"Northern Spiritual Field Training?"
Mu Chen tertegun ketika ia mendengar kata-kata ini. Northern Spiritual Field terkenal sebagai tempat yang berbahaya di Northern Spiritual Realm. Northern Spiritual Field adalah tempat yang sangat luas. Di dalamnya, dipenuhi berbagai macam Spiritual Beast yang kejam. Akan ada banyak Tim Petualang yang pergi kesana untuk berburu Spiritual Beast. Selain itu, disana terdapat banyak sekali elixir dan material langka. Dapat dikatakan, tempat ini bagaikan tempat harta karun. Tentu saja, jika kita ingin mengambil harta karun di tempat ini, kita harus memiliki kekuatan yang sepadan untuk bisa mendapatkannya. Kalau tidak, kita tidak akan mendapatkan apa-apa, bahkan kita bisa kehilangan nyawa disini.
Northern Spiritual Field dipenuhi dengan berbagai macam sumber daya alam. Bahkan sering kali ayah Mu Chen secara langsung memimpin pasukannya kesini untuk mendapatkan sumber daya alamnya dari waktu ke waktu. Setiap kali mereka kesini, mereka selalu menghadapi pertarungan yang tragis.
"Benar sekali. Kita, Heaven Class dari Northern Spiritual Academy, sering berkumpul lalu menuju Northern Spiritual Field untuk berlatih disana. Kita berlatih tiap beberapa saat sekali. Ini karena, hanya pertarungan sungguhan-lah yang dapat mengasah kemampuan kita."
Tang Qian'Er mengangguk. Ia tersenyum, lalu berbicara: "Untuk latihan disana, kita diperbolehkan untuk membuat tim. Masing-masing tim berisi dua orang. Tiga tim yang paling atas akan mendapatkan hadiah spesial."
"Hadiah? Hadiah apa?" Mu Chen mengangkat alisnya.
"Menurut kabar, hadiah kali ini adalah Accumulation Elixir1." Kata Tang Qian'Er setelah ia berpikir sejenak.
"Accumulation Elixir2?" Mu Chen kaget. Elixir ini dikatakan sangat bermanfaat bagi pemula seperti mereka, yang baru saja mulai berlatih. Manfaat kesehatan dari elixir tersebut ringan dan tidak meninggalkan efek samping. Dengan kekuatan Spiritual Movement Stage - Middle Phase yang mereka miliki, mereka dapat meningkatkannya menjadi Spiritual Movement Stage - Late Phase jika mereka meminumnya.
"Benar. Jika aku mendapatkan Accumulation Elixir, Aku pasti bisa naik ke Spiritual Movement Stage - Late Phase. Lalu aku dapat memulai persiapan ku untuk mencapai Spiritual Rotation Stage di masa yang akan datang." Kata Tang Qian'Er.
"Bagaimana para juri menentukan hasilnya?" Mu Chen penasaran. Terlihat bahwa ia tertarik dengan Accumulation Elixir itu.
"Penilaiannya cukup sederhana. Mereka akan melihat siapa yang membunuh Spiritual Beast lebih banyak, dan siapa yang membunuh Spiritual Beast dengan Rank yang paling tinggi." Tang Qian'Er menambahi: "Karena semua murid di Heaven Class diperbolehkan ikut, maka akan terjadi kompetisi disana. Inilah alasan mengapa aku mengajakmu menjadi rekan satu tim ku."
"Aku baru mencapai Spiritual Movement Stage - Middle Phase. Tidakkah kamu sebaiknya mencari seseorang yang lebih kuat untuk menjadi rekan satu tim mu? Dengan pesona Saudari Qian'Er, aku yakin akan ada banyak orang yang mau menjadi rekan satu tim mu. Baik mereka yang berasal dari East branch, maupun mereka yang berasal dari West Branch. Benar begitu?"
