78 Pemadatan Bentuk

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Waktu bergerak bagaikan pasir dalam jam pasir dan dalam sekejap mata, setengah bulan telah berlalu.

Selama setengah bulan, Mu Chen telah terlibat dalam latihan dengan intensitas tinggi di bawah air terjun setiap hari. Ia tidak tahu berapa kali ia terlempar karena tekanan air terjun ke dalam danau. Balok kayu yang jatuh dari atas air terjun berkali-kali membuat jari-jari Mu Chen membengkak. Jika tidak karena Spiritual Energy yang terus-menerus mengalir dan merawat tubuh dan tulang di jari-jarinya, Mu Chen tidak akan bisa menahannya.

Pada lima hari pertama dalam setengah bulan, Mu Chen hampir selalu dibawa kembali oleh Guru Mo dalam keadaan setengah sadar. Kelemah lembutan anak itu membuat orang lain merasa nyaman, namun, ketika ia memutuskan untuk melakukan sesuatu, kegigihan yang ia tunjukkan menggerakkan hati Guru Mo.

Untungnya, Mu Chen mulai menampilkan bakatnya setelah beradaptasi selama satu minggu. Meskipun ia masih sering terluka, perkembangannya sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaannya yang setengah sadar di minggu pertama pelatihan.

Terlebih lagi, semakin hari berganti, semakin Mu Chen beradaptasi. Terkadang, ia mampu mengikuti irama jeda waktu dari arus air terjun.

Setelah mengalami banyak cedera dan ditambah perawatan Spiritual Energy, jarinya kini telah terlatih hingga kedahsyatannya meningkat. Ia terkadang bisa membelah balok kayu yang lewat jika ia mendapat kesempatan yang tepat.

Latihan kejam ini mulai menunjukkan hasilnya.

Tentu saja, Mu Chen bukanlah satu-satunya yang berkembang dalam masa pelatihan ini. Tang Qian'Er dan yang lainnya juga meningkat setelah berlatih dibawah tekanan air terjun. Diantara mereka, yang meningkat dengan pesat yaitu Chen Fan dan Huo Yun.

Lagipula, sudah lama mereka memadatkan Spiritual Wheel-nya. Sekarang, mereka hanya perlu melewati tahapan kecil untuk maju ke Spiritual Rotation Stage secara resmi. Mereka terkejut merasakan bahwa Spiritual Energy dalam aurasea mereka memadat menjadi Spiritual Wheel pada hari ke 13 latihan. Spiritual Energy yang keluar memecah arus air terjun yang mengalir deras.

Namun, Guru Mo menyuruh mereka untuk melanjutkan latihan di bawah air terjun setelah mereka memasuki Spiritual Rotation Stage. Latihan ini berfungsi untuk menstabilkan kemajuan mereka sesegera mungkin dan demi menghindari Spiritual Energy mereka menunjukkan tanda-tanda melemah.

Selanjutnya, Tang Qian'Er dan Mo Ling juga termotivasi karena melihat Chen Fan dan Huo Yun yang telah berhasil dengan kemajuan mereka ke tahap Spiritual Rotation Stage. Waktu istirahat mereka semakin berkurang banyak setiap harinya dan mereka menggertakkan giginya untuk menahan tekanan arus air terjun. Mereka mengalirkan Spiritual Energy dari dalam tubuh mereka dan berharap dengan cepat memasuki Spiritual Rotation Stage.

Di bawah teriknya matahari, kelima sosok tersebut menghadapi gelombang tekanan di bawah arus air terjun yang luar biasa dingin dan membiarkan waktu berjalan perlahan.

Bang.

Arus air tersebut berasal dari gunung dan berakhir di danau yang terletak di bawahnya. Percikan air dan uapnya mengisi udara sekitar.

Di tepi danau, Guru Mo meletakkan lengannya dibelakang punggung dan melihat Tang Qian'Er dan yang lainnya duduk bersila di bawah air terjun. Ia merasakan gejolak Spiritual Energy yang memadat dengan cepat dan menganggukkan kepalanya perlahan. Lalu, ia menolehkan pandangannya ke arah yang berlawanan.

