? Bagaimana mungkin aku bergerak secepat itu, dan sembuh dengan cepat?". Virgo memejamkan mata merenung sejenak sambil sedikit menganggukkan kepala.

Meski Virgo sedang sangat kelaparan, namun kondisinya saat ini juga tidak bisa di abaikan, ia mencoba mencari petunjuk dengan konsentrasi dan fokus yang dalam.

"Weeeng"

Ingatannya pun langsung tertuju pada mimpinya tadi malam, saat itu ia berada di ruang gelap yang di dalamnya hanya ada bola cahaya emas dengan petir di sekelilingnya.

Selain itu ia juga mengingat suara menggema yang menyuruhnya untuk pergi ke tengah pulau dan dia akan di berikan sebuah hadiah jika berhasil sampai di sana.

"Mmm"

"Tidak salah lagi pasti itu yang terjadi, bola cahaya itu telah bergabung ke dalam tubuh ku, dan membuat tubuh ku memiliki kekuatan seperti saat ini". Virgo menganguk yakin.

"Krooock ... Krooock".

Suara perutnya kembali memanggil, "Mmm ... Baiklah, aku akan memikirkan itu nanti, sekarang aku harus memakan sesuatu terlebih dahulu".

Setelah mengetahui apa yang terjadi pada dirinya, ia mencoba mengontrol setiap langkahnya dengan bertahap dan lebih hati-hati.

"Huuuh".

Virgo melepas napas lega saat berada di pantai, "Aku baru tahu memiliki kekutan besar sangat melelahkan". Katanya sambil menyeka keringat di keningnya.

Seperti rencana awalnya, ia akan menangkap ikan, jadi matanya pun langsung tertuju kepada perahu kayu yang sudah rusak dengan beberapa serpihan yang berserakan di sekitarnya.

Virgo ingin membuat tombak, tapi sayangnya tidak ada yang bisa di gunakan dari serpihan perahu tersebut, ia pun segera mengambil batu karang, dan segera berlari kehutan untuk mendapatkan kayu.

Dengan gesit segera membuat tombak menggunakan kayu dan batu karang.

"Baiklah harusnya ini sudah cukup". Ucapnya sambil memegang tombak tersebut dengan sedikit kagum.

Ia pun segera menuju ke pantai untuk mengintai ikan, dan tiba tiba-tiba, bekas luka seperti lambang matahari itu mulai bersinar, berubah menjadi warna emas sedangkan lambang petir itu tidak berubah sedikit pun.

Virgo belum menyadarinya, namun ia merasakan aliran darahnya seperti mendidih dan aura panas menyelimutinya.