"Kamu tidak mau?" Tang Qian'Er menghembuskan nafasnya. Kemudian ia melambaikan naskah usang berwarna merah tua yang ada di tangannya.
"Itulah yang aku inginkan. Tapi kalau kita gagal mendapatkan Accumulation Elixir, tolong jangan salahkan aku karena telah mengecewakan mu." Mu Chen tersenyum. Kata-katanya bukanlah basa-basi semata. Ia baru mencapai kekuatan tingkat Spiritual Movement Stage - Middle Phase. Ada banyak kandidat lain yang lebih pantas daripada dirinya di Northern Spiritual Academy.
Tang Qian'Er berpikir sejenak. Tak lama kemudian ia tertawa kecil. "Tidak masalah kalau kita gagal mendapatkannya. Aku tetap percaya kalau aku akan mencapai Spiritual Rotation Stage dalam kurun waktu satu tahun lagi, meskipun aku tidak mendapatkan elixir itu."
Ketika berkata seperti ini, jarinya memainkan naskah usang yang ada di tangannya. Ia melirik Mu Chen, kemudian berkata: "Dan aku tidak suka menjadi rekan satu tim orang lain."
"Karena Saudari Qian'Er sangat mengandalkan ku. Aku rela mengorbankan nyawa ku dan menemani mu. Jangan kuatir, Saudari Qian'Er. Meskipun nyawaku menjadi taruhannya, aku akan membantumu mendapatkan Accumulation Elixir." Mu Chen tersenyum, ia bertingkah bagaikan seorang pahlawan dan menepuk-nepuk dadanya.
"Dasar, tukang gombal." Tang Qian'Er tersipu saat melihat tingkahnya.
"Lalu, Spiritual Art ini bagaimana?" Mu Chen tersenyum saat menatap naskah usang yang ada di tangan Tang Qian'Er.
"Lain kali jangan seperti ini."
Tang Qian'Er mengomel. Ia menggenggam Spiritual Art itu lalu berjalan keluar dari Ruang Spiritual Arts. Sementra Mu Chen mengikutinya dari belakang.
Di pintu ruang Spiritual Art, Tang Qian'Er mendaftarkan naskah Spiritual Art tadi untuk dipinjam. Pak Tua yang menjaga Ruang Spiritual Art memperhatikan Spiritual Art berwarna merah tua itu, kemudian ia memperhatikan Tang Qian'Er. Pak tua ini tampak ragu-ragu. "Limitless Death Seal" ini memiliki nama yang mengerikan. Walaupun Tang Qian'Er memenuhi syarat untuk meminjamnya, tapi Pak Tua ini tidak mau seorang gadis cantik sepertinya terluka karena Spiritual Art ini.
Ketika Mu Chen tahu bahwa Pak Tua itu ragu-ragu, jantungnya berdebar. Ia tahu bahwa penjaga Ruang Spiritual Arts yang bernama Pak Tua Qin adalah orang yang ketat. Ketika ia tidak menyukai seseorang, ia tidak akan memperbolehkan orang itu untuk meminjam Spiritual Arts apapun dari sini. Lalu, jangan menilai dirinya hanya dari penampilannya. Ia mungkin terlihat sebentar lagi akan mati, namun kekuatannya berada pada Spiritual Rotation Stage - Late Phase. Hanya selangkah lagi sebelum ia mencapai Spirit Stage. Dulu, banyak murid congkak yang dibuat menderita olehnya.
Untungnya, Tang Qian'Er sepertinya punya cara tersendiri untuk menghadapi Pak Tua ini. Wajahnya yang cantik dihiasi oleh senyum manisnya. Ia memanggil Pak Tua ini "Kakek Qin". Hal ini membuat Pak Tua ini mengangguk kegirangan. Setelah berulang kali memperingatkannya, pada akhinya Pak Tua Qin menyerahkan Spiritual Art ini pada Tang Qian'Er.
