"Kamu ga perlu maksain diri." ujar Denada sambil menyodorkan sebotol air mineral padaku yang sedang duduk di sudut ruangan. Aku memilih duduk di lantai dengan dinding sebagai tempat bersandar dibanding duduk di kursi karena ingin meluruskan kaki.
Aku menerima botol darinya, "Aku ga mungkin ga bantu. Lagian kamu kan nikahnya sama Kyle, bukan orang lain."
Terlebih karena Kyle adalah adik dari Ayahku. Bagaimana mungkin aku membiarkannya mengurus segalanya seorang diri?
Denada duduk di sisiku dan meluruskan kaki, "Kamu ga usah bantu apa-apa lagi. Muka kamu pucet gitu."
"Aku ga pa-pa kok. Aku bener-bener harus diet, tapi nanti aja dietnya kalau kamu udah nikah. Sekarang aku kalau capek bawaannya pengen makan."
Denada menatapku tak percaya, "Kamu udah laper lagi?"
Aku tersenyum karena dua jam lalu memang diam-diam pergi ke bakery hotel untuk makan satu pastry, dua cake, secangkir coklat panas, "Temenin aku makan seafood yuk."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com