"Tisya, bagaimana kabarmu apakah kau baik-baik saja"kata Ferdi yang tiba-tiba terlontar dibibir nya disaat sedang melamun dikamar nya, ditemani angin malam yang dingin disaat Ferdi membuka jendela kamarnya dan memandang langit yang indah namun tak ada bintang yang menemani hanya ada bulan yang hadir.
Sejenak Ferdi berpikir kembali atas ucapan yang dia putuskan yang membuat hatinya merasa berdosa atas perlakuan nya terhadap Tisya tanpa ada keputusan bersama saat itu "mengapa aku memilih bertahan untuk berkerja saat itu padahal, kalau bos memang butuh aku berkerja saat ini pasti dia akan tetap mempertahankan diriku"begitulah kata Ferdi saat memikirkan kembali ucapannya dan memikirkan lagi apa yang harus dia lakukan kepada tisya "harusnya aku tetap mempertahankan Tisya dan melihat apa yang akan dilakukan bos saat itu"kata Ferdi dengan kesal
"Tisya, apakah masih ada ruang cintaku kembali dihatimu!?"terlontar pertanyaan dibibir Ferdi saat mengingat Tisya
"oh Tisya,jika kau memintaku untuk berenang menyeberangi lautan akan aku lakukan untuk menembus dosaku terhadapmu"begitulah ucapan Ferdi dan berharap ingin kembali dengan Tisya
"apakah ini sudah terlambat untuk menjelaskan padamu kembali Tisya!?"pertanyaan selalu muncul dalam benak Ferdi dan sangat menyesali perbuatannya
"besok aku akan menemuimu Tisya untuk menjelaskan nya dan aku akan memilih mu nanti"dengan semangat Ferdi mengucapkan perkataan dan sambil menutup pintu kamarnya.
Keesokan harinya seperti biasa Ferdi bekerja dan habis waktu kerja dia ingin menemui Tisya, dengan semangat nya Ferdi bekerja hari itu ingin rasanya waktu cepat berlalu agar cepat berjumpa dengan Tisya selain meminta maaf,Ferdi juga merasa rindu dengan Tisya.
akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 07:30 semua sudah selesai dan Ferdi langsung saja mengambil motonya dan pergi ketempat kerja Tisya,setelah sampai disanan ternyata Tisya sudah pulang kerumahnya dan Ferdi pun langsung pergi kearah rumah Tisya, setelah sampai dirumah Tisya betapa terkejutnya Ferdi melihat ada Andri adiknya bos ada disana
" ngapain kamu kesini" kata Andri
"aku ingin bertemu dengan Tisya"jawab Ferdi
"Tisya gak mau lagi ketemu sama kamu"kata Andri dengan nada marah karena tidak suka melihat Ferdi mau bertemu dengan Tisya lagi karena takut mereka kembali berhubungan lagi
tiba-tiba Tisya keluar dari rumahnya melihat ada keributan diluar dan melihat ada Ferdi didepan rumahnya
"Ferdi, ngapain kamu kesini"kata Tisya
"aku ingin bertemu dengan kamu Tisya,aku ingin jelaskan semuanya dan ingin meminta maaf denganmu"jawab Ferdi
"sudahlah Ferdi, semuanya sudah jelas kamu sudah memutuskan aku dengan sepihak dan seharusnya kamu ngerti betapa hancurnya perasaanku saat itu"kata Tisya sambil menangis dan langsung masuk ke dalam rumah nya
"kamu dengar itu Ferdi, Tisya tidak ingin lagi bicara sama kamu lebih baik kamu pergi dari sini"kata Andri dengan sinisnya
"Tisya aku mohon dengarin aku dulu,aku akan jelaskan semuanya aku bimbang dan bingung saat itu... Tisya dengarin aku dulu.. Tisya.."kata Ferdi sambil teriak memanggil nama Tisya yang sudah masuk kedalam rumahnya
Akhirnya Ferdi pergi dengan harapan kosong yang semula perasaannya penuh semangat tapi, yang dia dapatkan kesedihan karena orang yang masih dia cintai tidak ingin lagi mendengar nya,
sambil berjalan pulang dengan motornya Ferdi pun selalu memikirkan cara agar dapat menjelaskan kepada Tisya, Ferdi selalu berusaha hari-hari demi hari agar dapat bertemu dengan Tisya tapi sayang Tisya tidak mau merespon nya lagi.
"Tisya, apakah kau sangat membenciku sehingga kau tak mau lagi melihatku"kata Ferdi dalam hatinya yang penuh penyesalan
Ibarat bunga yang selalu mekar di pagi hari begitulah Tisya yang selalu ceria setiap pagi saat berjumpa dengan Ferdi, tapi sayang semuanya harus berakhir dengan ketidakmampuan seorang pemuda yang tidak memberi kehadiran disaat bunga itu butuh kasih sayang.
Setiap hari Ferdi selalu berusaha menemui Tisya tapi selalu gagal dan gagal lagi apalagi Ferdi tau kalau Tisya selalu bersama Andri adiknya bos, akhirnya Ferdi ingin mengirim surat kepada Tisya dan berharap Tisya membacanya dan memaafkan nya,dan seperti biasa setiap malam Ferdi tidak langsung tidur dan ingin menulis surat untuk Tisya, dengan hati yang sedih dan penuh penyesalan Ferdi menulis surat itu dengan ketulusan dan meminta maaf atas kesalahan yang membuat hati Tisya hancur saat itu.
Meskipun Ferdi didalam hatinya sangat sedih tapi urusan pekerjaan dia selalu profesional dia dapat membedakan masalah pribadi dengan pekerjaan, karena Ferdi masih ingin mencari alasan kenapa bosnya tidak suka kalau dia berhubungan dengan Tisya,walaupun sudah ada aturan dari awal tidak ada yang boleh pacaran sesama karyawan nya mengapa Tisya dipindahkan tempat kerjanya padahal bos sudah tau kalau Ferdi sudah memutuskan putus dari Tisya.
Keesokan harinya Ferdi pergi kerumah temannya Tisya setelah pulang kerja, karena ingin menitipkan surat nya kepada temannya Tisya yaitu Siska, karena yang bisa bantu Ferdi untuk memberi surat itu adalah teman dekatnya Tisya,"Siska aku boleh minta tolong gak sama kamu"kata Ferdi
"minta tolong apa Ferdi?,o'iya bukannya kamu sama Tisya sudah putusnya"jawab Siska memberi pertanyaan lagi
"iya,aku sudah putus sama Tisya maka nya aku ingin kamu bantu beri surat ini sama Tisya karena aku sudah tak bisa lagi bertemu sama Tisya lagi, mungkin kamu tau alasannya!?"kata Ferdi
"baiklah,nanti aku beri surat nya sama Tisya"jawab Siska
"terima kasih Siska cuma kamu yang bisa bantu aku sekarang, terimakasih nya"kata Ferdi
"iya sama-sama"jawab Siska
Dan Ferdi pun pulang dengan hati yang berharap kalau suratnya sampai dengan Tisya dan langsung dibaca.
kemudian Tisya mendengar suara memanggilnya saat sudah sampai rumah "Tisya"kata Siska
"eh,kamu sis..ada apa?!" Jawab Tisya
"ada surat buat kamu dari Ferdi tadi dia nemuin aku dan minta tolong dech kasih surat ini buat kamu"kata Siska
"yaudah,makasih nya sis..aku masuk rumah dulunya"jawab Tisya sambil masuk rumah dan langsung ke kamar untuk membaca surat dari ferdi,
setelah surat itu dibuka dan dibaca oleh Tisya...?