Dapat dilihat bahwa aliran air terjun menjadi semakin cepat. Suara air berlomba-lomba turun ke bawah bergemuruh kencang diantara pegunungan.

Di bawah air terjun terdapat beberapa balok kayu. Tubuh Mu Chen dengan lincah melompati balok-balok kayu tersebut seperti monyet. Kecepatannya luar biasa dan kadang, ia hanya bisa melihat bayangannya berkilat-kilat.

"Ini tidak cukup!"

Tapi, Mu Chen tidak puas dengan kecepatannya sendiri. Sebaliknya, ia malah mengernyit. Air yang dingin itu memercik ke wajahnya dan membuat pikirannya lebih tenang.

Spiritual Energy berwarna hitam keluar dari tubuh Mu Chen dan menyelimuti kakinya. Dalam sekejap, sebuah suara menggema dan ia seperti menghilang tanpa jejak.

Arus air yang menutupi langit tiba-tiba turun dengan deras.

Mata Mu Chen menyipit ketika ia melihat ini dan tubuhnya langsung bergerak. Ia seperti kilat yang bergerak melintasi arus air terjun. Saat ini, ia telah mengeluarkan seluruh batas kecepatannya.

Swoosh!

Bayangan samar muncul di atas balok kayu dan tekanan arus air menembusnya begitu saja. Itu sebenarnya adalah bayangan yang disebabkan oleh kecepatannya.

"Huh?"

Mata Guru Mo tiba-tiba terfokus saat menyaksikan adegan ini dari danau. Mulutnya mengeluarkan suara "huh" pelan.

Pada saat ini, Mu Chen tampaknya telah terpisah dari dunia luar. Ia bisa merasakan bahwa tubuhnya tiba-tiba menjadi jauh lebih ringan sementara arus air yang awalnya mustahil untuk ditangkap dengan matanya tiba-tiba bergerak melambat. Ia bisa melihat celah kecil di antara aliran air.

Selama ia bisa melewati celah-celah tersebut, air terjun tidak akan bisa mengenainya!

Swoossh!

Tubuh Mu Chen menjadi kabur dan Spiritual Energy berwarna hitam terus menerus mengalir di kakinya. Sosok yang kabur muncul dan tubuhnya seperti melewati celah-celah dari arus air terjun seperti garis hitam.

Swoosh!

Selain itu, bayangan hitam tampak menuruni aliran air saat tubuh Mu Chen melintasi celah arus air terjun.

Namun, tatapan Mu Chen tetap tenang. Ia berhenti sejenak sambil menyatukan kedua jarinya. Kemudian, lengannya memanjang lurus dan jari-jarinya seperti mata tombak, menembus aliran air dan dengan akurat menghantam pusat balok kayu yang mengalir turun dari arus air terjun.

Bang!

Sebuah suara dalam terdengar. Jari-jari Mu Chen menembus balok kayu dengan paksa membuat serpihan kayu berkeliaran di udara yang kemudian hanyut bersama dengan arus air.

Rasa bahagia memancar keluar dari hati Mu Chen. Ini merupakan serangan termudah yang pernah ia lakukan selama dua puluh hari berlatih. Tidak ada keraguan dan kekuatannya mengalir begitu saja.

"Haha!"

Kegembiraan yang tidak bisa digambarkan terasa dari hati Mu Chen—ia tidak bisa menahan tawanya. Seluruh tubuhnya bergerak dan berubah menjadi garis hitam saat ia melintasi air terjun.

Bang! Bang! Bang!

Ketika bergerak melintasi air terjun, serangannya tidak berhenti. Angin terus menerus keluar dari ujung jarinya seperti kilat dan menyerang sesuai dengan waktu yang tepat. Sejumlah balok kayu terpecah saat melewati tubuhnya.

Saat ini, suara-suara itu terdengar seperti melodi yang indah.

Dibawah air terjun yang lain, Tang Qian'Er dan yang lainnya terkejut mendengar suara melodi ini dan menolehkan pandangan mereka. Lalu, semuanya tertegun melihat bayangan yang bergerak kesana kemari seperti hantu di bawah air terjun.

"Ini…Orang gila."

