webnovel

Pengakuan Psikopat

Febi mempercepat langkahnya. Gadis itu berjalan menyusuri gang kecil dan gelap itu karena itu satu-satunya jalan menuju ke kostnya. Didengarnya suara seperti langkah kaki tapi samar-samar dan terasa jauh. Ia menoleh ke belakang dengan gerakan yang tiba-tiba...tidak ada siapapun. Perasaan apa ini? Seperti perasaan cemas bercampur takut dan kuatir yang tidak pada tempatnya. Sudah kesekian kalinya Febi merasa ada yang mengikutinya di belakang sepulang ia dari kampus. Gadis itu memutuskan cepat-cepat berlari sampai ke kost dan segera masuk ke kamarnya. Gang kecil itu begitu sepi, jauh dari kamar kost Febi. Seorang pria bertubuh tinggi berpundak lebar sedang berdiri setengah tertutup tembok, sedang memperhatikan Febi yang setengah panik masuk ke kost. Pengalaman menegangkan itu membawa kecurigaan Febi pada seorang psikopat yang berusaha menghancurkan hidupnya. Ian adalah seorang pria yang selalu tampil baik dan superior. Tapi Febi mengetahui dibalik penampilan primanya, Ian memiliki kejahatan-kejahatan yang terselubung. Hanya saja semakin Febi berusaha menghubungkan misteri-misteri yang dialaminya dengan Ian, semakin ia terjerembab dalam siasat dan tingkah laku Ian yang tidak normal. Ian yang menjadi tersangka penguntitan Febi akhirnya menjadi tersangka sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di kampus mereka. Semua misteri yang terjadi terhubung pada sindrom psikopatisnya. Benarkah Ian yang melakukan tindakan kriminal itu?

Lei Locke · Teen
Not enough ratings
41 Chs

Semester Tiga: Siapa Si Penguntit itu?

“Relasi kita gak akan sekedar emosi ato insting,” lanjut Rendy lagi meyakinkan Jennifer. Rendy menatap mata Jennifer dengan lembut dan gadis itu juga menatap mata pria itu. Siang itu menjadi momen yang begitu berarti bagi Jennifer. Hatinya yang begitu dingin terhadap pria, begitu pesimis terhadap relasi, kini matanya menjadi terbuka dan hatinya menjadi hangat. “Mmm, itu aja sih,” ucap Rendy kemudian ia membalikkan badannya menuju pintu rumah itu hendak keluar tapi gadis itu segera memanggilnya, “kak Ren!” Jennifer menyusulnya sampai ke depan pintu dan Rendy membalikkan badannya kembali menghadap kepada gadis cantik yang disukainya itu.

“Apa kak Ren masih suka sama aku?” tanya Jennifer dengan suara pelan dan ragu.

“Of course!” jawab Rendy dengan cepat dan yakin.