Mu Chen mengikuti Tang Qian'Er keluar dari Ruang Spiritual Art dengan tanpa suara. Kemudian, gadis itu menunjukkan senyum penuh kemenangan, lalu melemparkan naskah usang tadi padanya.
"Semua ini berkat kamu!"
Mu Chen menangkap naskah usang tadi. Kemudian, ia memainkan naskah ditangannya itu untuk beberapa saat. Kegembiraan terpancar dari mata hitamnya. Kemudian, ia tersenyum pada Tang Qian'Er. Jika bukan karena Tang Qian'Er, pasti akan sulit meminjam naskah ini dari Pak Tua Qin, bahkan ketika ia telah memenuhi persyaratan untuk meminjamnya.
Tang Qian'Er tersenyum. Ia memandang tanpa daya ke arah naskah usang yang kini sudah berada di tangan Mu Chen. "Kamu harus hati-hati, kalau terjadi sesuatu, kamu harus segera berhenti berlatih."
"Baiklah. Kalau begitu aku pamit dulu." Ketika Mu Chen memegang naskah usang itu, ia sudah tidak sabar ingin segera mencobanya. Ia melambaikan tangan pada Tang Qian'Er, kemudian pergi.
Si gadis menatap Mu Chen yang pergi dengan cepat. Ia mencibirnya: "Dasar keras kepala."
Cahaya rembulan yang dingin bersinar dari langit. Sinarnya mendarat pada sebuah ruangan yang sepi. Di dalam ruangan ini, seorang anak laki-laki sedang duduk bersila. Mata hitamnya menatap naskah usang berwarna merah tua yang ia genggam erat-erat.
Mu Chen menatap naskah ini untuk sesaat. Kemudian ia menyentuhkan naskah ini ke dahinya. Ketika Energy Spiritual mengalir, permukaan naskah usang itu memancarkan cahaya gelap berwarna merah.
Ketika cahaya ini menyala, deretan informasi yang sangat banyak mengalir dari naskah usang itu. Kemudian deretan informasi itu menembus masuk ke dalam otak Mu Chen.
Mu Chen menutup matanya. Ia menerima langkah-langkah untuk berlatih "Limitless Death Seal". Tidak lama kemudian, ia membuka matanya lalu menghembuskan nafas. Mata hitamnya dipenuhi dengan berbagai teori.
"Limitless Death Seal" memiliki nama yang mengerikan. Maka, Mu Chen tidak berani bertindak gegabah. Tetapi, ia memperhatikan dengan seksama langkah-langkah untuk berlatih sebelum ia memulai latihannya.
Mu Chen duduk bersila. Kedua tangannya ia sejajarkan. Jari-jarinya membentuk segel yang indah. Ia menjalankan pikirannya, kemudian cahaya hitam bermunculan di tubuhnya. Seberkas Dark Spiritual Energy mulai muncul di sekitar telapak tangannya.
Dark Spiritual Energy tampak seperti ular hitam. Spiritual Energy ini melilit di telapak tangannya ketika Mu Chen mengubah segel di jarinya. Perlahan lahan, Spiritual Energy ini membentuk segel yang bercahaya hitam.
Namun, memadatkan segel cahaya ini tidaklah mudah. Oleh karena itu, suara samar dapat terdengar ketika Dark Spiritual Energy yang melilit tadi pecah, sebelum segel berhasil dipadatkan.
Mu Chen tidak peduli dengan kesalahan pertamanya ini. Jika "Limitless Death Seal" mudah untuk dipelajari, ia tidak akan tertarik pada Spiritual Arts ini.
Mu Chen kembali berkonsentrasi, kemudian ia mulai kembali.
Gagal.
Dan Gagal.
Waktu dengan cepat berlalu, tapi Mu Chen masih terus berlatih tanpa mengenal lelah. Ia semakin lama semakin ahli membentuk segel di tangannya. Kecepatannya dalam memadatkan Spiritual Energy juga meningkat pesat.
