webnovel

2. PLAYBOY

Sejujurnya aku dulu sangat membenci Rafi. Karena dia sangat malas dalam bekerja. Dia sering kali menunda pekerjaan sehingga membuatku geram.

Aku pun enggan untuk bertegur sapa dengannya.

Tidak seperti teman-temanku yang lain. Yang selalu menyapanya dengan centil.

Ya! Aku akui Rafi memang lelaki yang tampan. Tak heran banyak perempuan yang berusaha mendekatinya. Tapi aku tidak menyukai perangai dia yang playboy.

Sudah bukan rahasia lagi kalau dia sering kali mendekati perempuan-perempuan di perusahaan ini hanya untuk bermain-main. Dan Rafi akan menjadikannya bahan lelucon dengan teman-teman lelakinya di grup sosial media mereka.

Kini, mau tidak mau aku harus mendekati Rafi. Karena Listi terus merengek menanyakan perkembangan "comblangan" itu.

Aku pun memberanikan diri untuk memulai perbincangan dengan Rafi.

"Rafi, kamu sibuk nggak?" tanyaku ragu.

"Nggak juga. Ada apa?" balasnya.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu." jawabku masih dengan rasa ragu.

"Oke. Nanti kita ketemu di kantin ya." jawabnya tegas sembari pergi meninggalkan meja kerjaku tapi belum dia melangkah aku sudah mencegahnya.

"Eh! Nggak jadi deh. Lain kali aja." kataku cepat dan aku pun sedikit berlari meninggalkan meja kerjaku menuju toilet.

Rafi pun mengernyitkan dahinya.

Mana mungkin aku berani bertemu dengan Rafi di kantin. Kecuali kalau aku siap dikecam dengan semua pegawai di perusahaan ini.

Belum lagi aku harus berhadapan dengan biang gosip dari divisi-divisi lain.