Chen Fan membuka lebar mulutnya, terkejut. Setelah maju ke tahap Spiritual Rotation Stage, ia tidak mau kalah dari Mu Chen dan mencoba proses latihan Mu Chen. Namun, ia langsung terlempar oleh balok kayu yang turun dari atas air terjun. Kemudian, ia menggunakan Spiritual Energy-nya untuk menyelimuti tubuhnya dan mencobanya sekali lagi. Tapi pada akhirnya, ia masih saja terlempar karena balok kayu yang turun dari atas air terjun.

Dan sekarang, Mu Chen memperlakukan balok kayu itu seperti mereka biasa saja. Terlebih lagi, ia tidak pernah luput memecah semua balok kayu dengan jari-jarinya saat ia melintasinya. Kecepatan dan kekuatan apa yang dibutuhkan jari-jarinya untuk melakukan semua ini?

Di seluruh Northern Spiritual Academy, Liu Mubai dari West Branch mungkin satu-satunya yang bisa melawan orang gila ini.

Selagi Tang Qian'Er dan yang lainnya menatap Mu Chen seakan-akan ia adalah monster, Mu Chen akhirnya berhenti dan berdiri tegap pada salah satu balok kayu setelah sepuluh menit.

Ia menyeimbangkan tubuhnya, tapi belum ada tanda-tanda ia menyerah. Justru, ia duduk bersila saat Tang Qian'Er dan yang lainnya menatapnya kebingungan. Spiritual Energy berwarna hitam gelap keluar dari dalam tubuhnya dan menghalangi tekanan arus air terjun.

Melihat aksi aneh Mu Chen, Tang Qian'Er dan yang lainnya sedikit terkejut sebelum mereka merasakan gejolak Spiritual Energy khusus menguar dari tubuh Mu Chen.

"Ini.."

Alis Guru Mo terangkat sedikit: "Ia mendapat terobosan pada Gong Fa Spiritual Art-nya?"

Perkiraan Guru Mo benar. Sebelumnya, Mu Chen bisa merasakan perasaan tenang yang tidak bisa ia gambarkan yang mendorong kecepatannya sampai di ujung batas. Namun, ketika ia melakukannya, ia menyadari bahwa Spiritual Energy dalam tubuhnya tiba-tiba mengedar dan jalur yang dilalui adalah jalur edaran untuk Great Pagoda Art.

Spiritual Energy yang hitam gelap itu mengalir keluar dan akhirnya memasuki aurasea-nya. Saat itu juga, pikiran Mu Chen mengikuti dan masuk kedalamnya. Ia terkejut melihat Spiritual Energynya yang hitam dan gelap naik ke atas Spiritual Wheel di dalam aurasea-nya, perlahan memadat dan membentuk bayangan menara cahaya seukuran telapak tangan.

Menara cahaya itu sangat tidak nyata dan sepertinya akan lenyap tertiup angin. Jika kau melihatnya dengan teliti, menara tersebut sepertinya memiliki sembilan lantai. Namun, selain pondasinya yang terlihat nyata, bagian lain tampak seperti ilusi.

Tapi ketika ilusi menara cahaya ini terbentuk, Mu Chen dapat merasakan cahaya aneh di dalam tubuhnya menyala lagi dan menyebar di seluruh bagian tubuhnya. Namun, saat ia melihatnya, ia menyadari bahwa cahaya ini bersambungan dan membentuk menara cahaya besar di dalam tubuh Mu Chen. 

Saat menara cahaya ini muncul, Spiritual Energy gelap dan hitam di permukaan tubuh Mu Chen samar-samar seperti membentuk menara cahaya hitam.

Menara ini melindungi seluruh tubuhnya.

Grrkkkk.

Tekanan air terjun yang deras turun menabrak menara cahaya hitam tersebut, tapi menara itu tidak bergerak sedikitpun.

Sayangnya, menara hitam itu hanya bertahan selama beberapa detik sebelum memudar dengan cepat. Terlebih lagi, mata Mu Chen yang tadinya tertutup, perlahan terbuka saat menara cahaya itu memudar. Sebuah kegembiraan tidak bisa disembunyikan dari matanya.

Saat ini, Great Pagoda Art yang telah ia latih tiba-tiba memasuki tahap Shape-Condensation Level1!

avataravatar
Next chapter