Tangannya yang ramping tampak bagaikan kupu-kupu yang terbang melewati bunga. Tangannya membentuk lingkaran. Pada telapak tangannya, Dark Spiritual Energy meliuk-liuk. Segel cahaya hitam yang muncul tampak lebih jernih daripada sebelumnya. Dari dalamnya, guncangan energi dingin yang samar keluar.
Mu Chen menatap segel cahaya yang akan terbentuk itu dengan seksama. Konsentrasi pikirannya telah mencapai batasnya. Berkali-kali ia gagal pada tahap akhir ini.
Jari Mu Chen kembali berubah. Dark Spiritual Energy mengalir ke segel cahaya berwarna hitam tadi.
Segel hitam tersebut tiba-tiba bergetar hebat. Suara mendengung tiba-tiba keluar dari dalamnya. Setelah itu, cahaya hitam mulai berkumpul dan membentuk segel cahaya berwarna gelap. Segel ini membekas pada telapak tangan Mu Chen.
Ketika segel cahaya telah membekas pada telapak tangan Mu Chen, seluruh tubuhnya menjadi semakin tegang. Ini karena langkah selanjutnya merupakan langkah yang paling berbahaya. Kedua senior yang pernah mempelajari "Limitless Death Seal" mematahkan meridian mereka pada tahap ini.
Ketika segel cahaya berwarna hitam membekas di telapak tangannya, dengan cepat Mu Chen menyadari adanya aliran ganas yang terpancar dari segel cahaya itu. Dengan cepat, aliran ini memasuki meridian di telapak tangannya.
Sepertinya aliran ini mencoba menghancurkan meridiannya.
"Hmmmm!"
Beruntung, Mu Chen telah siap menghadapi hal ini. Dark Spiritual Energy dengan cepat mengalir dari dalam lautan auranya. Kemudian Spiritual Energy ini bertabrakan dengan aliran yang ganas tadi.
Suara nyaring terdengar dari dalam tubuh Mu Chen.
Aliran dari "Limitless Death Seal" ini beringas dan tidak normal. Bagaikan hewan buas yang siap menyerang Dark Spiritual Energy Mu Chen, aliran ini mencoba menghancurkan Dark Spiritual Energy yang sedang membungkusnya.
Tetapi, Dark Spiritual Energy yang keluar dari Great Pagoda Art bukanlah Spiritual Energy yang biasa dibayangkan. Terlihat bahwa aliran buas itu kesulitan ketika berhadapan dengan Energy Spiritual-nya.
Ketika berhadapan dengan aliran yang buas, Dark Spiritual Energy menunjukkan sifatnya yang mendominasi. Ia menggunakan tekanan yang sangat kuat sehingga dapat menahan dampak dari aliran tadi.
BAMMMM.
Getaran yang tercipta dari benturan ini terus menerus bermunculan. Tetapi, Mu Chen belum berani untuk rileks. Keringat dingin bercucuran di keningnya. Jika ia gagal menahan benturan ini, ia mungkin terluka parah.
Mu Chen mengeluarkan seluruh Spiritual Energy di dalam lautan auranya. Ia mencoba menahan benturan itu sekuat tenaga. Benturan ini berlangsung kira-kira selama sepuluh menit, kemudian berangsur-angsur melemah.
Ketika Mu Chen sadar bahwa benturan itu benar-benar menghilang, tubuhnya melemas. Keringat membasahi pakaiannya. Ia bernafas dengan terengah-engah.
Meskipun tubuhnya sangat merasa capek, tetapi mata Mu Chen menampakkan perasaan gembira. Tubuhnya sedikit bergetar ketika ia membuka tangan kanannya. Di tengah telapak tangannya, terdapat segel hitam membekas. Segel ini membuat orang lain merasa kedinginan.
"Apa aku berhasil?"
Mu Chen menatap segel hitam yang ada di tengah telapak tangannya. Sudut bibirnya naik. Ia tersenyum lega.