webnovel

pendirian yang hilang cintapun melayang

seorang lelaki yang takut mencoba dan tak punya pendirian sehingga cinta pun tak lagi prioritas utama

Wawan_Iswara · Realistic
Not enough ratings
5 Chs

Senyum yang tak terlihat(2)

Bagaikan memakan buah simalakama saat dihadapkan dengan Dua pilihan dan bagaikan hidup sendiri dipandang pasir yang tandus tak ada yang bisa menolong harus ada keputusan yang bisa mempertahankan mu tetap berjuang,tiba tiba Ferdi dikejutkan dari lamunannya saat bosnya menanyakan kembali keputusan nya " Ferdi,kamu harus putuskan mana yang kamu pilih" kata bos

Ferdi masih terdiam seribu bahasa,sesaat di memandang Tisya yang berdiri di sebelahnya dan memandang bosnya kembali,, Ferdi pun menghela nafas panjang dan memutuskan apa yang sudah jadi pilihan nya " Baiklah pak,saya sudah memutuskan untuk bertahan kerja disini dan saya akan putuskan Tisya,karna bapak sudah banyak menolong saya"jawab Ferdi

bagaikan disambar petir disiang bolong disaat Tisya mendengar ucapan Ferdi seakan dia tak percaya apa yang diucapkan Ferdi,, "bagaimana keputusanmu Tisya" kata bos kepada Tisya

Tisya pun berusaha tegar dihadapan bos dan Ferdi meskipun hatinya sedih harus putus dari orang yang dicintai "iya pak,saya akan putus dengan Ferdi karna saya juga masih ingin berkerja"jawab Tisya

Dimalam yang panjang disaat waktu sudah menunjukkan pukul 12:05 tengah malam dimana biasanya orang orang sudah pada tidur tapi berbeda dengan gadis cantik yang bernama Tisya,,masih belum tidur karena dia masih memikirkan ucapan Ferdi yang membuat hatinya sedih, Tisya tak menyangka kalau Ferdi akan melakukan itu padanya dan memutuskan secara sepihak,"Ferdi,mengapa kamu lakukan ini padaku padahal aku tau kau mencintaiku"kata Tisya disaat melontarkan kata itu pada mulutnya dan tanpa Tisya sadari airmata nya berlinang saat mengingat kembali ucapan Ferdi yang selalu terngiang di telinganya.

Tanpa terasa sudah berjalan seminggu dari kandasnya cinta Tisya dan Ferdi Bahkan Ferdi juga belum bicara sama Tisya, karena tempat kerja mereka berbeda tempat membuat Tisya kembali semangat meskipun terkadang sedih jika mengingat Ferdi,,Tisya pun sering dihibur oleh adik bos nya yaitu Andri biasanya dipanggil Aan nama akrabnya,,dan Andri pun sering juga antar jemput Tisya saat kerja, maklum saja ingin mendapatkan hatinya Tisya.

"Tisya,apa kamu sudah makan?" kata Andri

"saya sudah makan kok bang Andri!"jawab Tisya

"Jangan panggil abang donk,panggil aja Aan kita kan seumuran"kata Andri

Tisya hanya tersenyum mendengar nya,dan Andri pun sering ambil moment tertentu saat dia ingin merayu Tisya dan tidak mudah bagi Andri untuk membuka hatinya tisya, apalagi Andri tau kalau Tisya baru saja putus.

Andri selalu berusaha untuk membuat Tisya suka dengan nya "Tisya,nanti pulang kerja kamu mau gak temani aku makan?!"kata Andri

sebenarnya Tisya ingin menolak ajakan Andri tapi dia gak enak soalnya Andri udah sudah baik kepadanya "boleh,makan dimana?!"jawab Tisya

"Ada tempat yang enak banget makanan nya disana,maka nya aku mau ngajak kamu"kata Andri

Tisya hanya tersenyum mendengar Andri bicara.

saat jam kerja sudah habis, Andri dan Tisya pun pergi dan dalam perjalanan Andri sengaja pilih jalan arah toko abgnya,Andri ingin buat si Ferdi cemburu saat melihat Tisya berjalan dengan nya,saat melewati toko tersebut Tisya tidak ingin melihatnya toko itu karena dia gak ingin lihat Ferdi disana akan membuat nya jadi sedih.

Setelah sampai ditempat tujuan mereka Andri pun memilih tempat duduk, sebenarnya Andri ingin mengungkap perasaannya kepada Tisya maka nya dia mengambil momen disaat itu," kamu mau pesan apa Tisya"kata Andri

"nasi goreng aja,saya suka makan nasi goreng"kata Tisya

"minuman nya apa?'kata Andri

"teh manis aja"jawab Tisya

Ferdi pun memanggil pelayan dan memesan makanan dan minuman.

setelah mereka selesai makan,Ferdi basa basi lagi "Tisya,ada lagi gak yang kamu pesan untuk dibungkus bawa pulang"kata Ferdi

"gak usah repot-repot bang Andri"jawab Tisya

" koq panggil abang lagi sich panggil Aan aja biar kita akrab"kata Andri

"iya dech bang..eh sorry Aan maksud saya" jawab Tisya

Andri pun tertawa melihat tingkah Tisya,dan Andri mulai beraksi lagi untuk membuka hatinya Tisya,,"Tisya, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan sama kamu tapi,kamu jangan marahnya?!"kata Andri

"emang kamu mau ngomong apa aan?!"jawab Tisya

"sebenarnya aku suka sama kamu dari awal kita bertemu aku sudah mulai suka sama kamu, sorry aku lancang bicara seperti ini ke kamu" kata Andri sambil melihat Tisya

"Aan,aku tidak melarang jika ada orang yang suka sama aku tapi, untuk saat ini aku masih ingin sendiri"jawab Tisya sambil wajahnya dipalingkan

"aku gak minta kamu jawab sekarang koq,aku akan tunggu kamu benar benar-benar siap Nerima aku"kata Andri

"sorry Andri,aku harap kamu bisa ngertiin perasaan aku"jawab Tisya

"iya Tisya,aku selalu sabar nungguin kamu koq"jawab Andri sambil tersenyum

"mari kita pulang"kata Tisya

"baiklah aku antar kamu pulang"jawab Andri.

Hari-hari pun terus berlalu dan seiringnya waktu perasaan Tisya terhadap Ferdi mulai hilang, meskipun terkadang Tisya masih tak percaya kalau Ferdi tak punya sikap atau pendirian tentang cintanya yang dulu dia ucapkan kepadanya, ibarat diatas sampan yang kecil berada ditengah lautan apa yang harus dilakukan,kalau bukan lagi berdayung sampai tujuan agar selamat meskipun arahnya tidak jelas yang penting berusaha agar tidak tenggelam dalam perasaan,, begitulah usaha Tisya agar tegar menghadapi kenyataan.

Apakah Tisya akan membuka pintu hati untuk orang lain lagi?