webnovel

Qiao Qinian, Berikan Padaku

Editor: Wave Literature

"Baiklah," jawab Qiao Qinian mengiyakannya.

Ye Jiaqi lalu terdiam, Qiao Qinian barusan mengiyakannya? Ini bukan seperti sifat Qiao Qinian yang biasanya, batinnya. Sepertinya, laki-laki ini benar-benar sudah berubah. Tapi, tidak membutuhkan beberapa menit untuk Ye Jiaqi berpikir lebih jauh. 

Kemudian, Qiao Qinian sudah mengeluarkan ponselnya, lalu menelpon rumahnya. Setelah beberapa detik, pengurus rumah, Tuan Tang, mengangkat telfon itu, "Halo Tuan Qiao." katanya.

"Apa Paman Yao dan Bibi Lu di rumah?" tanya Qiao Qinian.

"Sopir Yao sedang pergi mengantar barang. Ibu Lu ada di rumah, dia sedang memasak di dapur menyiapkan makanan secara khusus untuk Tuan. Dengar-dengar… Nona muda juga kembali?" tanya Tuan Tang.

"Berikan teleponnya ke Bibi Lu." perintah Qiao Qinian.

"Baik Tuan." jawab Tuan Tang.

Bibir Qiao Qinian terlihat seperti sedang tertawa dan tidak. Lalu, dia membesarkan volume ponselnya dan mendekatkan ponselnya ke telinganya seperti sedang tidak terjadi apa-apa. Tidak lama kemudian, terdengar suara perempuan berbicara dari telepon itu, "Iya, Tuan Qiao." katanya.

Ye Jiaqi mendengar suara yang sangat dia hafal, dan itu adalah Bibi Lu. Bibi Lu selalu sangat ramah terhadap orang lain. Bahkan, beliau memperlakukan Ye Jiaqi seperti seorang ibu kepada anak perempuannya, jadi tidak mungkin dia bisa melupakannya. Sudah 3 tahun Ye Jiaqi tidak mendengar suara Bibi Lu, hatinya saat ini berdebar lebih cepat. Apa yang dirasakannya sekarang sudah seperti bertemu Bibi Lu dengan mata kepalanya sendiri.

"Apa makanannya sudah siap semua?" tanya Qiao Qinian.

"Sedang saya siapkan Tuan!" jawab Bibi Lu dengan nada bicara yang sangat bersemangat. Bagaimana tidak, Tuan Qiao tidak pernah kembali selama 3 tahun, bahkan 3 tahun penuh.

"Oh." gumam Qiao Qinian.

"Tuan Qiao, dengar-dengar Nona muda juga kembali? Apa dia dan Tuan kembali bersama?" tanya Bibi Lu dengan bersemangat. 

Masalahnya, 3 tahun yang lalu mereka semua pasti tidak mengetahuinya. Andaikan Bibi Lu tahu kalau aku pernah tidur dengan Qiao Qinian, entah bagaimana dia akan memandangku? Apakah sama dengan orang lain? Merendahkanku? Mengejekku? Atau merasa jijik padaku? Kalau saja Bibi Lu bisa menebak hal yang terjadi setelah hari itu, beliau pasti tidak mengizinkanku mabuk dalam pesta ulang tahunku sendiri. Pasti! batin Ye Jiaqi dengan sedih.

Tapi, tidak ada namanya obat penyesalan di dunia ini, juga tidak ada jalan bagi seseorang untuk bisa kembali. Tidak ada ruang kosong untuk merubah hal yang sudah terjadi, karena ini semua sudah terjadi. Namun, entah mengapa seluruh orang di rumah Qiao Qinian tahu kalau Ye Jiaqi akan kembali. Yang benar saja, aku sama sekali tidak sedang bersekongkol dengan Qiao Qinian padahal! batinnya.

Qiao Qinian kemudian melirik ke Ye Jiaqi, lalu menjawab, "Dia menyuruhku untuk menyampaikan salam kepada kalian."

Mendengar Qiao Qinian yang berbicara seperti itu, Ye Jiaqi langsung panik. Padahal, ucapan awalnya hanya terdengar omongan yang biasa, Bagaimana bisa ketika Qiao Qinian yang berbicara justru terdengar tidak normal?! Tentu saja, Bibi Lu yang mendengar ucapan Qiao Qinian pun juga merasa agak kecewa! batinnya dengan kesal.

"Kalau begitu… Apa Nona muda tidak kembali, Tuan Qiao?" tanya Bibi Lu dengan nada bicara yang sedih.

Ye Jiaqi langsung melotot ketika menatap Qiao Qinian, "Bukan itu maksudku! Jelaskan kepada Bibi Lu yang sebenarnya! Aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu!" kata Qiao Qinian dengan suara yang pelan. Kemudian dia memutar matanya, laki-laki lalu itu tidak berkata apa-apa lagi, tidak berkata 'iya' atau 'tidak'. Dia terlihat sangat tenang, berbeda dengan Ye Jiaqi yang kini panik dan tidak bisa tenang seperti seekor monyet.

"Tuan Qiao, apa Nona muda benar-benar tidak merindukan kami? Hah... Padahal aku sangat merindukannya…" ucap Bibi Lu sambil menghela napas.

Ye Jiaqi tidak bisa seperti ini terus, kemudian dia pun berpindah ke sebelah Qiao Qinian dan mencoba mengambil ponsel itu. Pada akhirnya, saat dia berusaha mengambil ponselnya, tangan Qiao Qinian mendorongnya agar tidak mengambil ponsel itu.

Ye Jiaqi sangat gelisah, namun dia harus menjelaskan secara jelas kepada Bibi Lu. Karena, Bibi Lu telah memperlakukannya dengan sangat baik. Dan dia bukanlah orang yang dengan mudah melupakan kebaikan seseorang. Dia juga merindukan Bibi Lu, dia ingin bertemu dengannya, dia juga ingin memakan masakan yang dibuat oleh Bibi Lu, hanya saja dia...

Tidak bisa. Ye Jiaqi benar-benar harus menjelaskan dengan sejelas-jelasnya. Dia adalah orang yang memiliki perasaan. Kemudian, karena dirinya yang terlalu panik dan gelisah, dia langsung meregangkan tangannya untuk mengambil ponsel Qiao Qinian. Tapi, Qiao Qinian memiliki tangan yang panjang. Hanya dengan mengangkat tangannya lebih tinggi, Ye Jiaqi sudah tidak bisa meraihnya. Tapi...

"Qiao Qinian, berikan padaku!" kata Ye Jiaqi yang hampir menangis karena saking paniknya. Dan dia secara tidak berhati-hati naik hingga ke atas paha Qiao Qinian.

Cukup. Ye Jiaqi sama sekali tidak menyadari kalau raut wajah Qiao Qinian kini berubah menjadi masam. Dengan cepat, dia langsung menjulurkan tangannya dan akhirnya berhasil mengambil ponsel Qiao Qinian...